Home / Pernikahan / Aku Ingin Bercerai, Pak CEO! / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!: Chapter 11 - Chapter 20

267 Chapters

11. Benarkah Sudah Berpisah?

Sudah beberapa hari ini Risha tetap berada di apartemen, menjalani hari-harinya.Ia tak ingin pulang ke kediaman Adhitama, meski begitu Adhitama tak menghubunginya sama sekali padahal ponselnya dinyalakan agar tak terjadi masalah lagi.“Sepertinya dia memang tak pernah peduli.”Risha tersenyum getir memandang ponselnya, wanita itu mencoba mengabaikan, tak peduli lagi Adhitama akan menghubunginya atau tidak.Lebih baik ia mempersiapakn dirinya untuk bekerja hari ini.Risha tampak memakai setelan kerja, dia mematut diri di depan cermin sambil mengembuskan napas kasar dari mulut.Sebenarnya tak mudah bagi Risha karena perusahaan tempatnya akan bekerja masih berhubungan dengan Adhitama.Dua tahun lalu saat perusahaan orangtua Risha bangkrut, Kakek Roi memilih mengambil alih. Pria tua itu pun memberi kepercayaan pada Haris untuk menjadi direktur, karena tahu bagaimana kemampuan anak angkat orang tua Risha.Sedang Risha sebenarnya tidak memiliki apa-apa, yang ia miliki hanya kemampuan dan m
Read more

12. Penolakan

“Kenapa dia di sini?” Adhitama heran Sevia sampai datang ke perusahaan, tetapi ekspresi wajahnya sangat datar. Tanpa menunggu jawaban Andre, Adhitama kembali berkata dengan nada sedikit acuh, “Bawa dia pergi dari perusahaan. Katakan padanya aku akan menemuinya, tapi tidak di sini.”“Lalu mau dibawa ke mana, Pak? Nona Sevia sudah berada di sini, kenapa harus diajak ke tempat lain?” tanya Andre bingung.Adhitama mengangkat sebelah alisnya. “Apa masih harus aku yang berpikir?” Andre meneguk ludah menyadari tatapan Adhitama semakin dingin. Andre masih diam ketika atasannya kembali berkata dengan suara yang agak keras, “Kamu yang tentukan, yang penting tidak di perusahaan!”Adhitama tidak ingin menemui Sevia di perusahaan. Pria itu tidak ingin repot mengurus masalah yang mungkin terjadi jika menemui Sevia di sini.Andre terkejut mendengar suara Adhitama yang agak tinggi, tanpa berkata apa pun lagi, Andre pergi dari ruangan dan langsung menemui Sevia.“Bagaimana?” tanya Sevia saat melihat
Read more

13. Tidak Akan Melepasmu

Adhitama mencengkeram erat kemudi, pedal gas diinjak kencang.Ada perasaan sangat tidak senang di hatinya mengetahui Risha ternyata benar-benar bersama Haris. Jadi, Adhitama cepat-cepat pergi untuk menjemput Risha. Ia tidak bisa membiarkan Risha bersama Haris lebih lama lagi.Saat ini sedang jam makan siang, jalanan ramai, dan itu semakin membuat Adhitama kesal.Adhitama memijat pangkal hidungnya. Tadi, ia butuh hampir dua puluh menit untuk tiba ke kantor ini, dan sekarang ia masih harus menunggu lift?Hatinya benar-benar tidak senang.Di depan pintu lift ada beberapa karyawan yang ingin kembali ke ruangan mereka masing-masing. Akan tetapi, mereka tidak ada yang berani berdiri berdekatan dengan Adhitama. Aura mengancam terasa di sekeliling pria itu.Seluruh karyawan di perusahaan tahu siapa Adhitama, tetapi mereka tidak menyangka Presdir Mahesa Grup akan datang ke kantor mereka.Para karyawan langsung teringat berita hangat pagi tadi tentang istri Adhitama yang juga tiba-tiba datang
Read more

