Semua Bab Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta : Bab 111 - Bab 120

141 Bab

111. Kesedihan Citra

Sepanjang perjalanan pulang, Citra menangis sedih. Sejak tadi gadis itu hanya duduk diam melempar pandang keluar jendela mobil sambil mengingat kejadian di kafe tadi seiring dengan air mata yang keluar deras. Gadis itu menangis dalam diam. Dia sungguh tak percaya Dimas tega berkhianat.Dan percakapannya dengan Dimas itu."Kamu tahu apa alasan aku melakukan ini? Kamu minta aku untuk setia, untuk selalu baik dan selalu meyakinkan aku untuk tetap bertahan demi mencapai cita-cita bersama. Sementara kamu sendiri udah menikah dengan orang lain, Citra. Kamu setiap hari menghabiskan waktu bersama suami kontrakmu itu tanpa tahu bagaimana aku menahan perasaan dan bersabar menunggu saat perpisahan itu tiba.""Tapi kamu tahu kan pernikahan aku itu terpaksa dan cuma sementara! Dari awal kamu udah tahu!" "Aku nggak bodoh, Citra. Aku tahu hatimu udah terbagi dengan dia. Kamu minta aku untuk setia menunggu sementara kamu dengan yang lain. Kamu pikir itu adil buat aku? Lalu ketika aku mencoba mencari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

112. Berusaha Menghibur Citra

"Gue harus lakuin apa biar lo nggak nangis lagi? Harus berapa kali sih gue bilang jangan tangisin laki-laki brengsek kayak Dimas itu." Sejak tadi Atala berusaha menghibur dan menghilangkan kesedihan istrinya itu. Dia sudah mengajak Citra turun ke banyak tempat seperti di Mall, toko buku, kafe, tapi yang ada Citra semakin sedih karena tempat-tempat itu justru mengingatkannya dengan Dimas. Atala juga membelikannya boneka, membelikannya makanan kesukaannya--jajanan di pinggir jalan--tapi Citra tetap saja bersedih. Atala bingung harus melakukan apa lagi hingga akhirnya dia mengajak Citra pulang saja. Dan ketika mereka sudah sampai di rumah pun, Citra masih saja menangis. Atala menatap istrinya yang duduk di ruang tamu dengan gusar. "Kalau lo nggak berhenti nangis, gue telepon Eyang, ya? Gue panggil Eyang, nih." Atala mulai mengotak-atik ponselnya, berlagak menelepon eyang putri. Karena biasanya hanya dengan eyang putri Citra bisa menurut. Bukannya diam yang ada tangis Citra makin men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

113. Lagu Untuk Citra

"Gue aja yang nyanyi. Gue mau nyanyi."Atala menatap Citra tak percaya. "Emang lo bisa nyanyi?"Citra terdiam sebelum akhirnya menjawab. "Bisa dikit. Suara gue mungkin emang nggak bagus banget, tapi nggak false." Citra tersenyum.Melihat istrinya tersenyum, Atala pun tak menyia-nyiakan kesempatan. Sepertinya cara ini ampuh untuk menghilangkan kesedihan Citra.Atala pun penasaran bagaimana suara istrinya itu. "Oke sekarang lo nyanyi, gue petik gitarnya, ya. Mau nyanyi lagu apa, nih?" "Mendua milik Astrid.""Lah, kenapa jadi lagu galau. Yang ada lo makin tambah sedih." Atala kurang setuju dengan lagu itu. Bukannya terhibur yang ada malah makin sedih."Tapi lagu itu mewakili perasaan gue. Gue mau lagu itu." Citra kekeh.Atala menghela napas. "Oke." Atala mulai memetik senar gitar pelan. Beruntung dia hapal hampir semua chord gitar lagu Indonesia."Ku tak habis pikir ... Kurangku di mana? Kau tega melepaskan aku ...." Citra mulai bersenandung sambil matanya terpejam, begitu menghayati
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

