Semua Bab HOW BAD DO YOU WANT ME?: Bab 21 - Bab 30

70 Bab

BAB 20

BARANGKALI Arzan pernah punya mimpi buruk yang sangat membekas dalam benaknya. Tinggal untuk waktu yang lama dan susah dilupakan hingga membekas dalam relung hati. Pemuda tersebut ingin memperbaiki namun percuma. Sesuatu yang coba ia perbaiki sudah lama pergi dari kehidupan ini. Tuhan mengambilnya terlalu cepat. Mengambilnya dari Arzan. Mengambil senyum manisnya yang sering terbit dengan tulus. Tawa bahagianya. Sikap lucunya. Perhatian cuma-cumanya. Semuanya. Diambil paksa dari hidupnya dan Arzan pernah merasa kosong. Meski sudah di isi dengan berbagai hal, berbagai macam bentuk, dari hal sepele hingga bagian tersulitnya. Namun tak semudah yang ia pikirkan. Bayangan si gadis berambut panjang tersebut tetap tinggal dalam memorinya. “Arzan!”Cowok yang masih mengenakan seragam dongkernya menoleh tatkala namanya dipanggil riang sekali. Senyum Arzan terbit ketika melihat satu sosok gadis di ujung jalan. Si gadis berlari mendekat dan begitu ia sampai di samping Arzan. Gadis tersebut meng
Baca selengkapnya

BAB 21

SELEPAS Arzan berpamitan pulang beserta Alvin dan Revin sekaligus pukul 5 sore lebih sedikit. Suasana kamar ruang inap 3018 agaknya langsung sunyi begitu hanya tinggal ke empat gadis. Jessica yang menyilangkan kaki di atas sofa malas; wajahnya tidak bersahabat lagi. Jenna yang bersandar pada dinding. Chelsie yang was-was sendiri melihat ke tiga sahabatnya. Dan terakhir, Rosa dengan pikirannya, posisi si gadis duduk bersandar. Di luar sana langit sudah mulai menggelap meski masih tersisa sedikitnya warna biru ketuaan. Kendati demikian pun lampu-lampu di jalanan sudah hidup demi menerangi para pengendara malam. Namun entah bagaimana dalam satu waktu yang sama ke empatnya menghembuskan napas kasar serentak. Hal itupun sukses membuat mereka saling pandang lalu terbahak bersama. Geli sendiri, entah kenapa. Rosa dan Jessica pun saling tatap beberapa detik sebelum Jessica menajamkan mata. Gadis berponi tersebut mengusap kasar tubuhnya. “Alergi gue diliatin siluman tupai kayak lo,” hinany
Baca selengkapnya

BAB 22

TERHITUNG sudah masuk hari ke tiga Rosa di rawat di siniㅡlebih tepatnya 2 hari tiga malam. Kondisi si gadis sudah membaik kian kemari. Lukanya pun tidak sebasah kemarin hingga saat diobati perihnya pun tidak sesakit saat pertama kali ia mengganti perban. Sekarang sudah menunjukkan pukul 5 sore. Sebelumnya Jessica sempat kemari tadi pagi untuk berencana bolos. Ternyata Chelsie juga ikut mampir kemari dan alhasil gadis berponi tersebut diseret paksa ke sekolah. Sementara Jenna tidak bisa datang hari ini karena ada jadwal les. Rosa tidak masalah. Ia sudah terlalu merepotkan mereka tiga hari ini. Tolong jangan katakan hal ini pada Jessica atau mereka akan bertengkar lagi. Jessica paling anti dengan kalimat merepotkan yang keluar dari mulut mereka. Bukan hanya marah, gedung rumah sakit bisa-bisa runtuh. Hiperbolanya, sih, begitu. Lebih kuranglah. Jemari si gadis bergulir di atas layar. Melihat-lihat postingan di akun sosial medianya. Kalau sudah bosan dengan hal itu. Rosa akan membaca no
Baca selengkapnya

