“Sungguh aku tadi melihat Sam menggerakkan jemarinya, Ed.” kusampaikan itu pada Ed yang menjemputku di rumah sakit.“Iya, biar dokter yang memeriksanya, Sayang.” Ed terlihat tegang mungkin karena tidak sabar menunggu kabar dari dokter yang saat ini sedang memeriksa Sam di dalam.Kuusap dadanya dan tersenyum padanya, “Jangan cemas, Ed. Yakin saja Sam akan baik-baik saja. Dia pria baik, semoga selalu dilindungi Allah.”“Amin,” tukasnya mencoba mengulas senyum.“Setidaknya kau tidak terlalu sibuk lagi mengurus semua sendirian. Sam yang selama ini kau andalkan bisa membatumu lagi.”Ed tersenyum kecil menanggapi ucapanku. “Sembuh pun tidak langsung kerja, Mila. Masa pemulihannya juga butuh waktu.”“Ahaha, kau benar,” tawaku menampakkan kelegaan.Ketika dokter itu keluar dengan beberapa asistennya, tampak raut kecewa di wajahnya. Menghampiri kami dengan menggelengkan kepala.“Bagaimana?” tanyaku penasaran.“Mungkin tadi hanya sekedar reflek tidak berarti. Kami sudah memeriksa ulang dan kon
Baca selengkapnya