Semua Bab Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta : Bab 81 - Bab 90

136 Bab

81. Tidur Sekamar?

"Jam segini baru pulang?"Langkah Citra di depan pintu yang menghubungkan garasi dengan ruang tengah tercekat. Gadis itu menoleh kaku ke arah sumber suara. Dilihatnya Atala berdiri tak jauh darinya sambil bersidekap dada.Gadis itu lalu meringis."Katanya nggak akan pulang terlalu malam, ini udah jam sebelas loh.""Kan baru jam sebelas."Raut wajah Atala berubah mendengarnya. Dia pun mengangguk-angguk. "Oh jadi menurut lo jam sebelas itu belum terlalu malam?""Lo juga biasanya gitu kan? Lewat dari jam dua belas malam malah."Atala mengernyit heran. "Tadi kan katanya nggak akan pulang malam, sekarang gue protes lo malah cari pembelaan. Gimana, sih?""Ya udah sih, maaf. Kan sekarang gue udah di rumah.""Ya udah cepat masuk sana. Cuci kaki dan tangan, tidur."Citra tersenyum samar. "Iya.""Ngapain senyum-senyum gitu?" Atala memandangnya tak suka. "Jangan GR, gue cuman mau lo nepatin janji. Makanya besok-besok kalau nggak bisa pulang awal, jangan sok-sokan janji." Lelaki itu berjalan melen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

82. Tidur Sekamar? (2)

Sambil tangannya membelai, Atala tersenyum miring memperhatikan wajah dan sekujur tubuh mungil Citra. Atala menyadari dia benar-benar tidak bisa jauh dari Citra. Dan dia benci mengingat Citra yang menghabiskan waktu dengan pacarnya. Dia tak suka melihat Citra bersama lelaki lain selain dirinya. Dan dia ingin menegaskan kalau Citra adalah miliknya. Citra kini hanya diam menunduk diperlakukan oleh Atala demikian. Maka, dia pun mencekal pergelangan tangan Citra erat-erat dan mendorong tubuh gadis itu sampai menempel di tembok kamarnya, dengan gerakan cepat.Saking cepatnya gerakan itu, Citra sampai tak bisa menahan diri. Tahu-tahu dia sudah bersandar di tembok. Mereka kini saling tatap. Citra rasanya ngin menangis saat Atala mengurung tubuhnya dengan kedua lengan lelaki itu dan menatapnya lekat-lekat. "Gue mohon jangan bersikap kayak gini," bisik Citra masih dengan posisi yang sama. "Gue tahu lo orangnya suka bercandaan, gue tahu lo suka iseng, dan gue harap kali ini lo cuman iseng.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

83. Pengungkapan Perasaan yang Tersirat

Atala lalu memegangi kedua bahu Citra dan menatap gadis itu. Memaksa gadis itu berjalan ke arah tempat tidurnya. Citra mengeraskan diri, tapi tenaga Atala juga cukup kuat hingga kaki gadis itu mau tidak mau ikut terseret ke arah kasur. Mereka kini berhadap-hadapan sambil Atala terus memegangi tubuh Citra."Gue nggak suka liat lo sama Dimas. Gue mau kasih tahu dia kalau lo udah milik gue sekarang. Gue suami lo, su-a-mi. Paham? Jadi perawan lo buat siapa kalau bukan buat suami?" Atala terus mendorong tubuh Citra untuk berjalan. Dan Citra berusaha menahan tubuhnya. "Atala gue mohon jangan. Kita nanti bakal cerai kan? Gue nggak mau--""Kita nggak akan cerai kalau lo nggak mau.""Gue nggak mau cerai dalam keadaan udah nggak ...." Citra terdiam, takut untuk mengatakannya."Kita nggak akan cerai.""Gue nggak mau, La, lepas!" Citra mendorong Atala sekuat tenaganya sampai akhirnya pegangan Atala di tubuhnya terlepas dan tubuh Atala terdorong selangkah ke belakang.Atala bisa melihat wajah Citr
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

