Home / Pernikahan / Aku Ingin Bercerai, Pak CEO! / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!: Chapter 1 - Chapter 10

267 Chapters

1. Hubungan Dua Sejoli

[Suamimu berselingkuh, Sha. Aku melihatnya mengunjungi rumah seorang wanita dan memeluknya!] Mengingat isi pesan singkat yang dia terima beberapa waktu lalu membuat hati Risha sakit. Setelah lama menjalin pernikahan tanpa cinta, akhirnya sekarang dia mendapatkan jawaban atas sikap dingin suaminya, Adhitama. “Kenapa kamu menangis?" Pertanyaan itu membuat Risha menoleh, menatap sosok sang suami yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Pria itu baru saja pulang setelah sekian lama mengurus perusahaannya di luar kota. Akan tetapi, bukan ucapan cinta dan kasih sayang yang dia ucapkan guna melepas rindu, melainkan menyeret Risha ke dalam kamar dan memaksa wanita itu melakukan kewajibannya. Dengan wajah dingin, Adhitama berkata, "Jangan bersikap seperti kamu tidak menginginkannya. Ini tujuan utamamu menghubungiku, bukan?" Pria itu menanggalkan pakaiannya tanpa sedikit pun peduli dengan ekspresi Risha yang terluka. Sesak, sungguh sesak dada Risha mendenga
Read more

2. Menginginkan Anak?

Adhitama Mahesa, pengusaha muda bertangan dingin. Keluarga Mahesa adalah keluarga terpandang yang begitu dihormati dan disegani di ibu kota, dan Adhitama adalah calon pewaris utama. Adhitama memiliki reputasi yang sangat baik sehingga tidak ada orang yang berani menentang ataupun menolaknya. Selama tiga puluh tiga tahun hidup, ia terbiasa dengan hal itu. Namun, kini, ada seseorang yang ingin menolak untuk hidup bersama dirinya. Dan, itu adalah istrinya. “Mas Adhitama, mari berpisah.” Permintaan tersebut, melukai harga dirinya. Adhitama meletakkan cangkir teh di tangannya dan berbalik, menatap Risha dalam diam. “Berpisah?” Darimana pemikiran wanita itu untuk meminta cerai darinya? Adhitama selalu memperlakukan wanita itu dengan baik selama dua tahun pernikahan mereka. Adhitama juga telah bertanggung jawab baik secara lahir maupun batin. Namun, wanita itu tiba-tiba mengatakan ingin berpisah darinya? “Ya. Mas Tama tenang saja. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi, jadi
Read more

3. Pernikahan Dingin

“Kamu masih bisa tersenyum setelah mendapati suamimu selingkuh, ha?” Amarah Niki naik, tidak habis pikir bagaimana Risha masih bertahan dalam pernikahannya. Niki adalah sahabat satu-satunya yang dimiliki Risha, Niki tahu semuanya. Jadi, ketika Niki tanpa sengaja melihat Adhitama bersama wanita lain, ia langsung memberitahukan Risha. Tidak percaya dengan apa yang ia lihat pertama kali, Niki secara sukarela menyelidiki Adhitama hingga akhirnya tahu jika suami dari sahabatnya itu memiliki wanita lain di kota lain. “Sudahlah jangan membahas itu,” ucap Risha. Hari itu Niki yang kebetulan memiliki urusan di kota tempat Risha tinggal memutuskan menemani sang sahabat pergi ke rumah sakit. Setelah perdebatan Risha dengan Adhitama malam itu, Risha akhirnya tetap menuruti permintaan Adhitama untuk memeriksa kandungannya. Risha tidak bisa melawan, setelah perdebatan itu, Adhitama menghukumnya dengan menghujamnya berkali-kali di ranjang, hingga Risha kelelahan. Itu adalah kali pertama
Read more

