"Mau tau, apa mau tau banget?" Sandara menggodai dengan nada penuh misteri, menyebabkan Alin mengerutkan bibir tidak sabar. "Buruan dong, ceritanya!" ucap Alin, seraya menahan gugup yang semakin menjadi. Sandara tertawa ringan, matanya berkilau penuh kenakalan. "Tenang, nanti juga tahu. Ini kan urusan orang dewasa," katanya dengan nada menjengkelkan. Alin tidak dapat menahan rasa frustrasinya, ia menepuk lengan Sandara agak keras, "Ahh, jadi sekarang lo gini? Gue nggak mau lagi temenan sama lo!" ucapnya, bibir bawahnya menggembung penuh kecewa. Namun, tawa Sandara semakin lepas, dia merangkul bahu Alin dan berbisik dengan lembut. "Sabar, dengarkan ini." Alin membelalakkan matanya, terkejut, langsung menutup mulutnya dengan tangan. "Lo serius?" katanya, suaranya tercekat, sambil menunjuk ke arah Sandara yang masih tersenyum misterius. Saat Alin hendak bertanya lagi, matanya sekali lagi membulat terkejut. Sandara mendorongnya pelan, menunjuk ke arah pintu kafe dimana Bima baru saj
Read more