84. Udah Sayang?

Gue sayang sama loGue sayang sama loGue sayang sama loKalimat itu terus terngiang-ngiang di telinga Citra, bertalu-talu di kepalanya, sejak dia berhasil keluar dari kamar itu dan sampai saat ini. Atala bilang dia hanya bercanda, tapi kenapa Citra merasa Atala sungguh-sungguh saat mengucapkan kalimat itu?"Gini aja. Lo harus jelasin ke gue kenapa lo kasih gue perhatian segitunya? Dan gue nggak mau denger alasan 'karena amanah Papa' gue mau alasan lain dan gue yakin lo punya alasan lain. Kalau enggak mau jelasin, gue bakal cium lo!""Kenapa lo nggak mau kasih perawan lo buat gue?"" .... Kita udah sepasang suami-istri, Cit. Dan gue mau lo nemenin gue malam ini." " .... kali ini gue ingin kasih lo kenikmatan yang nggak pernah lo rasain sebelumnya. Sebagai bentuk kasih sayang gue buat lo."Citra bergidik ngeri mengingatnya kalimat-kalimat itu. "Dasar mesum!" decak gadis itu sebal.Lalu ucapan Atala yang lain ikut terlintas." .... Lo udah sayang kan sama gue? Tolong jelasin kenapa lo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya

85. Nugget dan Anak TK

Sejak insiden di kamar Atala malam itu, Citra jadi menjaga jarak dari lelaki itu. Perkataan Atala yang berbau mesum menghantuinya, terus bertalu-talu di kepalanya, membuatnya takut untuk mendekati lelaki itu. Selain itu, dia juga tidak ingin membuat lelaki itu jadi kege-eran dan salah paham dengan sikapnya.Namun, pagi itu tanpa sengaja mereka sarapan bersama, karena ketika Citra sedang menikmati bubur buatan Syifa, ART-nya, lelaki itu pun datang, duduk di hadapannya, ikut sarapan bersamanya.Citra tak memedulikan lelaki itu dan sibuk dengan aktivitasnya saja sambil mendengarkan lelaki itu bicara dan bergurau dengan Bi Rahma seperti biasa."Kalau aku bawa bekal di kampus boleh nggak ya, Bi?" tanyanya di sela aktivitas makannya."Ya, boleh. Malah bagus, lebih hemat dan lebih sehat," jawab Bi Rahma berdiri menghadap wajan di kitchen set, menggoreng nugget dan ayam. "Asal Tuan ndak malu saja."Atala menoleh ke arah Bi Rahma sekilas. "Enggak kok, Bi. Aku nggak malu. Aku mau, dong, Bi. Bant
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya

86. Menjenguk Eyang Putri

Citra pun ikut khawatir. Wajah gadis itu berubah tegang. "Eyang Putri kenapa, Kak?""Eyang Putri nggak sadarkan diri karena jatuh di kamar mandi. Sekarang mau dibawa ke rumah sakit!""Apa? Eyang jatuh?"Mendengar suara Citra panik ART di sana ikut menoleh, tak terkecuali Bi Rahma. Mereka ikut khawatir mendengar kabar eyang putri jatuh."Iya, Cit. Kamu sama Atala bisa nggak ke rumah sakit sekarang? Kakak sekarang lagi otw ke sana ngantar Eyang."Citra lalu menoleh ke belakang, melihat kepergian Atala. "Bentar, ya, Kak. Aku usahain aku datang. Aku tutup dulu teleponnya, ya, Kak." Citra terdengar terburu-buru. Gadis itu lalu memutuskan sambungan telepon. Lantas gadis itu berlari-lari kecil mendatangi suaminya di teras. "Atala! Atala!"Sementara itu di dapur, para ART pada penasaran. "Ada apa ya dengan Eyang Putri?""Kayaknya Eyang Putri sakit. Tapi mudah-mudahan sakitnya ndak parah.""Iya, mudah-mudahan."Ternyata suaminya itu sedang sibuk membenarkan jam tangannya sambil duduk di kursi t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya

87. Momen di Ruang Rawat Inap Eyang Putri

"Eyang ...!!"Suara Atala yang lantang beserta suara derit engsel pintu ruangan yang terdengar nyaring membuat Citra serta-merta menatap suaminya dengan pandangan melotot.Gadis itu juga menempelkan telunjuknya di depan bibirnya. "Shuuuttt ... jangan berisik. Eyang lagi tidur," bisiknya. Dilihatnya suaminya itu membawa banyak kantong belanjaan di tangan.Lelaki itu lalu meringis memandang ke arah eyang. "Maaf. Eyang udah sadar?" tanyanya kemudian seraya berjalan mendekat, melihat eyang."Udah, lo bawa apa?" Citra masih melirik kantong-kantong yang di bawa suaminya."Eyang tadi sempat siuman? Dokter bilang apa?" Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, lelaki itu malah bertanya hal lain. Wajahnya terlihat begitu khawatir.Citra tersenyum menenangkan. "Iya. Tadi Eyang sempat sadar, udah ngobrol juga sama gue dan Kak Shinta tadi. Tapi abis itu Eyang tidur lagi. Dokter bilang Eyang pingsan tadi karena tekanan darah Eyang rendah. Eyang nggak ngalamin patah tulang. Jadi Eyang aman," jelas Ci
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya

