Share

Bab 52

"Apa mungkin ayah lo bereran sakit, Dar?" tanya Alin ketika ibu tiri Sandara melenggang keluar dari kafe. Kening Sandara mengerut, raut wajahnya bercampur bingung dan kekhawatiran.

"Belum ada kabar sama sekali, Alin," gumamnya, sambil melirik tempat ibu tirinya barusan berdiri.

Alin merangkul bahu Sandara, memberikan semangat. "Coba telpon ayah lo, siapa tahu memang dia butuh bantuan."

Sandara mengangguk, menarik nafas panjang, lalu merogoh tasnya mencari ponsel. Jarinya gemetar saat menekan tombol panggilan yang tak kunjung tersambung. "Ponselnya nggak aktif, Alin," katanya sambil menahan desah, matahari sore di luar kafe seakan turut berduka dengan berita tersebut.

Sandara menggigit bibirnya, mencoba menahan kecemasannya. Kedua tangannya bergetar sedikit saat memasukkan kembali ponsel ke dalam tasnya. Alin memperhatikan temannya itu dengan rasa khawatir yang mendalam.

"Coba cek ke rumahnya, Dar. Mungkin ada yang bisa kita temukan," saran Alin dengan nada yang mencoba menenangka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status