Semua Bab Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta : Bab 101 - Bab 110

136 Bab

101. Atala Pulang

Selama Atala pindah ke ruang HCU, teman-teman Atala berbondong-bondong datang menjenguknya mulai dari teman SMA yang mengadakan reunian tersebut, sampai teman kuliahnya. Mereka bersyukur semakin hari keadaan Atala menunjukkan kesembuhan yang signifikan.Atala tersenyum di pembaringannya menatap satu per satu temannya, Tristan, Dian, Tino, Respi dan Andri. Semua itu teman masa SMA-nya."Ini semua juga berkat bantuan kalian," ucapnya. "Kalau nggak ada kalian mungkin sekarang gue udah di alam kubur." Atala terkekeh. "Thanks, ya, Gaes.""Sama-sama, La," jawab Dian. "Belum waktunya lo meninggal, makanya lo masih ditolongin.""Kalau ada Romi di sini pasti dia mengeluarkan kata-kata mutiaranya," celetuk Tristan yang seolah sangat paham dengan kelakuan temannya yang satu itu."Eh iya, Romi ke mana nih, nggak keliatan. Nggak ikut jenguk," sahut Andri."Mungkin lain kali," sahut Atala. "Biasalah orang sibuk."Yang lain hanya terkekeh."Kita juga masih terus berusaha mengungkap pelaku pengeroyoka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-22
Baca selengkapnya

102. Pertanyaan Baru

Kabar Menyedihkan Penuh Misteri, Putra Tunggal Johan Sudiharto Kritis di Rumah Sakit Akibat Dikeroyok.Lagi-lagi kita dikejutkan oleh kabar dari keluarga kaya Sudiharto. Putra tunggal Johan Sudiharto yang bernama Atala Putra Sudiharto masuk ke rumah sakit dalam keadaan kritis akibat dikeroyok hingga babak belur.Awalnya Atala dicegat segerombolan anak geng motor saat dia sedang dimobil menuju perjalanan ke kampus. Mereka sempat adu mulut, sebelum akhirnya Atala dikeroyok oleh segerombolan anak geng motor itu.Dan lebih mengejutkan lagi, kabarnya ada seseorang yang sangat berkuasa dibalik tragedi pengeroyokan itu. Ada seseorang yang memang sengaja merencanakan itu. Dia bernama Galang Nabastala.Siapa Galang Nabastala? Kenapa dia bisa ikut terseret dalam masalah ini? Galang Nabastala adalah ....Atala berkernyit membaca isi berita itu."Galang Nabastala?" gumamnya.Selanjutnya di bawa teks itu, Atala melihat foto-foto. Termasuk foto dirinya yang dikeroyok, ada juga foto seorang pria meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-23
Baca selengkapnya

103. Eyang Pamit

Pertanyaan itu bukan pertanyaan baru. Dan Citra tahu setiap dia bersikap perhatian yang berlebihan, lelaki itu pasti bertanya demikian."Lo tuh lagi sakit, masak iya gue abaikan aja?""Gue tahu karena apa?" Atala mengangkat alisnya."Apa?" Citra menantang."Pasti karena udah cinta kan sama gue?"Lagi, lagi Citra tertegun. Tapi kali ini rasanya beda. Karena yang Atala katakan benar dan dia sudah menyadarinya."Kenapa diam? Bener kan yang gue bilang?""Enggak, kok." Citra kekeh tak mau Atala tahu. Dia malu untuk mengakuinya di depan lelaki itu. Selain itu dia juga masih sama Dimas. Tak pantas rasanya dia mengungkapkan rasa dengan lelaki lain sementara dirinya masih ada yang memiliki."Jujur aja kali, jangan gengsi.""Siapa yang gengsi, sih." Citra mulai menatap Atala tak suka. "Gue nggak suka ya lo kayak gini! Udah ini makan aja sendiri!" Citra meletakkan mangkok bubur dengan keras di atas nakas sampai menimbulkan bunyi berisik. Atala terkejut melihat aksi perempuan itu. "Kok galak bang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-24
Baca selengkapnya

