Begitu sampai di halaman rumah, Ibu segera menatap Mas Dewangga dengan tatapan dingin yang sulit ditebak."Dewangga, Ibu mau bicara dengan Zoya," ujar Ibu tegas, membuat Mas Dewangga tidak punya pilihan selain menurut.Sejenak Mas Dewangga tampak ragu, tetapi akhirnya dia mengangguk dan berpamitan padaku. "Aku masuk dulu, ya, Zoya," ucapnya sebelum berlalu, meninggalkanku sendirian dengan Ibu.Begitu Mas Dewangga masuk, Ibu berbalik menghadapku, wajahnya serius dan penuh amarah yang tersimpan."Kamu lihat sendiri, kan, Zoya? Dia hanya membawa kamu ke dalam masalah!" Suara Ibu terdengar tajam, menusuk telinga dan hatiku. "Kamu harus sadar! Tinggalkan Dewangga sebelum terlambat. Kamu masih bisa hidup tenang tanpa dia."Aku memejamkan mata, menahan diri untuk tidak terpancing."Bu, sudah cukup. Aku sudah bilang, aku tidak akan menceraikan Mas Dewangga," jawabku dengan nada tenang meski hatiku bergejolak. "Mas Dewangga bukan orang seperti itu."Wajah Ibu semakin merah, matanya membara pe
Baca selengkapnya