Home / Pernikahan / Aku Ingin Bercerai, Pak CEO! / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!: Chapter 41 - Chapter 50

267 Chapters

41. Merasa Tersaingi

Pagi itu Risha sedikit sibuk, setelah mengantar Lily dan membereskan beberapa pekerjaan rumah, Risha bergegas pergi bekerja. “Jadwalku agak padat, apa hari ini aku bisa minta tolong ke Kakak menjemput Lily di sekolah jam tiga sore? Aku ada rapat dan setelahnya pergi berkunjung ke pabrik maklon My Lily, jadi sepertinya tidak bisa jemput Lily tepat waktu,” ujar Risha saat pamit ke Haris. “Iya, selama aku di sini kamu bisa mengandalkanku, nanti aku yang akan jemput Lily,” balas Haris sambil memulas seulas senyum. Risha mengangguk lega, biasanya dia harus mondar mandir sendiri, beruntung Haris sedang berkunjung. “Tapi sebenarnya aku juga ingin pergi ke kantormu. Aku bukan pesaing bisnismu, jadi tidak ada alasan untukmu menolakku datang, 'kan? Aku tidak akan mencuri ide usahamu," kata Haris. Risha tertawa karena ucapan Haris, dia mengangguk setuju lantas mengiakan Haris ikut bersamanya. Mereka pergi ke kantor Risha yang masih berupa ruko dengan tiga lantai. Haris memandang ruk
Read more

42. Ketakutan Terbesar

Risha diam di ruangannya setelah berkunjung dari pabrik maklon rekanannya itu.Mahesa Group.Mengapa sekarang ia harus kembali bersinggungan dengan Adhitama lagi?Risha cemas. Risha sudah berusaha keras selama 4 tahun ini. Dia mengubur segala hal tentang Adhitama tanpa terkecuali.Risha bahkan sengaja merekayasa kematian agar Adhitama tak lagi mencari tahu tentang hidupnya. Namun, pikiran Risha melayang pada kemungkinan jika Adhitama merasa tersaingi dengan produk My Lily, berarti bukan tidak mungkin suatu saat nanti mereka harus berurusan kembali. Risha memejamkan mata sejenak sambil memijat pelipis, dia masih termenung hingga membuat beberapa staffnya yang berada di luar merasa heran. Beberapa dari staff saling berbisik, melihat atasannya yang tampak bingung. Mereka bisa melihat ekspresi wajah Risha dengan jelas karena dinding ruangan Risha terbuat dari kaca. Akan tetapi, para staff itu menduga Risha sedang grogi karena harus menepati janji pada pengguna produk My Lily. Ris
Read more

43. Papa Di Mana?

Risha mengerutkan kening, menunggu Haris menjelaskan maksud ucapannya. "Wanita itu, banyak yang menilai dia tidak pantas menjadi Brand Ambassador Mahesa Skincare," jawab Haris. "Aku juga berpikiran sama seperti mereka, jika bukan Tama yang membawanya tentu tidak akan mudah baginya mendapat posisi itu." Risha hanya diam mendengarkan, membahas Sevia seperti menguak luka lama. Meskipun sudah empat tahun berlalu, tetapi mendengar nama wanita itu ternyata tetap membuat hati Risha terhenyak.Risha memilih mengakhiri perbincangan dengan Haris. Dia meraih tubuh Lily untuk membawa anak itu ke kamar, tapi Haris lebih dulu meletakkan tangan ke punggung Lily. "Biar aku saja!"Risha mengangguk menerima bantuan Haris, membiarkan kakak angkatnya itu menggendong sang putri ke kamar."Besok aku harus pulang ke Jakarta," ucap Haris setelah menidurkan Lily di kasur."Iya, Kak Haris pasti banyak kerjaan, terima kasih karena selalu menyempatkan menjenguk kami ke Jogja," balas Risha."Kenapa kamu bilan
Read more

44. Tidak Berubah Sama Sekali

Malam itu, Adhitama mendatangi rumah Kakek Roi untuk makan malam bersama. Dia sengaja datang terlambat agar tidak perlu repot berbincang lebih dulu dengan penghuni rumah terutama Arin. Adhitama kini sudah duduk di ruang makan bersama anggota keluarga yang lain, dia sadar sejak tadi Arin terus memperhatikan dirinya. “Kamu kelihatan lebih kurus, Tam. Apa kamu makan dengan baik?” tanya Arin masih menatap Adhitama yang baru saja bergabung di meja makan. Adhitama mengalihkan tatapan dari piring pada ibu tirinya itu lalu membalas, “Terima kasih sudah memperhatikanku.” Arin tersenyum pahit. Meskipun Adhitama mengucapkan terima kasih, tapi Arin masih merasakan sikap dingin anak tirinya itu. Arin lantas melirik ke arah Kakek Roi duduk. Dia penasaran karena Kakek Roi masih bersikap dingin pada Adhitama, padahal pria tua itu sendiri yang mengundang Adhitama datang untuk makan malam bersama. “Aku mengundangmu makan malam karena ada sesuatu yang perlu aku bicarakan berdua denganmu setelah i
Read more

