“Kenapa, Ed?” tanyaku saat dia kembali lagi ke ke dalam kamar dengan raut wajah yang kecewa.“Maaf, Mila. Om Danio memintaku datang. Ada hal penting katanya,”Akhir-akhir ini Ed memang sibuk dengan banyak hal. Pasti ada sesuatu yang mendesak sampai harus memintanya mendadak begitu.“Iya, hati-hati, Ed,” kataku sembari mengulurkan kedua tangan untuk memeluknya.Namun, kedua tanganku hanya melayang di udara karena sepertinya Ed tidak paham. Dia langsung melangkah pergi untuk membuka pintu.Ketika tangannya siap memutar knop pintu, baru dia menyadari sesuatu. Ed membalikan tubuh dan merasa bersalah menatapku mengulurkan tangan kosong yang tak bersambut. Sembari tersenyum kecil, Ed kembali melangkah padaku.“Astaga, aku pelupa sekali. Maaf, ya?” ujarnya memeluk dan mencium puncak kepalaku.Tadinya sudah mau kesal dan berpikir aneh-aneh lagi, namun melihatnya meminta maaf dan memelukku, sudah kembali menerbitkan senyumku padanya.“Iya, tidak apa. Besok kita periksakan benturan di kepal
Read more