"Abiyan ingin punya adik lima!" seru Abiyan dengan penuh semangat sembari mengangkat tangan mungilnya sambil memamerkan lima jarinya. Tatapan polosnya membuatku terkekeh kecil meski merasa tak habis pikir.Aku mengusap wajah, mencoba menahan tawa. "Lima? Aduh, Abiyan. Satu saja sudah repot, apalagi lima." Aku melirik Mas Dewangga, berharap dia menanggapi. Namun, suamiku malah tertawa lepas sambil mengacak-acak rambut Abiyan."Hebat, Abiyan! Papa setuju, asal Mama kuat, ya," godanya. Aku melotot, pura-pura kesal, tetapi dalam hati ikut tertawa melihat kebahagiaan di wajah mereka berdua.Setelahnya, kami berbincang ringan di taman hingga matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Langit berubah oranye keemasan, tanda hari menjelang senja. Aku pun mengajak mereka masuk ke dalam mansion."Abiyan, cepat mandi, ya. Mama punya sesuatu untuk Abiyan," ujarku sambil menyuruhnya ke kamar mandi. Anakku langsung melonjak gembira dan berlari masuk ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian, dia keluar
Last Updated : 2024-11-22 Read more