Bu Laras menatap kesal pada putranya, suaranya memecah keheningan ruangan itu, "Kemana saja kamu, Bima? Istri sakit, tapi kamu malah meninggalkannya sendiri.Kamu lebih mementingkan pekerjaan!" Ucapnya, amarah bersemburat di wajahnya. Bima diam dengan wajah tanpa ekspresinya. Dia hanya mampu duduk di sofa, tanpa menjawab sepatah katapun. Ibunya itu menghela nafas kasar, rasa kesal terhadap sikap dingin putranya begitu nyata. Dari hospital bed-nya, suara lembut Sandara terdengar, "Om Bima nggak salah, Ma. Tadi aku hanya terharu melihat ketulusan mama. Aku bersyukur memiliki mama seperti dirimu." Sandara, dengan mata berkaca-kaca, menatap Bu Laras dengan penuh rasa terima kasih. Dara, yang tumbuh tanpa belaian kasih seorang ibu, menemukan hiburan dalam kelembutan dan ketulusan Bu Laras. Kehadirannya di dalam kehidupannya benar-benar memberi warna pada dunia yang sempat kelam.Setelah kedatangan Bima, Bu Laras memutuskan untuk segera pulang. Maksud hati memberikan ruang pada Bima dan S
Baca selengkapnya