114. Saling Mengungkapkan

Citra menatap suaminya heran. Pasalnya belakangan ini lelaki itu kerap kali menunjukkan perhatian dan kepedulian padanya. Dia pun bertanya. "Lo kok baik banget, sih?" Sebenarnya Citra sudah menduga kira-kira apa yang membuat sikap suami kontraknya itu berubah. Tapi dia ingin memastikan lagi. Atala tak langsung menjawab dan tampak berpikir. Sebelum akhirnya dia menjawab. "Kan gue emang baik, baru nyadar lo?" Citra terdiam mendengarnya. Atala terkekeh. Lalu wajahnya terlihat serius. "Selain karena gue baik, gue juga ... sayang sama lo." Citra tertegun mendengarnya. Ya, dia sudah menduga alasannya itu, tapi hanya saja dia tak menyangka itu benar. Dan sekarang dia mendengarnya dari Atala langsung. "Kenapa?" Citra bertanya serius. Gadis itu sampai duduk tegak, melepas dekapan Atala dari tubuhnya. Atala mengernyit, tampak tak mengerti dengan pertanyaan itu. "Kenapa lo sayang sama gue?" ulang Citra. "Harus ada alasannya? Setelah apa yang kita lewati selama ini, lo masih be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

115. Sobeknya Surat Perjanjian

Citra menggeledah lemarinya dengan tergesa-gesa seakan tak sabar menemukan surat perjanjian itu. Dan ketika dia telah menemukan kertas berlipat di balik lipatan pakaiannya, dia membuka kertas itu dan membaca ulang isinya. Lantas gadis itu keluar kamar, mendatangi suaminya dengan terburu-buru, membawa surat perjanjian itu. "Surat ini harus kita ...." Ucapan Citra menggantung di udara, kala dilihatnya suaminya tengah serius bertelepon, entah dengan siapa. Citra pun diam mendengarkan sambil pelan-pelan dia berjalan di belakang Atala. Percakapan Atala semakin terdengar jelas. "Alhamdulillah, syukurlah, Pa, kalau begitu," ucap Atala di telepon. Citra pun tahu, dia sedang bertelepon dengan papanya. Tapi apa ya yang mereka bicarakan? Apa yang Atala syukuri? "Tapi, Pa, sebenarnya aku pengin ketemu dia. Walaupun harus ketemu dia di penjara. Aku pengin ngomong sama dia. Aku udah lama nggak ketemu dia apalagi setelah aku tahu siapa dia yang sebenarnya." Citra mengernyit. Percakapan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

116. Ajakan Tidur Bersama

Citra duduk diam mematung. Tatapannya mengarah ke televisi yang menyiarkan iklan, tapi pikirannya tidak fokus mendengarkan tontonan itu. Pikirannya melanglang buana mengingat kejadian demi kejadian yang terjadi hari ini. Dia berasa bermimpi. Mulai dari dia yang tak sengaja memergoki Dimas yang selingkuh. Sungguh tiap saat mengingat kejadian itu membuat hatinya kembali sakit. Sangat sakit. Dia tak menyangka Dimas yang dia sangka lelaki paling baik tega berselingkuh. Lalu kejadian itu menyebabkan dirinya mau mengakui perasaan pada Atala yang juga mencintainya entah sejak kapan. Seketika percakapannya dengan Atala yang membuat perjanjian di rumah sakit waktu itu kembali membayangi. Seandainya waktu itu dia tak setuju membuat perjanjian, ini semua tak akan terjadi. Percakapannya dengan Dimas turut membayangi entah keberapa kali. "Kamu tahu apa alasan aku melakukan ini? Kamu minta aku untuk setia, untuk selalu baik dan selalu meyakinkan aku untuk tetap bertahan demi mencapai cita
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

117. Malu

Lagi-lagi Citra tak dapat tidur. Padahal sudah sejak tadi dia berusaha memejamkan mata di atas kasurnya. Berusaha bolak-balik badan mencari posisi yang nyaman. Dia bahkan juga sudah mematikan lampu seperti saat biasa dia tidur. Tapi tetap saja dia tidak bisa tidur. Kata-kata Atala tadi terus bertalu-talu di kepalanya. "Kalau lo memang belum siap sekarang nggak pa-pa. Tapi ... gue akan tunggu sampai lo siap. Kapan pun itu." Mungkin hari ini dia bisa menghindar, mungkin hari ini dia bisa untuk tidak tidur bersama. Tapi Atala menunggunya sampai dia siap. Yang itu artinya cepat atau lambat mereka akan tidur bersama. Citra menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Kenapa dia jadi takut seperti anak gadis sunti yang baru dipinang begini? Citra bahkan tidak bisa mendefinisikan perasaannya kini yang bercampur aduk. Dia masih sakit hati dengan perselingkuhan yang Dimas lakukan. Tentu saja dia tak bisa melupakannya begitu saja. Di sisi lain dia juga tak menyangka Atala mencintainya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