104. Kabar Baru yang Mengejutkan

Citra pamit pada Atala untuk mengantar eyang putri ke rumah Kak Shinta. Selagi Citra pergi, Atala memanfaatkan kesempatan itu untuk menelepon papanya, seorang diri, di kamar, duduk di atas kursi roda, menghadap taman yang terlihat dari jendela kamarnya."Papa," panggil Atala begitu telepon tersambung."Bagaimana keadaanmu, Nak?" Suara papa terdengar ramah. "Aku udah mendingan, Pa," jawab Atala. "Sekarang aku udah di rumah, rawat jalan di rumah.""Syukurlah kalau begitu. Jaga diri, ya, Atala. Baik-baik saja di rumah, jangan ke mana-mana dulu. Jangan keluar rumah dulu. Masalahnya belum sepenuhnya beres," jelas papa yang semakin menimbulkan kecurigaan bagi Atala."Iya, Pa. Oh iya, Pa, aku mau tanya sesuatu sama Papa.""Tanya apa?""Papa kenal dengan orang yang namanya Galang?'Senyap. Tak terdengar sahutan dari papa. Atala jadi yakin papa pasti mengenal orang yang bernama Galang itu. Dan Galang bisa terdeteksi karena papa. Tapi bagaimana bisa? Sungguh semuanya membuatnya makin penasaran.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-25
Baca selengkapnya

105. Pertama Kali Bertemu

Satu Tahun Lalu.Malam itu, Atala dan Rani menghabiskan waktu di club dengan mengobrol dan menikmati sebotol Vodka.Namun, waktu itu Atala belum mabuk. Dia masih sadar dan asyik tertawa-tawa dengan pacarnya ketika tiba-tiba seorang pria tidak dikenal duduk di sebelahnya, di meja bar.Awalnya Atala pikir lelaki itu pengunjung yang ingin memesan minuman. Namun, tanpa diduga, lelaki asing itu menepuk pundaknya seakan menyapa.Atala pun menoleh heran."Halo, Bro," sapanya sok akrab.Atala semakin mengernyitkan dahi. Sambil memperhatikan lelaki di hadapannya ini hingga ujung kaki. Rambutnya lurus pendek, matanya sipit, hidungnya agak mancung, berkumis dan agar brewokan.Memakai jaket kulit coklat dan celana jins. Walau dia berpenampilan seperti anak muda. Atala tahu perawakannya menunjukkan berapa umurnya. Yang pasti tak semuda dirinya."Hai," jawab Atala akhirnya.Rani di sebelah Atala yang tidak tahu menahu diam saja sambil menikmati minumannya."Kenalin nama gua Galang." Pria asing itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

106. Martabak Murahan?

Citra mengambil sepotong martabak dan memakannya. Rasanya sama seperti yang ada dalam pikirannya. Sama seperti martabak yang dia makan selama ini. "Hmmm enak. Nih, coba." Dia mengulurkan martabak itu pada suaminya.Atala malah menggeleng."Kenapa nggak mau. Enak loh.""Lo belinya di mana sih?" tanyanya kemudian."Di mamang gerobak pinggir jalan," jawab Citra santai sambil menikmati potongan martabak di tangannya."Apa?" Atala melotot."Lebay deh lo, kenapa, sih?""Harganya berapa?" tanyanya lagi."Ini udah yang paling spesial, ya. Harganya empat puluh ribu.""Murang banget."Citra menatap Atala tak percaya. "Murah banget? Ini udah yang paling mahal. Ada lagi yang paling murah tuh dua puluh ribu."Atala menggeleng. "Enggak enggak enggak. Gue nggak pernah makan martabak semurah ini.""Emang biasanya lo makan martabak yang kayak gimana?""Gue tuh biasanya belinya di tempat khusus jual martabak. Yang legendaris gitu atau di restoran gitu. Terus harganya rata-rata di atas seratus ribu. Ras
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

107. Cara Hidup Sederhana

"Sebelum tidur lo minum obat dulu, yah." Setelah puas menikmati martabak manis sampai perutnya kenyang, waktunya mereka tidur. Sebelum tidur, Atala harus minum obat dulu.Citra melayaninya. Membuka bungkus obat Atala dan melayani lelaki itu meminum obatnya satu per satu.Setelah selesai, Citra bersiap mendorong kursi rodanya menuju kamar. Citra bahkan menuntun Atala turun dari kursi roda dan membaringkan tubuh berat lelaki itu ke atas kasur.Lengan dan kaki Atala masih dipenuhi perban. Dia bahkan belum bisa mandi seperti keadaan normal. Dia hanya di lap dengan kain basah, Bi Rahma yang bertugas memandikannya."Pakai selimut." Citra menarikkan selimutnya hingga menutupi setengah badan lelaki itu."Makasih udah perhatian sama gue," ucap Atala sambil tersenyum di pembaringannya.Citra juga balas tersenyum. "Sama-sama." Ketika Citra hendak berbalik badan. Atala justru memegang lengannya membuat pergerakan gadis itu tertahan.Citra pun berbalik. "Kenapa?""Mau ke mana?"Citra mengernyit. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