14. Masih Tak Menyadari

Kakek Roi sedang berkunjung ke perusahaan milik mendiang orang tua Risha, beberapa jajaran direksi mengikuti di belakangnya. Pria paruh baya itu sedikit mengernyitkan matanya ketika melihat Risha dan Adhitama dari kejauhan, setelah yakin lantas ia tersenyum kecil dan memanggil keduanya.Risha dan Adhitama terkejut melihat Kakek Roi, keduanya pun langsung bersikap biasa seperti tak terjadi apa-apa.“Kenapa kalian ada di sini?” tanya Kakek Roi setelah sampai di depan Risha dan Adhitama.Risha tersenyum menyembunyikkan rasa canggung, hendak menjawab pertanyaan Kakek Roi, tetapi Adhitama lebih dulu berkata, “Aku baru saja mengantar Risha bertemu Haris,” kemudian menarik tangan Risha sebagai isyarat agar Risha tak membantah ucapannya.Risha terkejut mendengar jawaban Adhitama, hingga suaminya itu kembali berkata, “Sudah lama Risha tidak bertemu Haris. Bagaimana pun mereka ini saudara meski hanya saudara angkat.” Risha hanya diam mendengar semua omong kosong Adhitama, ingin mengelak dan me
Read more

15. Rencana

Hari itu Arin pergi menemui Sevia. Ini bukan pertemuan pertama, karena sebelumnya mereka sudah pernah bertemu. Arin bertemu Sevia untuk pertama kali saat bersama Rara, mereka tanpa sengaja melihat mobil Adhitama yang saat itu berbelok ke hotel kelas melati. Saat itu Arin sudah sangat optimis dan semangat ingin memergoki Adhitama selingkuh, tetapi sayang ternyata anak tirinya itu hanya menemui Sevia di lobi. Saat itu Arin sedikit kecewa, namun dia juga merasa jika hubungan Sevia dan Adhitama pasti tak biasa karena anak tirinya yang terhormat itu sampai mau menemui wanita di hotel kelas melati. Setelah memastikan Adhitama pergi, Arin nekat menemui Sevia dan mengajak bicara demi tujuannya.Pucuk dicinta ulam tiba, Sevia ternyata menyambut baik ajakannya. Wanita itu bukan wanita baik di mata Arin. “Apa kamu sudah bertemu Tama lagi?” tanya Arin sekadar basa-basi ketika menemui Sevia untuk yang kedua kalinya. “Sudah, tapi Mas Adhitama seperti tak suka dengan keberadaanku di sini, bahk
Read more

16. Apa Begitu Sesak?

“Nanti malam kalian harus menginap di rumah.” Kak Roi bicara di sela makan siangnya bersama Risha dan Adhitama. Risha sangat terkejut mendengar ajakan Kakek Roi. Baru dia ingin membuka suara untuk menolak, tapi Adhitama sudah menjawab lebih dulu.“Tentu, Kek. Aku bahkan berniat langsung ke rumah kakek setelah dari sini,” Kakek Roi tersenyum senang, hal itu membuat Risha tak berkutik hingga hanya bisa menerima ajakan Kakek Roi dengan pasrah.Dia menoleh pada Adhitama, pria itu tampak dengan tenang menyesap air mineral dari gelas. Ketenangan Adhitama membuat kedongkolan Risha pada suaminya itu makin naik.Selesai makan, Risha terpaksa harus bersama Adhitama sampai di kediaman utama Kakek Roi. Ketika sampai, Risha mencoba untuk tidak bersama dalam satu ruangan yang sama dengan Adhitama, jadi ia lebih memilih menghabiskan waktu siangnya di perpustakaan.Risha baru kembali ke kamarnya ketika hari terlihat gelap dan ia ingin mandi. Wanita itu lega ketika tidak melihat Adhitama di dalam ka
Read more

17. Hadiah Dari Risha

Risha baru turun menuju halaman belakang ketika ia merasa yakin mualnya sudah hilang.Di halaman belakang, tempat keluarga Adhitama berkumpul untuk minum teh. Semua orang sudah ada di sana, termasuk Adhitama dan ayah mertuanya, Roshadi, yang duduk bersama Kakek Roi.Risha melempar senyum untuk membalas senyum Kakek Roi ketika tiba di halaman belakang. Dia melihat salah satu pelayan rumah Kakek Roi yang hendak menuang teh, dengan sopan, ia meminta teko yang berada di tangan pelayan rumah itu dan mengambil alih. “Biar aku saja.”“Kamu itu ya, selalu saja bisa menyenangkan hati kakek,” ucap Kakek Roi saat melihat Risha menuang teh ke masing-masing cangkir.“Risha memang tipe menantu idaman,” timpal Roshadi.Risha hanya membalas ucapan Kakek Roi dan sang mertua dengan senyuman. Risha terus menuang teh pada cangkir-cangkir hingga tiba saat giliran mengisi cangkir Adhitama, meskipun sadar Adhitama sedang memandanginya Risha memilih tak menoleh sama sekali pada suaminya itu.Tak lama setelah
Read more

