Home / Young Adult / HOW BAD DO YOU WANT ME? / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of HOW BAD DO YOU WANT ME?: Chapter 21 - Chapter 30

75 Chapters

BAB 20

BARANGKALI dalam malam-malam terpanjangnya, Arzan pernah bermimpi buruk. Sangat-sangat buruk. Membekas bukan main dalam benak serta relung hatinya bahkan ketika ia terjaga dari alam bawah sadarnya. Butuh waktu cukup lama bagi sang pemuda berlesung pipi untuk mengenyahkannya. Di mana di sana, ia berusaha keras ingin memperbaiki, membetulkan dan setidaknya mengikis sedikit rasa bersalah di dada, namun semua keringat dan darah yang keluar berakhir dengan sia-sia. Sesuatu nan ia usahakan dan coba perbaiki telah terlalu lama pergi dari kehidupan ini. Eksistensinya telah cukup lama memudar dari peradaban manusia. Lantaran hari itu, Tuhan menjemputnya.Tuhan membawanya pulang tanpa bisa di cegah.Tuhan mengambilnya tanpa perpisahan yang layak. Tuhan mengambilnya dari Arzan. Mengambil senyuman manis nan sering kali terbit dengan sarat tulus luar biasa. Mengambil tawa bahagianya nan selalu indah mengetuk gendang telinga. Mengambil tindak-tanduk lucu nan menggemaskannya yang selama ini telah h
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 21

TEPAT pada pukul sore lebih sedikit, selepas Arzan berpamitan pulang bersama Alvin dan Revin sekaligus. Suasana nan mengitari kamar ruang inap 3018 rasa-rasanya langsung berubah sunyi begitu hanya tinggal ada empat gadis tersebut. Di sofa sana, Jessica tengah menyilangkan kakinya dengan wajah di tekuk; auranya juga semakin tidak bersahabat dengan sorot mata tanpa minat itu. Sementara itu gadis kucing, Jenna, sedang menyandarkan dirinya senyaman mungkin di dinding seraya melipat tangan. Pada sisi yang lainnya, Chelsie mau tak mau mulai merasa was-was sendiri saat memperhatikan ketiga sahabatnya ini. Takut-takut terjadi perdebatan nan tidak di inginkan. Terakhir, masih berada di atas ranjang pasiennya, Rosa sibuk sekali dengan isi pikirannya sendiri sembari bertukar posisi menjadi bersandar pada kepala ranjang. Di luar jendela sana, angkasa perlahan-lahan mulai berubah. Warna jingga masih kentara pekatnya namun akibat mendung, warna hangat itu tidak bertahan lama dan lambat laun di gant
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 22

JIKA ingin menghitung, sudah lebih dari dua hari Rosa di rawat di rumah sakitㅡyah, lebih tepatnya tiga hari dua malam. Lewat pemeriksaan terakhir, kondisi gadis tupai tersebut telah mulai membaik kian kemari, tentu saja berkat penanganan dokter dan suster yang kompeten. Lukanya pun sudah mulai mengering di bandingkan kemarin hingga saat mengganti perban dan di obati, rasa pering nan membuat pening kepala itu pun tidak sesakit ketika pertama kali ia menukar perban. Yang ini jelas merupakan pertanda baik. Jam di dinding sekarang sudah menunjukkan pukul lima sore. Kamarnya kosong, tidak ada tiga gadis nan berisik itu. Sebelumnya, beberapa jam lalu, Jessica sempat mampir kemari tadi pagi sekaligus ingin melakukan niat busuknya untuk membolos sekolah. Namun sialnya, Chelsie juga ikut mampir kemari dan alhasil gadis berponi tersebut di seret paksa ke sekolah. Sementara yang satunya lagi, Jenna tidak dapat mampir hari ini lantaran ada jadwal bertemu dengan guru lukisnya dan jadwal les sepulan
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 23