118. Mencari Pekerjaan

Beberapa hari setelah hari itu terlewati. Pelan-pelan Citra bisa melupakan kesedihannya akan Dimas. Sebenarnya untuk takaran waktu seseorang move on dari mantan pacar memanglah lama, bahkan ada yang butuh waktu hingga bertahun-tahun. Namun, Citra sadar, yang Dimas lakukan sangat fatal. Dimas sudah mengkhianatinya. Jadi buat apa dia berlama-lama menghabiskan waktu memikirkan lelaki itu. Apalagi setiap hari Atala selalu menyemangati dan mengingatkannya untuk tidak terlalu memikirkan lelaki brengsek itu. Di samping itu, Atala juga selalu ada menghiburnya, maka tak heran, kesedihan Citra cepat berangsur. Gadis itu juga tak takut lagi dengan suami kontraknya itu, sekali pun Atala suka berbicara sesuatu yang berbau mesum dan memodusinya. Karena dia tahu apa yang Atala lakukan itu sangatlah wajar. Terlebih mereka sudah mengakui perasaan satu sama lain. Siang itu, Citra melihat Atala tampak gusar sambil menatapi laptopnya. Dia pikir suaminya itu mengeluh soal tugas kuliah. Dia pun men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

119. Tak Berhenti Kagum

Atala malah berdecak kesal. "Ternyata susah juga ya cari duit?""Emang susah, makanya lo tuh harus tahu gimana susahnya cari duit. Selama ini lo cuman dikasih Papa kan? Lo tahunya minta aja. Papa kasih lo banyak banget lagi sampai puluhan bahkan ratusan juta. Lo nggak tahu perjuangan Papa bisa dapat uang sebanyak itu berat ... Kalau lo udah kerja nanti baru deh lo ngerasain gimana susahnya cari duit. Jangan tahu nikmatinnya doang."Lagi-lagi perkataan istrinya itu terdengar menohok. Istrinya itu nyaris mirip papanya.Atala jadi teringat ucapan papanya tempo hari." .... Kamu harus bisa mandiri. Harus tahu caranya hidup mandiri. Tahu cara cari uang sendiri. Orang sukses itu dimulai dari bawah, Atala. Dan Papa mau kamu merasakannya dari bawah. Kamu nggak tahu kan bagaimana perjuangan Papa membangun perusahaan sebesar dan sesukses ini? Kehidupan Papa dulunya jauh lebih sulit daripada kamu, Atala. Papa nggak mau kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

120. Majikan yang Harmonis

"Jadi gimana? Mau kerja apa nggak?"Atala tampak berpikir dan menatap laptopnya. "Gue bakal coba.""Jadi mau kerja apa?""Hmm gue mau kerja di Sunset Cafe tempat Tristan aja. Gue mau tanya kira-kira di sana ada lowongan nggak ya buat gue?""Serius?""Iya.""Kalau gajinya kecil gimana?""Nggak pa-pa, kan kayak yang lo bilang tadi, semuanya dimulai dari bawah. Makanya gue mau kerja di tempat teman gue aja biar lebih nyaman, kalau ada masalah apa-apa tuh gampang. Gue yakin nanti lama-kelamaan gue juga pasti bisa dapatin pekerjaan dengan gaji gede kayak Papa." Atala tampak begitu yakin dan percaya diri.Citra lagi-lagi tersenyum. "Bagus." Citra memberi dua jempol untuk Atala."Tapi lo janji, ya?" Atala minta sesuatu."Janji apa?" Citra menatap heran."Janji kalau lo akan selalu ada buat gue. Lo harus terus dampingin gue dan support gue kalau gue lagi down."Citra menghela napas. Tampak berpikir."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status