Bab 74Nisrina tergugu. Ia mengabaikan laki-laki yang sedang memohon di sampingnya itu. Pikirannya bercabang, hatinya menjerit. Perempuan yang sedang hamil muda itu tak tahu harus bagaimana mengambil sikap."Rin, kalau memang kamu butuh waktu untuk memaafkan, aku akan berikan. Tapi kamu jangan pergi jauh. Aku ingin menebus semua kesalahanku padamu," rayu Abi lagi.Nisrina terdiam. Pikirannya kembali dipaksa untuk menimbang keputusan yang harus diambil saat itu."Rin, aku akan berjanji padamu. Sungguh aku menyesali semuanya. Yang terjadi malam itu sungguh diluar kendaliku. Aku tak tahu ada apa dengan badanku. Tiba-tiba badanku rasanya panas, dan ... Dan ... Rasa itu ... Rasa itu datang begitu saja. Aku tak dapat menahannya."Mendengar apa yang diucapkan oleh Abisatya itu, Nisrina makin tergugu. Bayang-bayang kelam kembali hadir di pelupuk matanya yang sudah basah."Sungguh, Rin. Aku minta maaf. Tak ada sedikitpun niat dalam hatiku untuk menyakitimu," ujar Abi dengan pandangan tak lepas
Last Updated : 2024-09-08 Read more