108. Nyanyian Untuk Citra

Hari-hari terus berlalu. Semakin hari Atala menunjukkan kesembuhan yang signifikan. Dan selama itu Citra lah yang merawatnya hingga dia sembuh. Menciptakan banyak momen berkesan di benak Atala. Hal itu membuatnya jadi semakin ingin memiliki gadis itu seutuhnya.Hari itu teman-teman Atala seperti Tristan, Romi dan Tasya berdatangan ke rumah untuk menjenguk keadaan Atala."Seperti yang kalian lihat, Gaes, keadaan gue baik-baik aja. Gue udah sembuh sehat wal'afiat," jelas Atala ketika mendengar temannya terlihat begitu mengkhawatirkannya, dan agak tidak yakin apakah dia sudah benar-benar sembuh."Alhamdulillah kalau begitu," sahut Tasya. "Gue syok banget waktu dengar Citra bilang lo dikeroyok sampai masuk ke rumah sakit. Maaf juga waktu itu gue nggak sempat jenguk lo di rumah sakit.""Santai aja," tanggap Atala."Umur lo memang panjang, La," sahut Romi kemudian. "Dulu aja pernah tawuran beberapa kali, juga masih hidup aja nyawanya. Mentok-mentok cuman jahit di bagian lengan.""Memangnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

109. Tragedi di Kafe

Seminggu setelah kesembuhannya, Atala kembali menjalankan rutinitas hariannya seperti berkuliah dan mengerjakan tugas. Kali ini dia lebih semangat. Semangat melanjutkan kuliahnya agar cepat selesai dan bisa bekerja di perusahaan papa. Iya, dia sudah bertekad tak akan menyia-nyiakan waktu lagi. Walau kadang dia merasa berat dan tertekan dengan perubahan ini.Siang itu sepulang dari kampus, Atala mengajak Citra jalan-jalan. Citra yang waktu itu telah menyadari perasaannya terhadap Atala setuju saja. Rencananya mereka akan ke Sunset Cafe lagi. Tapi Citra yang menyarankan sebaiknya mereka cari kafe lain saja. Karena dia bosan ke Sunset Cafe terus. Atala menyetujui. Citra memilih kafe itu karena kafe itu adalah kafe langganannya dengan Dimas. Jadi dia sudah tahu seluk beluk dan bagaimana rasa aneka minuman di sana. Tapi Citra tak bilang kalau kafe itu adalah kafe langganannya dengan Dimas pada Atala karena takut lelaki itu cemburu. Citra pun yakin mengajak Atala ke sana karena dia tahu h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

110. Ketahuan Selingkuh

Citra melihat Dimas, pacarnya, sedang duduk di kursi belakang Atala. Dia tak sendiri. Dia bersama seorang perempuan. Mereka tampak asyik mengobrol dan tertawa sambil sesekali Dimas menciumi kepala perempuan itu. Citra yakin perempuan itu bukan keluarganya. "Dimas selingkuh."Atala yang melihat itu ikut tegang. Juga tak percaya dengan apa yang dia lihat. Lelaki itu pun mulai panik dan spontan berdiri saat melihat Citra mulai berdiri dari duduknya dan mendatangi meja Dimas. Atala memperhatikan reaksi Citra dalam kekhawatiran."Oh jadi ini yang katanya sibuk ngerjain tugas di rumah?" ucap Citra yang sudah berdiri di samping Dimas. Bisa ditebak apa yang terjadi selanjutnya? Dimas sontak menoleh dan membelalak, terkejut melihat keberadaan pacarnya yang mungkin tak dia sangka-sangka. Sementara gadis di sampingnya sudah pucat pasi, diam menatap lurus ke meja."Citra? Kamu ada di sini juga?" Dimas lalu melirik Atala yang sudah berdiri di belakang Citra."Kenapa kaget liat aku? Nggak nyangk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status