PEMUDA dengan lesung pipi tersebut berderap mendekati meja dan meletakkan tas punggungnya di atas sana. Sang empu masih mengenakan seragam sekolah dan datang kemari bersama raut wajah nan terlihat cukup kelelahan. Kendati demikian ia masih menyempatkan diri untuk datang mampir ke sini sekaligus membawa banyak ragam makanan manis untuk Rosa. Nona Mawarnya. Walau ekspresinya tidak ramah dan justru terkesan pahit, tidak mau munafik, gadis tersebut merasa terharu, jelas saja. Akan tetapi cuma sedikit, ya. Hanya sedikit saja, sebagai bentuk apresiasi. Tidak usah banyak-banyak juga soalnya Arzan merupakan tipe anak yang di kasih hati malah minta jantung.Jadi, cukup sekadarnya saja sebagai formalitas. “Gue ganggu nggak?” tanya Arzan dan meringis dalam hati bersama senyuman tipis terpatri pada wajah. Tentu, diam-diam tatkala tadi dia membuka pintu kamar dan menjumpai seorang laki-laki asing tengah berdua bersama sang pujaan hati. Mana mungkin Arzan tidak merasa cemburu. Sudah pasti ia sang
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 24

"KEMANA?"Gadis tupai itu tidak langsung menjawab pertanyaan nan di layangkan, ia justru menarik dua sudut bibirnya selebar mungkin ke atas, kemudian menyibak selimutnya cepat dan berniat untuk segera turun dari atas ranjang. Menyadari hal tersebut pun membuat Arzan dengan sigap langsung berdiri, mendekatkan diri sembari menjadikan lengannya penyangga bagi Rosa agar dapat turun dengan senyaman mungkin. Ia menuntun pelan-pelan gadis mawarnya ini untuk turun dari ranjang, ketika berhasil turun dan mendarat dengan baikㅡmeski tentu saja Rosa mengeluarkan ringisan tatkala memijakkan kaki, ia secara spontan menarik lengannya dari genggaman Arzan akibat rasa nyeri pada sepasang kaki. Pemuda berlesung pipi itu ingin melesatkan protes lantaran takut-takut Rosa limbung lalu berujung jatuh. Namun belum sempat selesai dengan isi kepalanya, ia justru mendapati Rosa malah melingkarkan tangan pada lengannya. Sorot mata bingung langsung berpendar lurus kepada Rosa. Arzan membeo sendiri menatap leng
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 25

SEMILIR angin malam memang selalu berhasil dalam menghantarkan dingin nan mampu menusuk kulit bahkan sampai masuk menyapu tulang. Karena itu terkadang beberapa orang sampai-sampai terserang flu, sakit kepala, meriang dan juga demam apabila terlalu terpapar udara malam untuk waktu yang lama. Namun pengecualian untuk malam ini. Sesuai rencana awal mereka, Arzan membawa gadis serupa tupai tersebut menuju taman rumah sakit. Sisa-sisa tangis masih merundung perasaan emosional Rosa dalam sepanjang perjalanan mereka. Omong-omong, taman luas dengan beragam jenis bunga serta tumbuhan liar, pengunjungnya sudah tidak seramai sore tadi tatkala Arzan baru saja datang.Yah, tentu saja akibat langit nan telah menggelap sempurna di atas tanah yang sedang mereka pijak ini. Pun sesungguhnya tadi Arzan sempat berpikir guna membawa Rosa untuk segera kembali menuju kamarnya akan tetapi gadis tupai itu menolak dengan gelengan kuat namun tegas. Sementara dokter memberikan izin, Arzan tidak dapat berbuat apa
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 26

USAI mendapatkan pemeriksaan akhir dengan hasil memuaskan, pihak rumah sakit akhirnya memberikan izin bagi Rosa untuk pulang. Luka-luka gadis tersebut tidak lagi mengkhawatirkan untuk kembali melakukan aktivitas harian. Kabar baik tersebut jelas-jelas Rosa sambut dengan sangat baik, termasuk dengan tiga sahabatnya. Akan tetapi ada satu masalah. Memang tidak cukup bisa hingga perlu di khawatirkan. Hanya saja anak-anak itu mulai berisik sewaktu memilihkan pakaian yang cocok bagi Rosa untuk pulang. Benar, pakaiaan adalah masalah besar bagi tiga anak perempuan itu. Mereka telah ribut-ribut sendiri atas keteguhan pendapat mereka masing-masing. Betul-betul tidak ada yang mau mengalah. Gadis serupa tupai tersebut kini masih mengenakan seragam pasien. Lima belas menit lalu, pertengkaran ketiga perempuan itu di mulai tatkala Chelsie menyarankan gaun panjang nan kemudian langsung di sanggah Jenna dengan pilihan roknya. Sementara di sisi lain Jessica juga bersikeras jikalau Rosa harus memakai c
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 27