18. Kembali Ke Rumah

Cukup lama Adhitama menatap wajahnya dalam diam, membuat Risha tertegun sekaligus tidak mengerti. Risha semakin tidak mengerti dengan sikap Adhitama ketika pria itu ternyata pergi begitu saja meninggalkannya.Risha menatap kepergian Adhitama hingga pintu kamarnya tertutup dengan perasaan yang Risha sendiri tidak mengerti.Tiba-tiba dadanya sesak dan rasanya ingin menangis!Air mata muncul di ujung matanya.Risha tidak mengerti kenapa ia ingin menangis, atau mungkin ini karena kehamilannya? Namun, Risha membiarkan dirinya jatuh terduduk di ranjangnya dan menangis dengan pilu.Ketika pagi harinya, Risha terbangun dan tidak menemukan Adhitama di sebelahnya.Ada perasaan yang mengganjal di hatinya ketika tidak menemukan Adhitama di sampingnya, padahal kemarin ia sendiri yang tidak ingin tidur bersama dengan Adhitama, sekarang melihat ranjang sebelahnya kosong, hatinya tetap tidak enak.Risha merutuki dirinya sendiri. Ini pasti karena hormon kehamilan!Risha memilih bangun lebih cepat dan
Read more

19. Mendatangi Pesta Kakek

Malam itu Adhitama menjemput Risha di apartemen, setelah kemarin Risha pergi begitu saja dari rumah tanpa pamit padanya selepas menyiapkan makan siang.“Untung saja kamu tidak meminta Haris menjemputmu malam ini. Kalau iya, Arin dan anak-anaknya pasti akan semakin merasa di atas awan,” ucap Adhitama dingin saat menemui Risha di apartemen.Risha tahu, Adhitama sedang menyindirnya tetapi ia tetap tak senang mendengar sindiran Adhitama. Meskipun begitu, Risha mencoba membalas dengan tenang. “Bahkan cepat atau lambat Kakek juga pasti akan tahu kalau hubungan kita memang tidak harmonis.”Adhitama tiba-tiba menarik tangan Risha, membuat wanita itu terkejut dibuatnya.Adhitama menatap lekat wajah Risha yang malam itu terlihat sangat cantik dengan tubuh kecilnya yang berbalut gaun model backless berwarna silver. Namun, kekagumannya itu enyah ketika rasa kesal lebih mendominasi pikirannya.“Selama ini aku bersikap lunak karena tahu kamu itu cengeng. Tapi siapa sangka, semakin hari sikapmu sema
Read more

20. Demi Apapun Ini Terlalu Sakit

Melihat Sevia menghampiri kakeknya, Adhitama bergegas pergi meninggalkan Risha untuk mendekat.Kolega Adhitama pun tiba-tiba saling berbisik karena pria itu pergi meninggalkan istrinya begitu melihat seorang wanita menghampiri Kakek Roi.Risha tertegun, tak percaya.Ia semakin merasa berkecil hati. Matanya juga tiba-tiba terasa panas, ia tidak bisa melihat Adhitama langsung pergi menghampiri wanita itu dan meninggalkan dirinya. Risha memilih untuk memalingkan wajah dan menunduk. Sevia hendak memperkenalkan dirinya pada Kakek Roi, tetapi sebelum itu terjadi, Adhitama lebih dulu menjawab pertanyaan sang kakek. “Dia Sevia, Kek. Temanku juga model baru untuk salah satu produk yang diproduksi Mahesa Group.”Adhitama terpaksa memperkenalkan Sevia sebagai model untuk menjaga reputasinya. Apalagi dia baru menyadari jika semua tatapan mata para tamu tertuju ke arahnya. Kakek Roi terkejut karena Adhitama menyerobot ucapan Sevia.Wanita itu juga kaget karena Adhitama yang menjawab tak sesuai d
Read more
PREV
123456
...
27
DMCA.com Protection Status