BAB 23

PEMUDA berlesung pipit tersebut meletakkan tasnya di atas meja. Masih mengenakan seragam sekolah dan datang dengan wajah yang cukup letih. Namun masih menyempatkan diri datang ke sini serta membawa banyak makanan manis untuk Rosa. Si gadis tentunya merasa terharu, sedikit, ya. Tidak usah banyak-banyak. Arzan tipe anak yang dikasih hati minta jantung soalnya. “Gue ganggu nggak?” tanya Arzan dan meringis dalam hati. Tentunya melihat seorang laki-laki bersama gebetan membuatnya cemburu. Jelas. Mana sampai peluk-pelukan segala lagi dan yang makin membuat iri sampai ke sel-sel darah. Rosa juga tidak menolak sama sekali bahkan membalas juga. “Karena lo bawa makanan ke sini jawabannya enggak,” balas Rosa seraya membuka kantong plastik bawaan Arzan. Si gadis serta-merta bergumam 'woah' melihat beragam makanan manis di dalam sana. Arzan tersenyum kecil dan duduk di sisi ranjang. “Kalau gue nggak bawa makanan berarti ganggu dong?”Rosa kontan mendongak dan mengerjap beberapa kali; tengah be
Baca selengkapnya

BAB 24

"KEMANA?"Rosa menarik lebar sudut bibirnya ke atas kemudian menyibak selimutnya cepat dan berniat turun. Menyadari hal tersebut pun membuat Arzan dengan sigap menggenggam lengan Rosa. Menuntun pelan-pelan si gadis turun dari ranjangnya. Setelah berhasil turun dengan selamatㅡmeski Rosa meringis tatkala memijakkan kaki, gadis tersebut menarik lengannya dari genggaman Arzan. Cowok tersebut baru saja ingin memprotes takut-takut Rosa limbung namun kendati mendengar sebuah protes, ia mendapati Rosa malah melingkarkan tangan pada lengannya. Arzan membeo menatap lengan Rosa yang sudah bertengger manis di sana sedangkan si gadis mendongak menatap wajahnya sebab perbedaan tinggi mereka. Raut wajah si gadis masih tenang dan lembut meskipun tergurat bingung di sana. Tak lama kemudian Rosa terkekeh. "Lo belum pernah digandeng cewek, ya?" tanyanya menggoda, alisnya naik-turun menatap Arzan. Pemuda berdimple tersebut merasakan jantungnya berdetak melewati batas normal. Mengalihkan pandangan dan
Baca selengkapnya

BAB 25

SEMILIR angin malam memang selalu sukses menghantarkan dingin yang menusuk kulit, agak beberapa orang terkadang sampai terserang flu bahkan demam bila sering terpapar udara malam. Malam ini pengecualian. Sesuai niat awal Arzan membawa Rosa yang masih menangis ke taman rumah sakit. Taman tersebut tentu saja sudah sepi sebab gelap sudah merundung tanah yang mereka pijaki. Tadi Arzan sempat berpikir untuk membawa Rosa kembali ke kamarnya namun gadis itu menolak. Sementara Aryan juga memberikan izin bagi mereka untuk jalan-jalan sejenak. Setelah beberapa menit terdiam dengan si gadis yang bergetar kecil sebab menangis, yang bisa Arzan lakukan hanyalah menyampirkan jaketnya di bahu Rosa. Agar perempuan chipmunk tersebut bisa merasa lebih hangat. Telapak tangan besar Arzan pun menepuk-nepuk bahu si gadis. Berharap Rosa bisa lebih tenang lagi. Tiba-tiba Rosa menoleh cepat, matanya memerah berserta hidung, sorot matanya menampakkan rasa bersalah. Gadis itu semerta-merta menatap lamat-lamat
Baca selengkapnya

BAB 26

HARI ini Rosa sudah diperbolehkan pulang sehinggaㅡentah kenapa, malah ketiga sahabatnya yang ribet minta ampun atas kepulangannya. Padahal hanya bayar administrasi yang mana tidak juga, karena, ya, begitulah. Kita sama-sama tahu. Barang bawaannya juga tidak banyak. Mungkin masalahnya pada pakaian mungkin, lebih tepatnya celana. Gadis chipmunk tersebut masih mengenakan seragam pasien. Pertengkaran ketiga sahabatnya di mulai saat Chelsie lebih menyarankan gaun panjang. Jenna dengan pilihan roknya. Sementara Jessica yang ngotot kalau Rosa harus memakai celana longgar saja agar nyaman. Baginya, yang mana saja boleh asalkan cepat pulang. Serius sumpek di sini. Pemandangannya itu-itu saja. Yeah, memang mustahil memindahkan disneyland ke depan jendela rawat inapnya. Namun melihat pohon-pohon serta gedung-gedung tinggi sepanjang mata memandang. Rosa tentunya bosan. Apalagi bau obat-obatan di sini jelas kentara sekali, terkadang Rosa sampai sulit bernapas. "Mending dia pake gaun aja, Jessic
Baca selengkapnya

