Home / Fiksi Remaja / HOW BAD DO YOU WANT ME? / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of HOW BAD DO YOU WANT ME?: Chapter 11 - Chapter 20

75 Chapters

BAB 10

ARZAN membawa Rosa ke sebuah kafe yang jaraknya cukup d itempuh selama 15 menit berkendara dari sekolah. Menurut puan mawar itu, kafe tersebut tergolong sangat nyaman bagi kaum-kaum muda nan ingin mencari kesegaran dari hiruk-pikuk dunia. Beragam macam-macam bunga di dalam mau pun di luar bangunan, memberikan rasa nyaman lewat aroma wangi bunga-bunga beragam warna itu, kafe tersebut juga mengusung gaya ala trend kekinian. Mengingatㅡmungkinㅡkafe ini menargetkan para kaum milenial ke atas sebagai konsumen utama. Di beberapa sudut kafe, terdapat spot foto yang sudah di sediakan. Kalau Rosa tidak salah hitung, ada sekitar 5 tempat. Percayalah, sudut-sudut itu sangat kapabel sekali untuk di pamerkan pada sosial media. Kafe yang memilih nama 'Paradise' sebagai panggilan juga memiliki sebuah balkon luas sebab mereka hanya memiliki satu lantai. Sementara balkon yang memuat dua meja beserta kursinya mungkin akan menarik minat pembeli untuk datang lagi. Lantaran pemandangan yang di suguhkan sa
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 11

TATKALA berhasil melompat ringan dari motor dan mendarat dengan baik, mencabut kunci dari tempatnya dan bersenandung riang menuju pintu rumah. Arzan masih saja setia memasang wajah sumringah luar biasa seolah-olah telah memenangkan lotre bernilai fantastis yang tidak akan kamu sangka-sangka ada di dunia ini. Senyumnya sungguh-sungguh lebar dan hangat di tambah lagi titik cacat di pipi yang mana membuat lelaki itu semakin terlihat menawan. Setelah sukses lolos dari pintu utama dan melepas sepatunya lalu di taruh pada rak sepatu. Arzan masih seperti itu memasuki rumah dan karena itulah orang-orang rumah mulai mengernyitkan dahi heran. Pemuda tersebut tampak tak sadar akan tatapan demi tatapan bingung dari seisi rumah dan mengucapkan salam seperti biasanya. Di hampirinya sang ibu lalu mencium punggung tangan Susan cukup lama. “Assalamualaikum, Bunda. Maaf aku pulang telat,” ujarnya. Nada suaranya terdengar riang. Tidak seperti yang sudah-sudah, Susan tak yakin anak bungsunya merasa me
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 12

“TERIMA KASIH, silahkan berkunjung lagi nanti, Kak,” ujar sang kasir berhijab putih disertai senyuman ramah. Rosa balas tersenyum seraya mengambil kantong belanjaannya. “Sama-sama, Kak.” Kakinya pun melangkah keluar dari supermarket di dekat komplek perumahan tersebut. Kepalanya menengadah memandangi langit malam. Rosa sering reflek melakukan hal ini karena Jessica. Sahabatnya itu sangat suka memandangi langit malam, katanya, sih, indah. Rosa membenarkan sekali malam ini, khusus malam ini saja sepertinya. Setalah Arzan menurunkannya di depan rumah setengah jam yang lalu dan cowok tersebut sudah mengecil seiring jarak yang mulai membentang antara mereka. Rosa terkejut mendapati mobil Julian berada di pekarangan rumah. Maka dari itu ia berbalik dan menuju supermarket. Rosa belajar dari pengalaman yang kemarin-kemarin, apalagi sejak insiden ia kabur begitu saja seusai pertengkaran dan kelaparan di jalanan. Oleh sebab itu sekarang Rosa sudah mewanti-wanti dengan membeli makanan ringan
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 13

