Sandara terbangun dari tidurnya, merasakan sebuah sensasi yang begitu familiar dan menghangatkan. Dengan mata masih terpejam, ia menarik napas dalam-dalam, menghirup aroma maskulin yang sudah sangat ia kenal. Aroma itu membawa seribu kenangan, yang langsung membangkitkan serangkaian emosi di hatinya.Perlahan, ia membuka matanya, masih sedikit buram oleh sisa kantuk yang melekat. Di depannya, terpampang wajah Bima, pria yang pernah sangat dekat di hatinya. Wajah itu tersenyum manis, seolah-olah tidak ada ruang atau waktu yang pernah memisahkan mereka. Namun, senyum itu cepat berubah menjadi ekspresi kejutan saat Sandara tampak terkejut.Sandara menggumam tak percaya, "Gue mimpi atau apa?" suaranya bergetar, seraya menelan ludah dengan susah payah. Bima, dengan gerak cepat dan pasti, menarik Sandara ke dalam pelukannya yang hangat dan kuat. Pada momen itu, semua keraguan dan keheranan yang mungkin ada, seakan luluh oleh kehangatan dan keakraban yang mereka bagikan.Dalam pelukan itu, S
Baca selengkapnya