BAB 27

SETELAH trio kepo tertangkap basah tengah menguping pembicaraan, Rosa pun akhirnya bisa pulang seusai menodong Arzan dengan kalimat :“Pilih rok, gaun atau kulot?” Tiga sahabatnya tersebut memberikan tatapan menuntut, tak mau kalah dan seakan-akan tidak menerima penolakan. Arzan tentunya bingung sekaligus ngeri-ngeri sedap sendiri. Rosa harus menengahi kalau masih ingin Arzan pulang dengan sehat sentosa. Pun berakhir Rosa mengenakan gaun, Arzan sempat bergumam kalau Rosa akan cantik dengan gaun bermotif bunga tersebut. Gumaman itu rupanya sampai ke telinga Chelsie dan si gadis langsung bersorak gembira akan kemenangannya. Sementara Jessica serta Jenna memberikan tatapan permusuhan kepada ketua OSIS Bina Bangsa itu. Arzan meringis. Sementara Chelsie berkata kelewat polos entah memang ingin menggoda. “Asa! Gue restuin kalian. HAHAHA!”Gadis chipmunk tersebut menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Chelsie ini benar-benar ingin mengudarakan peperangan padanya. Sesampainya di luar gedu
Baca selengkapnya

BAB 28

ROSA menatap nanar rumah di depannya. Rumahnya. Rumah. Apa bisa Rosa sebut begitu sementara seisinya seakan menolak presensinya? Terlalu hambar untuk ia katakan demikian. Selalu ada satu gelenyar menyakitkan kala ia menatap rumah di depan mata, maupun dulu atau sekarang. Sama saja. Tidak ada perubahan berarti selain pertumbuhan tubuh dan perkembangan pikiran. Hanya saja membingungkan sekaligus membunuh kewarasannya dalam satu waktu. Ia diminta pergi namun kakinya terantai kuat. Lantas bagaimana ia pergi meski telah diusir tetapi kakinya diikat kuat oleh duri-duri menyakitkan? Si gadis tak pernah tahu jawabannya. Selama bertahun-tahun hidup dengan tenggorokan yang selalu tercekik, ia masih belum menemukan titik akhir. Gadis chipmunk tersebut menoleh ke arah sang adik saat puncak kepalanya dielus lembut. “Kak, tenang. Ada aku, aku udah janji bakalan jagain Kakak.” Lion menyentuh kedua pundak sang kakak dan menatap tepat ke dalam manik rapuh milik Rosa. Ia tersenyum agak pahit, sadar
Baca selengkapnya

BAB 29

MERANGKAK perlahan-lahan, sinar terang mulai membelai separuh dari isi bumi. Matahari memang belum sepenuhnya tegak di atas langit namun cahaya mampu membuat Rosa memicingkan mata. Gadis chipmunk tersebut menoleh ke arah jam dinding, pukul 06:45. Rosa mendesah pelan, rekor sekali ia bangun pukul segini. Mungkin karena semalaman ia menangis tanpa suara di balik selimut lalu terjatuh begitu saja ke dalam dunia mimpi, meski Lion sudah mengetuk pintu kamar beberapa kali untuk makan, Rosa masih betah untuk bungkam. Marie juga ikut membujuknya agar mau keluar atau setidaknya membuka pintu agar ia bisa makan. Tetapi tidak. Rosa enggan membuka pintu. Enggan menatap wajah Marie, enggan dengan semua eksistensi di rumah ini. Juga, ia tak berharap bahwa Julian akan mengetuk pintu kamarnya dan melakukan hal serupa. Mustahil sekali. Mungkin sang kepala keluarga malah menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Rosa pun turun dari tempat tidur dan menyibak tirai jendela dalam sekali hentak. Kemudian tan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status