88. Eyang Pulang

Dua hari berlalu. Selama itu, Atala dan Citra mengurusi eyang. Mereka menjenguk dan menjaga eyang. Bergantian menyuapi eyang makan, menemani eyang mengobrol, bahkan eyang sering tertawa karena mendengar lelucon Atala. Atala juga rela izin tidak masuk kelas untuk menjaga eyang. Citra tak menyangka Atala mau berkorban sebesar itu buat eyang putri.Kak Shinta bahkan bisa merasakan Atala memang satu-satunya cucu menantu kesayangan eyang. Karena eyang semangat untuk sembuh, eyang dibolehkan pulang oleh dokter keesokkan harinya.Sebenarnya Kak Shinta hendak membawa eyang ke rumahnya. Namun, Atala yang justru meminta agar eyang putri di rumahnya saja.Maka dengan menggunakan mobil SUV milik Atala, sore itu Eyang pulang bersama Citra dan Atala, bersama Kak Shinta juga, menuju rumah megah mereka.Dan di sinilah mereka. Di depan rumah megahnya. Citra sedang sibuk menuntun eyang turun dari mobil ketika Atala membantu menurunkan kursi roda dari bagasi mobil."Eyang nggak perlu pakai kursi roda k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-15
Baca selengkapnya

89. Berduaan

"Dasar mesum!!!""Shuuttt ...." Atala menyentuhkan telunjuknya di bibir Citra. Gadis itu sontak terdiam dan melirik jemari Atala di bibirnya. "Jangan berisik, dong nanti Eyang bangun."Citra langsung menurunkan tangan lelaki itu dari mulutnya. "Tangan lo kotor!""Udah dibilang jangan berisik."Gadis itu menahan amarahnya dengan menatap Atala melotot. "Kenapa, sih masih kayak gitu?!"Atala melihat wajah Citra seakan ingin menangis. "Cuman bercanda, kok.""Gue nggak suka bercanda kayak gitu!" pekik Citra tertahan.Atala lantas langsung teringat dengan perubahan sikap Citra setiap dia menyebutkan kata-kata mesum. Dan dia takut gadis itu berubah lagi sikapnya. Tentu dia tak ingin hal itu terjadi lagi."Gue minta maaf," ucapnya kemudian.Citra diam saja menatap lelaki itu."Please jangan marah, jangan diamin gue lagi." 'Gue nggak sanggup jauh dari lo.' Kalimat sambungan itu tertahan di kerongkongan. "Gu-gue janji nggak bakal gitu lagi. Iya ...."Citra masih diam, lantas berlalu dari hadapan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-16
Baca selengkapnya

90. Menemani

Citra terkejut setelahnya saat tiba-tiba permukaan gelas itu menutup wajahnya, bibir gelas itu menyentuh bibirnya. Atala memaksanya untuk meminum minuman itu. Citra mau tak mau meneguk sedikit coklat hangat dari dalam gelas tersebut.Atala kembali menarik gelasnya kemudian. "Enak kan?"Citra hanya mengangguk. Tersenyum dalam hati. Begitu rupanya cara lelaki itu berbagi. Tingkahnya memang tak terduga. Kadang menyebalkan. Kadang kalem. Kadang begitu serius."Mau lagi nggak?""Lo aja yang minum," jawab Citra.Satu jam kemudian mereka habiskan dengan mengobrol banyak hal, mulai dari tugas kuliah Atala, cita-cita Citra yang masih ingin jadi dokter, rencana untuk membuka bisnis, keinginan Atala untuk mencoba menjadi barista. Ya, mereka sibuk menceritakan rencana ke depan masing-masing.Sampai Atala bertanya. "Kenapa, sih, masih mau jadi dokter?""Memangnya kenapa?" Citra menoleh ke samping di mana suaminya berada. Mereka berdua menyandar di kaki kursi. Atala sejenak mengabaikan tugasnya."Ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status