Share

Desakan Ayah Mas Dewangga

"Kami sedang ronda. Sudah dua malam ini ada kasus pencurian," ujar Pak Mamat, suaranya sedikit diturunkan seperti berbicara soal sesuatu yang sangat serius.

Aku membelalakkan mata, tak menyangka ada kabar seperti itu di lingkungan kami.

"Ya ampun, saya turut prihatin mendengarnya. Kalau boleh tahu, rumah siapa yang kena musibah?" tanya Mas Dewangga dengan raut prihatin yang tulus.

Pak Mamat menarik napas dalam, lalu menjawab, "Rumah Pak Hasan dan rumahnya Pak Dimas. Dua-duanya kehilangan uang jutaan rupiah."

"Kasihan mereka. Capek-capek kerja, eh, uangnya diambil orang," sahut Pak Ardi yang berdiri di sebelah Pak Mamat sambil ikut menggeleng.

Aku hanya mengangguk, tak ingin ikut berbicara. Di dalam hati, perasaanku terasa campur aduk.

Entah mengapa aku bisa merasakan tatapan Pak Mamat dan Pak Ardi yang kadang melirik ke arahku, seakan-akan menimbang-nimbang sesuatu.

Aku tahu betul bahwa gosip miring tentangku masih segar di telinga mereka. Meski mereka tidak menanyakan langsung, ra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status