Share

88. Tidak Adil

"Suami istri yang udah sah wajib menjalani kewajibannya. Kalau nggak sama aja kayak suami dan istri yang durhaka. Kayak lo yang bentak-bentak suami lo sendiri, kalau suami lo nggak terima, lo udah berdosa. Itu fakta."

Kata-kata itu terus terngiang di kepala Citra. Sangat mengganggu pikirannya dan membuat harga dirinya merasa dilukai. Dia sangat malu. Kenapa baru sekarang Atala membicarakan soal fakta?

'Sial! Kenapa sih dia bisa-bisanya ngomong begitu?' batin Citra meradang.

"Citra ... dimakan nasinya, Cu, jangan diacak-acak begitu ...," tegur Eyang putri yang duduk di sebelahnya. "Makannya pelan-pelan, sendoknya jangan dipukul."

Pikiran Citra yang kalut membuatnya tidak fokus dengan apa yang dia lakukan sekarang hingga tanpa sadar dia mengetukkan sendok ke piring dengan keras.

Citra pun tersadar dan sontak menegakan kepalanya. Di hadapannya duduk Atala yang saat ini juga sedang menatapnya. Mereka jadi bersitatap. Atala seperti tahu apa yang sedang Citra pikirkan.

Citra hanya melempar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status