SETIBANYA di rumah sakit, setelah mengendarai motor hitamnya seperti orang kesetanan dengan Rosa di punggung yang sudah dalam keadaan pingsan. Jessica berteriak membabi buta memanggil siapa saja yang bisa cepat menangani Rosa. Beberapa suster mau pun dokter berhamburan keluar, lalu menatap kaget pada anak pemilik rumah sakit tersebut nan datang bersama seorang gadis di gendongan dengan kaki berdarah-darah. Rosa pun dengan cepat di bawa menuju UGD untuk penanganan lebih lanjut, sebab Jessica hanya sempat melilitkan sebuah kain di kedua betis sahabatnya itu untuk menahan pendarahan sebagai bentuk pertolongan pertama. Seusai gadis tersebut menyaksikan tubuh Rosa mulai mengecil dari pandangannya dan hilang dari balik pintu. Jessica serta-merta jatuh terduduk di lantai dengan kepalanya yang tertunduk dalam-dalam. Tubuh gadis berponi tersebut tremor parah karena melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana darah merembes banyak dari kaki sang sahabat. Air matanya mulai turun perlahan-
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 14

ESOKNYA sebelum pagi menjemput dan matahari mulai menyembul menunjukkan presensi gagahnya. Rosa tersentak dari tidurnya. Si gadis di buat memicingkan mata tatkala cahaya lampu mulai menusuk-nusuk irisnya. Sementara kepala pusing bukan kepalang, seperti baru saja ada orang yang memukul kepalamu dengan batu saking berputarnya. Berdenyut-denyut kejam sampai-sampai untuk sekadar mengedarkan pandangan saja tidak cukup mampu, pandangannya goyah tiap kali bergerak. Gadis tersebut berkedip perlahan seraya menatap langit-langit ruangan serba putih nan tinggi di sana. Dalam hati sudah yakin pasti bahwa Jessica yang membawanya ke rumah sakit. Helaan napas kasar keluar dari dua belah bibir Rosa. Di bawah sana, bagian kakinya terasa sakit luar biasa dan kapabel memberikan rasa panas menjalar saat di gerakan. Rosa menyibak lambat selimut yang membungkus tubuh dan serta-merta menatap miris pada kedua kakinya yang sekarang di perban sempurna. Rosa tidak akan lumpuh, 'kan? Atau yang lebih parah, kak
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 15

SIULAN senang lolos dari kedua belah bibir Arzan. Wajah pemuda itu sungguh-sungguh cerah sekali hingga titik cacat di pipinya terlihat semakin menawan kala tersenyum. Sebelum berangkat sekolah, saking tidak fokusnya, Arzan sampai-sampai terjatuh di tangga, lagi. Alasannya masih sama, tak sabar berjumpa dengan Rosa di pagi yang cerah ini. Ah! Gadis itu tidur dengan nyenyak tidak ya? Apa hari ini akan telat lagi? Dan yang terpenting dari yang terpenting, apakah gadis itu juga menikmati waktu mereka bersama kemari ini sama persis seperti dirinya yang juga sangat-sangat menikmati tiap detik kebersamaan mereka tersebut? Entahlah. Semoga saja begitu. Arzan hanya berharap cepat-cepat bertemu dengan Rosa hari ini. Mungkin kalau kata orang, Arzan tengah merindu. Astaga, belum 24 jam saja rindunya sudah sampai antartika begini. Arzan betul-betul di buat gila oleh Nona Mawarnya tersebut. Senyum malu-malu tiba-tiba naik ke permukaan dan Arzan lantas menunduk kecil, punggung tangannya menempel pad
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 16

“JOAN, lo liat si Arzan kagak?” tanya Martin begitu duduk di kursi kantin, tepat berhadapan dengan Joan nan tengah menyantap makan siangnya. Joan mengedikkan bahunya. “Belum sempet ketemu.” Wajah cowok itu berubah masam sembari menimbang-nimbang. "Apa dia mau kabur dari interogasi, ya? Secara abis bikin gempar dunia gitu.” Galen menggebrak meja pelan dan mengangguk setuju bersama ekspresi serius bukan main. “Bener! Sialan, gue baru mau minta traktir, anjir. Orangnya kagak ada.” “Makan mulu lo, babon,” ledek Johnny dengan bibir menukik tajam ke atas. Galen mengedikkan bahunya tak peduli akan hinaan sang kawan lalu beralih pada Dhani yang sibuk mengunyah nasi goreng miliknya. Cowok itupun merangkul Dhani sampai si empunya sedikit terbatuk. "Apaan sih, bangsat! Kesedek gue,” ujar Dhani kesal. Cowok itu terkekeh. “Gue mau nanya, lo ada liat Arzan kagak? Hehe.” Sembari menjauhkan lengan Galen dari pundaknya, Dhani menjawab singkat. “Ada, sih. Tadi pagi.” “Terus-terus?” Kening
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 17

