Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta 의 모든 챕터: 챕터 61 - 챕터 70

136 챕터

61. Terbakar Cemburu?

Hari ini, Citra ketemuan dengan Dimas di salah satu perpustakaan daerah yang ada di Jakarta. Seperti biasa, mereka ketemuan untuk belajar. Citra minta diajari Dimas perihal cara mengisi soal tes masuk perguruan tinggi negeri. Dimas juga yang menyarankan tempat itu. Karena di sana tersedia banyak pilihan buku. Mereka jadi lebih mudah mencari referensi.Awalnya Citra fokus mendengarkan Dimas mengajarinya. Namun, lambat laun Citra merasa bosan dan mulai mengantuk."Sayang aku bosan ...," ucap Citra tiba-tiba saat Dimas masih semangat menjelaskan. Menuliskan angka-angka dalam rumus di atas kertas.Citra yang sejak tadi bertopang dagu menguap kecil. "Belajarnya udah dulu aja, ya." Citra menatap Dimas dengan pandangan memohon.Dimas yang mengerti langsung mengiyakan saja. Pria itu lalu mengemaskan buku-bukunya.Citra melirik jam di pergelangan tangannya, masih pukul dua siang. "Gimana kalau sekarang kita makan di Mall aja? Sekalian nonton film," ajak Citra sambil tersenyum. Gadis itu terlih
last update최신 업데이트 : 2024-10-07
더 보기

62. Mencari Perhatian

Begitu tiba di rumah, Citra langsung melepas rangkulan Atala dari bahunya. "Biasa aja." tegasnya. Melihat itu Atala pun menjawab. "Biasa aja kalik. Gue juga ogah meluk lo.""Terus tadi kenapa meluk gue di depan pacar gue?" tanya Citra tak suka."Sengaja aja, biar pacar lo cemburu.""Terus kenapa? Kenapa lo mau bikin pacar gue cemburu?""Mau liat seberapa cinta dia sama lo. Kira-kira tadi dia cemburu nggak, ya?" Atala terlihat berpikir sambil memegang dagu.Citra kesal melihatnya. "Kurang kerjaan lo.""Citra dari mana saja kamu?" Eyang putri tiba-tiba muncul. Atala dan Citra spontan melotot dan saling pandang. Citra harap kali ini eyang putri tak mendengar perdebatan mereka tadi. Dia juga berharap eyang tak melihat mobil Dimas yang sempat mengantarnya tadi. Duh, dia nyaris lupa!"Aku habis jalan-jalan dari perpustakaan, Eyang." Citra meringis. "Ngapain ke perpustakaan?" "Enggak, baca-baca aja, Eyang. Nggak pa-pa kan kalau aku baca-baca." Citra tersenyum. Dia berharap eyang tidak me
last update최신 업데이트 : 2024-10-07
더 보기

63. Teman Makan

Satu jam kemudian, masakan sop ayam homade ala Citra sudah jadi dan tersaji dalam mangkok besar.Warna kuah yang bening, potongan ayam dan sayur yang terlihat warna-warni membuat Atala semakin lapar melihatnya.Lelaki itu mengusap perutnya yang makin keroncongan. Dia jadi tidak sabar untuk mencicipi makanan itu."Udah selesai kan tugas gue? Udah, ya, lo sekarang tinggal makan aja. Nggak usah ganggu gue lagi." Citra melangkah hendak meninggalkan dapur. Namun, urung saat tangannya dipegang erat oleh suaminya. Membuat Citra mau tak mau berbalik menatap tajam netra lelaki itu."Enak aja bilang tugas lo udah selesai," ucap Atala."Apa lagi?""Duduk! Temenin gue makan!" titah Atala tidak ingin ditolak."Enak aja lo nyuruh-nyuruh. Lo pikir gue nggak punya kerjaan?!""Emang lo nggak punya pekerjaan kan?"Citra menatap Atala tak suka. Enak saja dia bicara. Citra punya banyak tugas yang harus dia selesaikan. Dia ingin mempelajari tugas yang Dimas kasih tadi. Dia sudah berjanji akan mengulangi pe
last update최신 업데이트 : 2024-10-08
더 보기

