"Sayang, kamu dengar aku nggak, sih?"Citra seketika mengerjap kaget saat Dimas menggoyangkan lengannya. "Hmm?" Gadis itu lalu menatap lelaki di hadapannya ini bingung.Melihat reaksi Citra demikian, Dimas berdecak. "Jadi kamu nggak dengerin aku ngomong panjang lebar dari tadi?" Dimas menatap tak percaya.Citra yang mulai menyadari kesalahannya, meringis. "Maaf, Sayang ... Aku ....""Kamu mikirin apa, sih, dari tadi? Mikirin suami kontrakmu itu, ya."Citra menghela napas. Dia tahu Dimas mulai marah. "Nggak, Sayang. Aku tuh cuman ....""Cuman apa? Sekarang aku sedang ada di depan mata kamu. Tapi aku ngerasa pikiran kamu tuh nggak ke aku, Cit. Apa yang lebih penting buat kamu daripada aku?"Citra yang pandangannya kini tertuju pada gelas kopi di meja, terdiam. Memang dia akui sejak tadi pikirannya ke mana-mana karena dia sibuk memikirkan Atala di rumah. Banyak hal yang dia pertanyakan. Bagaimana kondisi lelaki itu sekarang? Sedang apa dia sekarang? Sudah makan kah dia? Apakah sakitnya k
Baca selengkapnya