SEJAUH yang pernah Arzan pikirkan selama bertahun-tahun hidup di dunia ini, ia tak pernah berpikir akan mengikuti jejak Alvin. Maksudnya dalam hal mengambil tas di kelas pada jam sekolah, memanjat dinding sekolah dan benar-benar keluar dari area sekolah lewat jalan belakang alias membolos. Arzan tidak pernah berpikir dia akan melakukan tindak kriminal ringan ini, jujur saja. Pemuda tersebut meringis pelan menatap bangunan sekolahnya dari arah luar. Tak menyangka ia betulan membolos akhirnya, ini perdana, lho, bagi Arzan. Mana pernah cowok itu melanggar peraturan.Apalagi mengemban jabatan dan tanggung jawab di sekolah sebagai Ketua OSIS Bina Bangsa yang mana selama masa kampanye berlangsung berkata dengan tegas serta percaya diri bahwa dia akan mengenyahkan berbagai macam bentuk pelanggaran oleh para murid sekolah. Namun sekarang lihatlah, ia sendiri sedang melanggar salah satu peraturan dan Arzan rasa dirinya telah jatuh mutlak ke dalam kubangan dosa dengan kesadaran penuh.Memang ini
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 18

AROMA obat-obatan mulai merambat masuk menuju indera penciuman tatkala tungkai berhasil melewati pintu utama. Aroma nan berhasil menyentak kecil penciuman hingga Arzan di buat pusing sendiri akan hal tersebut lantaran bau yang semakin kuat kian mereka melangkah semakin masuk ke dalam. Arzan jarang sakit apalagi sampai membuat dirinya di rawat di rumah sakit, maka dari itu ia sendiri betulan tidak terbiasa dengan aroma kuat obat-obatan rumah sakit. Tadi sebelum menyusuri lorong rumah sakit, ketiganya memutuskan untuk bertanya kepada bagian resepsionis. Namun mereka sempat terhambat lantaran menurut aturan rumah sakit, mereka tidak boleh sembarangan memberitahu informasi pasien. Sebab keamanan dan data pasien perlu di jaga ketat karena beberapa hal.Akan tetapi memang pada dasarnya memiliki hati nan lemah terhadap hal-hal rupawan nan mengetuk hati, resepsionis perempuan tersebut berhasil di lumpuhkan berkat serangan demi serangan yang Alvin lancarkan ala-ala gombalan yang sering muncul d
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 19

PEMUDA jangkung tersebut meraih selimut dan menariknya guna menutupi tubuh Rosa sampai bagian leher. Tangannya yang bebas lantas menyelipkan anak rambut gadis serupa tupai itu menuju ke belakang daun telinga. Sejenak ia terhenyak, iris Arzan menatap lamat-lamat wajah perempuan nan telah terlelap dan tenang. Kemudian usapan hinggap pada pipi lembut Rosa yang mana terdapat jejak-jejak bekas air mata. Memori baru sontak kembali menyentak kepala. Bagian di mana teriakan penuh histeria keluar dari belah bibir mungil itu bersama surat duka nan tidak tertahankan.Hanya dengan mendengarnya saja sudah begitu menyakitkan. Apalagi bagi Rosa.Entah luka apa yang tertoreh di hatinya sampai ia sebegitu tersakitinya.Jujur saja, datang kemari alih-alih mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, nan justru Arzan dapatkan ialah begitu banyak tanda tanya besar dalam kepala. Sebenarnya apa yang terjadi dalam semalam? Arzan tidak dapat menemukan ujung untuk menguraikannya. Setahu nan benaknya ingat kemarin
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status