4. Bukan Prioritas Suamiku

Sesak di dada Risha semakin menjadi-jadi. Apakah wanita itu begitu penting hingga suaminya bahkan tidak ingin menjawab pertanyaannya dan tetap memilih untuk pergi? “Kalau Mas Tama memikirkan permintaanku, kita tak perlu berdebat. Bukankah akan lebih mudah bagi Mas Tama kalau kita berpisah?” Risha bertekad tidak akan berhenti sampai Adhitama setuju dengan permintaannya. “Sampai kapanpun jangan harap mendapat keinginanmu yang satu itu,” ucap Adhitama dingin. Ia tidak memiliki waktu, jadi harus segera siap-siap. Adhitama mengambil acak beberapa baju dan memasukkanya ke dalam koper karena sadar Risha tak mau membantunya. Risha masih diam di tempatnya melihat Adhitama menutup dan menyeret koper itu. Adhitama tak mengucapkan satu patah katapun berjalan melewati Risha. Namun, langkahnya terhenti, ketika Risha dengan seluruh kekuatannya berkata, “Kalau begitu, tolong berhenti menemui kekasihmu itu, Mas.” “Apa maksudmu?” tanya Adhitama saat melihat kilatan emosi dari tatapan mata Rish
Read more

5. Bertemu Wanita itu

Risha tak bisa mengabaikan pesan itu begitu saja. Itu yang membuatnya kini berada di sebuah restoran, duduk berhadapan dengan wanita yang selama ini hanya dia dengar ceritanya dari Niki.Akan tetapi, Risha tak memandang Sevia, melainkan pada koper yang berada di samping tempat duduk wanita itu. Mana mungkin Sevia berada di Jakarta tanpa tujuan?Meski mencoba tenang, tetapi senyum getir tergambar jelas di paras ayu Risha.Mungkinkah Adhitama berbohong? Keluar kota hanya alasan bagi suaminya itu?“Maaf kalau aku sudah bersikap lancang meminta bertemu dengan Kakak,” ucap Sevia.Bicaranya lemah lembut, bahkan memanggil Risha dengan sebutan ‘kak’ padahal Risha tahu kalau mereka seumuran.Risha hanya menatap tanpa memberi respon, melihat Sevia tampak ingin berbicara lagi.“Aku mengajak Kakak bertemu karena merasa butuh bicara soal Mas Adhitama.”Senyum sumbang tergaris di bibir mungil Risha mendengar ucapan Sevia. Bukankah seharusnya dia sudah bisa menebak maksud wanita itu ingin menemuinya
Read more

6. Aku Pergi

Sudah dua hari sejak Adhitama pergi, Risha memilih tinggal di apartemennya untuk menenangkan diri. Pagi itu dia berada di dapur untuk menyiapkan sarapan sambil melamun. Sejak suaminya pergi hari itu sampai saat ini, ia tidak memberikan kabar apa pun pada Risha. Apakah suaminya itu begitu senang bertemu dengan Sevia hingga ia melupakan istrinya sendiri? “Kenapa aku harus pusing memikirkan mereka?” Risha menggeleng pelan, mencoba menepis rasa penasaran dan kekesalan yang mulai timbul di hati. Risha menarik napas pelan dan memejamkan mata untuk menenangkan diri, tetapi terganggu dengan suara bel pintu apartemennya yang berbunyi. “Siapa yang tahu aku ada di sini?” tanya Risha lantas buru-buru ke depan. Di depan pintu Risha terpaku. Di sana Adhitama berdiri diam menatap padanya. Risha melihat kembali sang suami. Wajahnya yang tampan, rambutnya yang hitam legam, dan mata gelap nan tajam itu pernah membuat Risha begitu mencintai Adhitama. Hingga saat ini. Namun, Risha telah be
Read more

7. Selalu Tak Terduga

Adhitama tidak pernah menyangka bahwa Risha benar-benar ingin bercerai darinya tanpa ragu-ragu. Terlebih, sejak tadi Risha selalu berkata ‘wanita lain’ padanya.Adhitama merasa marah.Dia menatap lekat istri kecilnya di bawahnya.Istri kecilnya ini memang cantik. Adhitama tidak merasa rugi ketika dijodohkan dan harus menikah dengan Risha. Risha juga berasal dari keluarga dengan reputasi yang baik, tetapi Adhitama tidak pernah mencintainya.Cengkeraman Adhitama di lengan Risha cukup keras, membuat Risha meringis. “Lepaskan aku, Mas.”Akan tetapi, alih-alih dilepas, Adhitama justru menggendong Risha dan melemparkan Risha ke sofa duduk ruang tamunya.Adhitama menekan Risha di sofa yang sempit. Adhitama menyatukan keningnya, lalu berpindah ke hidung. Kemudian, Adhitama menggerakkan bibirnya ke belakang Risha dan berbisik, “Kamu tidak mengenalku dengan baik, Risha.”Tubuh Risha bergetar. Sofa yang sempit ini membuat Risha kesulitan bergerak, hingga menyentuh bagian bawah Adhitama yang menge
Read more