64. Cerita Masa Lalu

"La, gue boleh tanya sesuatu nggak?" tanya Citra tiba-tiba membuat Atala menatapnya.Lelaki itu menaikkan alisnya. "Tanya apa?""Lo dulu kok bisa nakal banget, sih?" Atala terdiam mendengar pertanyaan itu. Sendoknya yang sejak tadi bergerak, terhenti di atas piring, mulutnya juga berhenti mengunyah. Tatapannya mengarah ke piring.Melihat perubahan itu, Citra merasa tak nyaman. "Maaf pertanyaan gue nyinggung lo. Maksud gue kenapa lo dulu bisa senakal itu? Kelihatan kayak cowok bad boy, padahal sebenarnya lo baik." Citra meringis. Dia mengakui Atala baik.Dan kalimat terakhir itu berhasil membuat Atala menatapnya. Citra masih meringis."Kenapa lo malah nanyain itu?" Atala malah bertanya balik. "Gue emang nakal kali, nggak karena apa-apa.""Gue kirain ada sebabnya."Lagi, ucapan itu membuat Atala menatap Citra tak habis pikir. Atala bingung kenapa Citra bisa berpikir demikian. Apakah hanya kebetulan? Tapi rasanya tak mungkin hanya kebetulan. Dan Citra satu-satunya perempuan yang bertany
last update최신 업데이트 : 2024-10-08
더 보기

65. Kabar Baik Dari Papa

Siang itu, tiba-tiba Papa Johan datang ke rumah. Atala dan Citra menyambut kedatangan pria itu dengan senang. Di sana juga ada eyang putri. Eyang putri ikut mendengarkan percakapan mereka. Awalnya mereka membahas banyak hal, sampai papa Johan fokus pada tujuan dia datang kemari."Oh iya, Atala, sebenarnya tujuan Papa datang kemari, karena ada kabar bahagia buatmu dan Citra."Ucapan Papa Johan yang demikian membuat keduanya makin penasaran."Oh iya apa itu, Pa?" Atala menatap papanya penasaran. Berharap kali ini benar-benar kabar bahagia. "Soal kuliah kamu. Papa sudah urus pendaftaran kuliahmu ke kampus yang bisa nerima kamu. Papa juga sudah bayarkan biaya masuknya. Selebihnya kamu yang urus. Ini kabar baik kan?""Serius, Pa?" Atala terlihat senang. "Iya, Pa. Baik banget, Pa. Makasih, ya, Pa." Dia tersenyum sekilas ke arah istrinya yang membalas senyumnya singkat.Johan mengangguk. "Kuliah yang benar.""Aku janji, Pa, bakal jalanin kuliah ini dengan baik dan sampai selesai."Papa Joh
last update최신 업데이트 : 2024-10-08
더 보기

66. Masalah Baru

"Melamun aja."Citra tersentak saat sesuatu yang dingin menyentuh hidungnya. Di hadapannya terulur es krim cone yang krimnya barusan menyentuh hidungnya.Citra langsung cemberut mengusap hidungnya yang terkena krim yang menempel di hidungnya. "Lengket."Dimas tertawa dan duduk di hadapannya. "Abis melamun muluk, sih. Nih buat kamu."Citra menerima es krim cone pemberian Dimas itu sambil tersenyum. "Makasih ....""Sama-sama, Sayang ...." Dimas mengacak rambut Citra.Kini dua sejoli itu sedang menikmati malam minggu di sebuah Mall, seperti biasanya. Dua sejoli itu memang senang menghabiskan waktu di Mall, walaupun tidak belanja banyak, walaupun hanya sekadar makan. Dimas adalah pribadi yang sederhana. Dia tidak suka berfoya-foya seperti Atala. Itulah salah satu kelebihannya yang Citra suka.Citra lalu menikmati es krimnya."Enak?" tanya Dimas yang juga mencicipi es krimnya.Citra mengangguk."Kamu mikirin apa, sih? Aku perhatiin melamun aja dari tadi," tegur Dimas lagi karena Citra tak
last update최신 업데이트 : 2024-10-09
더 보기

67. Masalah Baru (2)

"Jadi Citra belum pulang, Mbak? Serius?"Setelah puas menghibur diri dengan melakukan hobinya--bermain band dan bernyanyi di ruang musik lantai atas, Atala turun ke bawah. Dia pikir Citra sudah pulang, tapi dia tak melihat keberadaan gadis itu. Hingga dia bertanya pada ART nya, dan jawabannya membuatnya kecewa."Iya, Tuan. Belum."Atala terdiam. Saat ini cewek itu pasti sedang asyik dengan pacarnya."Tuan nggak perlu khawatir," ucap Tyas lagi melihat kekhawatiran pada wajah sang majikan. "Bentar lagi mungkin Non Citra bakal pulang. Mungkin sekarang sedang di jalan." Tyas menenangkan."Iya, makasih, ya," jawab Atala kemudian. Selepas kepergian ART-nya, Atala berdecak kesal. "Lama banget sih tuh cewek pulangnya. Ini udah lumayan malam." Atala melirik jarum jam di pergelangan tangannya.Entahlah, rasanya dia tak suka gadis itu jauh darinya terlalu lama. Dia tak rela membayangkan cewek itu bersama lelaki lain. "Nyesel gue ngizininnya pergi tadi," gumam Atala.Lelaki itu lalu merogoh ponsel
last update최신 업데이트 : 2024-10-09
더 보기

