“Sebenarnya sudah mati belum, sih?”“Meski belum mati, hidupnya juga nggak lama lagi. Dengar-dengar saat Rayden diantar ke rumah sakit, tubuhnya gemetar parah, bagai ketakutan karena melihat hantu saja. Aku curiga dia itu kerasukan.”“Kalau begitu, setelah dia mati, dia juga nggak usah dikubur di makam leluhur. Nggak bagus untuk keberuntungan Keluarga Pangestu!”“Ingin masuk ke makam leluhur? Apa dia pantas? Dia hanyalah anak yang nggak punya mama! Setelah dia mati, dia hanya pantas untuk masuk neraka saja!”“Mungkin ini yang dinamakan dosa ayah dibayar oleh anaknya. Ternyata Tuhan juga nggak tahan melihat betapa jahatnya papanya. Sekarang sudah saatnya anaknya menebus semua kejahatan yang diperbuat ayahnya! Rasain dia sakit parah! Rasakan! Tunggu saja, anak itu pasti akan selalu disiksa dengan penyakitnya! Dia akan mati kesakitan! Ahh ….”Satu detik sebelumnya, Sonia baru saja ingin mengutuk Rayden. Satu detik kemudian, rambutnya langsung dijambak, lalu ditarik jatuh ke lantai!Saat S
Terakhir Diperbarui : 2024-09-18 Baca selengkapnya