Pintu kubuka dengan mendesak, membuat semua yang ada di dalam seketika menoleh ke arahku bersamaan.“Di mana Ed?” tukasku membuat mereka terheran.“Tuan Edward di rumah, Nyonya.” Lina menyampaikan.“Tidak aku tadi melihatnya, di mana dia?” tanyaku masuh begitu percaya diri, bahkan sampai membuka pintu kamar mandi barang kali saja Ed di dalam sana. “Nyonya, Meida memanggilmu.” Nur menyentuhku dan seketika aku disadarkan. Harapan bahwa suamiku sudah datang, terbanting begitu saja. Kakiku seketika melemas menyadari kenyataan Ed tidak ada di antara kami. Hanya saja rengekan Meida yang memanggilku, membuatku harus kembali tegar. Kupaksakan tetap berjalan menghampiri putri kecilku sembari menyembunyikan perasaan yang meradang.“Iya, cantiknya, Mama. Meida istirahat ya, Nak. Sudah malam.” hiburku mengelus kepalanya.Dokter dan perawat sudah menyelesaikan tugasnya. Setelah berpesan sesuatu pada Nur, mereka keluar.“Papa besok datang ya, Ma?” tanyanya lagi dengan suara parau. Habis kar
Baca selengkapnya