Share

Bab 88

"Sudah sana cepat mandi. Dari kemarin kamu nggak mandi," ucap Bima yang duduk di tepi tempat tidur.

Mengingat kemarin keadaan Sandara yang memprihatinkan akibat terkena racun dari tumbuhan liar.

Sandara mencibir dengan bibir yang mengerucut saat Bima menyibakkan selimutnya. "Apa sih, Om? Bentar lagi kenapa?" ucapnya dengan nada yang sedikit kesal.

Bima hanya memandangnya dengan tatapan yang ambigu. "Apa kamu mau aku yang mandikan kamu?" tantangnya sambil tersenyum nakal.

Wajah Sandara memerah, matanya agak terbelalak. "Eh, apaan sih. Gue bisa mandi sendiri tau," jawabnya sambil tergopoh-gopoh bangun dari tempat tidurnya.

Kenakalan Bima belum berhenti. "Kenapa? Kita kan belum pernah coba mandi bersama," lanjutnya semakin menggoda.

Sandara semakin malu, pipinya merona merah. Dengan langkah cepat, dia melompat dari tempat tidur sambil berusaha mengabaikan godaan Bima yang terus bergema di kepalanya.

Bima tersenyum nakal saat melihat ekspresi malu yang terlukis jelas di waj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status