Ketika hari semakin larut, suasana di rumah Pak Barno semakin tenang namun hangat dengan obrolan yang berlangsung. Bima, yang telah berdiri siap untuk berpamitan, merasa harus segera kembali ke hotel mengingat kondisi jalan yang sangat sulit di lalui. "Terima kasih atas minumannya. Kami harus segera kembali ke hotel," ucap Bima dengan nada datar seperti biasanya. Pak Barno, yang masih berdiri di depan pintu, menawarkan lagi dengan harapan, "Loh, kenapa harus buru-buru. Pak Bima makan malam dulu." Bima, dengan tatapan yang teguh, menolak tawaran tersebut, "Kami harus kembali ke hotel. Istri saya harus istirahat," katanya sambil memegang tangan Sandara, menunjukkan kepadanya bahwa ia siap untuk mendukung keputusannya. Sandara memberikan senyum kecil sebagai tanda terima kasih kepada Bima. Pak Barno, yang tersenyum canggung, akhirnya mengerti dan tidak ingin memaksa lebih lanjut. "Baiklah, terima kasih sudah berkenan mampir," katanya dengan nada yang menghormati keputusan mereka. Bi
Read more