68. Masalah Baru (3)

"Gue liat ya tadi lo mau cium istri gue!"Citra melotot mendengarnya. Dia menatap Dimas penuh tanda tanya. Apa benar yang Atala katakan? Demikian maksud tatapannya."Cium apa, sih. Gue tadi cuman berusaha buat bangunin dia," jawab Dimas. Atala tak percaya dan malah menatap cowok itu terang-terangan. "Jangan bohong lo! Gue tahu ya lo tadi mau berbuat mesum di mobil!"Citra memperhatikan dua lelaki di hadapannya dengan cemas. Sesekali dia melirik ke rumah, takut eyang putri keluar. "Terserah lo mau bilang apa. Yang pasti gue nggak kayak yang lo pikirin," jawab Dimas masih terlihat tenang. Citra mendekat dan berusaha melerai keduanya dengan memegangi dada kedua lelaki itu. Dan menatapnya bergantian. "Hei, kalian jangan berantem di sini, dong. La, udah dong, nanti Eyang denger." Tidak ada yang lebih penting bagi Citra selain perasaan eyangnya saat ini."Dia mau mesum sama lo, terus gue sebagai suami diam aja?!" Atala menatap Citra."Dia nggak mesum!" balas Citra."Lo nggak tahu, Cit, lo
last update최신 업데이트 : 2024-10-09
더 보기

69. Lelah

Selepas bertengkar dengan Atala, Citra langsung berlari masuk ke rumah. Dia sempat melihat eyang putri yang baru keluar dari kamarnya, dan orang tua itu sempat melihat dirinya dengan tatapan heran.Sebelum eyangnya bertanya, cepat Citra masuk ke kamar dan mengunci pintunya. Di kamar, dia langsung menghubungi Dimas. Citra tahu bagaimana perasaan Dimas saat ini. Dari tatapannya tadi, Citra tahu lelaki itu amat kecewa dengannya karena beranggapan dia lebih membela Atala.Selama ini Dimas begitu baik dengannya, Citra tak ingin membiarkan perasaan lelaki itu terluka atau membiarkannya salah paham. Citra menempelkan benda pipih itu ke telinganya sambil mondar-mandir di kamar itu. Awalnya terdengar dua kali nada sambung sebelum akhirnya nada sambung itu terhenti, panggilannya ditolak.Jantung Citra sontak berdebar kencang saat menatap layar ponselnya. Kekhawatirannya tentang Dimas yang kecewa menjadi. Tapi Citra tak menyerah. Dia terus menelepon pacarnya itu sampai panggilannya yang kesekian
last update최신 업데이트 : 2024-10-10
더 보기

70. Pertengkaran

"Citra!" Atala mengetuk pintu kamarnya pelan setelah eyang masuk ke kamar. Berharap Citra membukakannya pintu.Tapi selama beberapa detik sejak dia memanggil nama gadis itu, Citra tak kunjung keluar. Bahkan tidak terdengar pergerakan atau suara sama sekali dari dalam sana. Sedang apa gadis itu di dalam sana? Mungkinkah sedang tidur? Atau sedang melamun? Atau malah sedang menangiskan pacarnya itu? Atau mungkin juga gadis itu marah dengannya?Dugaan terakhir itu membuat Atala takut. Dia pun tak menyangka Citra akan semarah itu padanya gara-gara tindakannya tadi. Lalu apa yang harus dia lakukan sekarang?"Citra!" Atala terus saja memanggil. Tapi pintu kamarnya juga tak kunjung terbuka. Atala tahu dia harus lakukan hal yang tak biasa agar gadis itu mau membuka pintunya. "Hei, Sayang, aku mau mandi, nih, mau ambil baju di lemari, buka dong!" Atala bersandiwara, jaga-jaga kalau eyang dengar.Terbukti, tak lama kemudian pintu terbuka dan menampakkan tubuh mungil gadis itu. "Hai?" Atala tersen
last update최신 업데이트 : 2024-10-10
더 보기
이전
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status