SETELAH tiga manusia nan mendadak menjabat sebagai wali pasien tersebut tertangkap basah sedang menguping pembicaraan. Mereka akhirnya bisa pulang usai menyelesaikan perdebatan panjang mengenai pakaian apa yang harus Rosa kenakan hari ini. Itu juga hasil dari menodong Arzan dengan kalimat : “Pilih rok, gaun atau kulot?” Tiga perempuan itu tidak ada sungkan sedikit pun ketika melemparkan tatapan tajam nan sangat menuntut, tidak mau kalah dan seakan-akan tidak menerima berbagai macam bentuk penolakan atas opsi mereka masing-masing. Yang tentunya juga membuat Arzan bingung sekaligus merasakan teror dari bagaimana cara mereka manatapnya dengan begitu lamat. Oleh karena itu kalau-kalau masih berniat pulang hari ini juga maka Rosa harus segera menengahi, terlebih-lebih lagi nyawa Arzan sedang terancam sekarang. Namun pada ujung cerita, Arzan tanpa sadar dan sangat-sangat tidak sengaja bergumam bahwasanya Rosa akan cantik menggunakan gaun floral dengan corak biru, nan mana gumaman itu rupa-
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 28

BERHENTI memperpanjang langkah, iris kecokelatan Rosa memandang nanar bangunan di hadapannya yang ia biasa di sebut rumah ini. Iya, rumah. Rumahnya. Ah, ini terdengar semakin lucu saja. Rumah, ya? Apakah bisa Rosa sebut demikian sementara seisi rumah itu seakan menolak kehadirannya? Bahkan bangunan itu tidak pernah terasa hangat sampai-sampai ia ingin pulang ke sana kala merasa lelah. Terasa hambar dan dingin untuk selama ini dia rasakan sendiri. Gelenyar menyakitkan nan sangat-sangat mengganjal ketika memandangi rumah di depan matanya ini selalu berhasil membuat Rosa merasa kalau-kalau dia bukanlah apa-apa di dunia yang luas ini. Baik dulu atau sekarang. Sama saja. Tidak ada perubahan berarti selain pertumbuhan tubuh dan perkembangan pikiran. Hanya saja semakin lama di jalani justru di buat bingung sekaligus kapabel sekali dalam membunuh kewarasannya dalam satu waktu yang sama. Rosa seolah-seolah selalu di minta pergi namun kakinya justru makin di rantai begitu kuat. Lantas bagaimana
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 29

KICAUAN burung terdengar jauh lebih berisik. Angkasan biru telah kembali memberikan singgasananya kepada sang mentari nan perlahan-lahan merangkak, inginkan tahtanya. Sinarnya dengan menantang mulai membelai separuh isi bumi. Matahari memang belum secara sempurna berdiri tegak dengan pongah pada puncak dunia tersebut, namun cahayanya mampu membuat Rosa mengernyitkan dahi bersama mata terpicing kuat. Gadis mawar tersebut mengatur penglihatannya sejenak sebelum menoleh menuju arah jam dinding. Di sana terpampang jelas pukul 06:45 WIB. Perempuan tersebut serta-merta mendesah pelan, ia bangun kesiangan. Barangkali efek dari agenda menangis semalaman nan sebisa mungkin tanpa suara dari balik selimut dan tidak lama setelahnya jatuh begitu saja, masuk ke dalam dunia mimpi dengan kesunyian nan menemani. Meski semalam Lion mampir mengetuk pintu kamar untuk waktu yang lama, meminta ia keluar untuk makan, Rosa memilih untuk mengabaikannya. Ia tetap setia bungkam dan betah dengan kekosongan kamarn
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more
PREV
1234568
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status