Sejak insiden di kamar Atala malam itu, Citra jadi menjaga jarak dari lelaki itu. Perkataan Atala yang berbau mesum menghantuinya, terus bertalu-talu di kepalanya, membuatnya takut untuk mendekati lelaki itu. Selain itu, dia juga tidak ingin membuat lelaki itu jadi kege-eran dan salah paham dengan sikapnya.Namun, pagi itu tanpa sengaja mereka sarapan bersama, karena ketika Citra sedang menikmati bubur buatan Syifa, ART-nya, lelaki itu pun datang, duduk di hadapannya, ikut sarapan bersamanya.Citra tak memedulikan lelaki itu dan sibuk dengan aktivitasnya saja sambil mendengarkan lelaki itu bicara dan bergurau dengan Bi Rahma seperti biasa."Kalau aku bawa bekal di kampus boleh nggak ya, Bi?" tanyanya di sela aktivitas makannya."Ya, boleh. Malah bagus, lebih hemat dan lebih sehat," jawab Bi Rahma berdiri menghadap wajan di kitchen set, menggoreng nugget dan ayam. "Asal Tuan ndak malu saja."Atala menoleh ke arah Bi Rahma sekilas. "Enggak kok, Bi. Aku nggak malu. Aku mau, dong, Bi. Bant
Terakhir Diperbarui : 2024-10-14 Baca selengkapnya