8. Makan Siang Di Rumah Kakek

[Aku tidak bisa menjemputmu. Pergilah naik taksi ke rumah Kakek.]Risha membaca pesan Adhitama lantas buru-buru mengunci layar ponselnya setelah menyambut kedatangan Haris dengan pelukan.Risha tersenyum menyapa Haris. Senyuman untuk menutupi kekecewaan Risha yang kesekiankalinya pada Adhitama.Haris tampak mengerutkan alis melihat adik kecilnya. Curiga meski tidak sempat melihat kata-kata yang tertulis di sana.Haris adalah anak angkat orang tua Risha. "Apa itu suamimu?” tanya Haris.Risha mengangguk lalu menggenggam erat ponselnya.“Apa dia tahu kalau kemarin kamu pingsan dan .... "Risha menggeleng cepat.Kedatangan pria yang sudah Risha anggap kakak kandungnya itu untuk memastikan kondisinya.Ya, setelah bertemu Sevia waktu itu Risha pingsan di jalan dan harus dilarikan ke rumah sakit. Saat sadar Risha memilih meminta bantuan Haris untuk menjemputnya.Pria itu bahkan sempat membuat dokter mengira sebagai suami Risha. Ucapan selamat dari dokter yang mengatakan Risha tengah hamil ju
Read more

9. Mana Mungkin Cemburu

Adhitama tidak membalas, pria itu hanya menatap Risha dengan ekspresi yang tidak bisa Risha artikan.Mereka masih terus saling tatap dalam diam hingga Risha yang lebih dulu membuang tatapannya dan pergi meninggalkan Adhitama tanpa berkata apa pun lagi.Risha masuk kembali ke ruang makan dan menuju kursinya diiringi tatapan mata semua orang, terutama Kakek Roi. “Kenapa kamu mual? Apa jangan-jangan kamu hamil?” tanya Kakek Roi antusias.Ditanya dan ditatap dengan pandangan harap dari Kakek Roi membuat jantung Risha berdebar. Risha bingung untuk menjawab pertanyaan Kakek Roi. Haruskah ia jujur atau menutupi kehamilannya?“Kalau ada kabar baik pasti akan kami sampaikan pada semua orang terutama Kakek,” Risha menoleh ketika mendengar suara Adhitama yang sudah berdiri di sampingnya. “tapi ini bukan seperti yang Kakek harapkan. Risha hanya kelelahan.”Bibir Risha memulas senyum ironi, jika Adhitama memang menginginkan anak dari pernikahan mereka, bukankah seharusnya pria itu curiga dengan kon
Read more

10. Kakak Angkat

Risha terus berjalan tanpa arah setelah meninggalkan mobil Adhitama. Meskipun di dalam pikiran Risha, Adhitama hanya memikirkan diri sendiri dan tidak mungkin mau repot-repot mengejarnya. Namun, Risha tetap menoleh ke belakang.Risha semakin merutuki kebodohannya sendiri.Untuk apa berharap pada sesuatu yang tidak mungkin?Risha terus berkelahi dengan pikirannya sendiri sambil tetap berjalan, hingga langkahnya terhenti karena dia mulai kelelahan.Risha mengedarkan pandangan, memastikan saat ini sedang berada di mana, tetapi malah kebingungan.“Di mana ini?”Risha merasa asing dengan jalan yang dilaluinya, apalagi saat ini hari mulai gelap. Dia menoleh ke kanan dan kiri. Perasaan was-was mulai merayapi hatinya.Dari jauh lampu mobil menyilaukan pandangannya membuat Risha menyipitkan mata. Sebuah mobil mulai mendekatinya, tetapi Risha tidak beranjak.Risha masih diam di tempat hingga mobil itu berhenti di dekatnya. Setelah dengan jelas melihat si pengemudi mobil, pandangan awas Risha beru
Read more
PREV
123456
...
27
DMCA.com Protection Status