45. Mabuk

Adhitama tak membalas ucapan Roshadi, dia diam sampai Roshadi menyadari bahwa Adhitama sedang menatap Arin yang muncul tiba-tiba. Adhitama pergi tanpa membalas ucapan Roshadi, dia bahkan tak menyapa apalagi pamit ke Arin saat berjalan melawati wanita itu. Adhitama berjalan tegap penuh percaya diri ke luar rumah, setelah itu dia melajukan mobilnya menembus jalanan malam yang sepi. Pikiran Adhitama melayang kembali pada kenangannya bersama Risha setelah perbincangannya bersama Kakek Roi tadi. Adhitama terlihat kesal, dia menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi saat mobilnya berhenti di lampu merah. Adhitama merasakan penyesalan yang tak berujung, tapi tak ingin orang lain menyadari keadaannya. Karena merasa frustasi, Adhitama memilih membelokkan kemudi mobil menuju sebuah klub malam yang cukup ternama. Tak ingin berada di sana seorang diri, Adhitama meminta Andre datang menemaninya. Tiga puluh menit berselang, sekretaris yang sangat patuh pada Adhitama itu datang tergopoh
Read more

46. Tak Percaya

Beberapa jam yang lalu di kantornya, Risha merasa gelisah. Dia mencoba meredam debaran di dadanya dengan meremas jemari. Pagi itu Risha akan melakukan live untuk menjual produk My Lily sendiri seperti janjinya. Namun, Risha grogi, tangannya berkeringat dingin sampai staffnya harus menenangkan dan memberinya semangat. Risha mengucapkan terima kasih, merasa tak seharusnya bersikap berlebihan saat mengingat pesan dari Haris beberapa saat yang lalu. “Jika ingin melepas masa lalu, kamu harus benar-benar melupakan masa lalu itu dan menapaki masa depan tanpa beban.” Risha menelan ludah susah payah, dia meminta segelas air dari staffnya, sebelum benar-benar duduk di depan kamera dan menyapa para pengguna produk My Lily, yang selama dua tahun ini sudah setia pada brandnya. Sementara itu di perusahaan, Andre tampak duduk di belakang meja kerjanya. Dia sudah mengirimkan pesan ke Adhitama tapi belum ada balasan. Andre yang penasaran dengan pemilik My Lily sengaja menunda pekerjaannya
Read more

47. Batas Kesabaran

Andre merasa bulu kuduknya berdiri, dia mengusap lengannya berkali-kali karena hari sudah menjelang malam, tapi Adhitama malah mengajaknya pergi ke makam. Andre menoleh ke kanan dan kiri, tempat itu sudah mulai gelap karena minimnya pencahayaan. “Apa Pak Tama tidak takut hantu?” Andre menggerutu karena Adhitama tidak ingat waktu sama sekali. “Pak, kenapa Anda pergi ke sini menjelang malam. Apa tidak bisa besok saja?” Andre yang mulai panik mendekat untuk bertanya pada Adhitama, tapi atasannya itu tidak menjawabnya. Andre terpaksa menemani Adhitama yang pergi ke makam Risha saat menjelang petang. Dia sudah ketakutan jika ada apa-apa, tapi Adhitama masih terlihat tenang berdiri di samping makam sambil menatap pusara Risha. Adhitama diam memandang pusara dengan nama Risha di atasnya. Seperti biasa, dia hanya diam memandangi hingga Andre takut dan cemas. Andre mendekat ke Adhitama untuk mengajak bosnya itu pergi karena langit semakin gelap. “Pak, ini sudah menjelang malam,
Read more

48. Undangan

Adhitama tak langsung bergerak membantu Sevia saat wanita itu terlihat sangat kesakitan. Hingga Sevia tiba-tiba jatuh. Adhitama meraih tubuh Sevia lalu menepuk pipi wanita itu. Adhitama kembali takut karena merasa Sevia seperti ini karena dirinya. Adhitama terpaksa keluar sambil membopong tubuh Sevia lalu membawanya masuk ke mobil, dia tak peduli dengan bidikan kamera wartawan yang penjaga rumahnya sebutkan berada di luar tadi. Adhitama buru-buru melesatkan mobil menuju rumah sakit, dia tak takut meski yakin setelah ini pasti akan muncul berita tentang hubungannya dan Sevia. Esok paginya seperti apa yang sudah Adhitama duga, gosip hubungannya dan Sevia mencuat ke media, tapi tak hanya itu, kini orang-orang mempertanyakan di mana keberadaan istri Adhitama karena kematian Risha hanya diketahui oleh sedikit orang saja. Adhitama melihat berita yang beredar setelah Andre memberi tahu, dia meletakkan tablet Andre ke meja lalu berkata dia tidak akan peduli dengan gosip murahan se
Read more

49. Apa Gosip Itu Benar?

Sementara Adhitama masih tak peduli dengan gosip yang beredar tentang dirinya dan Sevia, di ruangan kerja Rico yang ada di Mahesa Grup, pria itu saat ini sedang berkumpul bersama adik dan ibunya membahas masalah warisan kakek Roi.Rico mengeluh akan posisinya sekarang ke Arin dan Rara. “Sampai kapan aku harus duduk di posisi manager? Kenapa aku belum juga dipromosikan untuk naik jabatan jadi direktur?” Rico menunjukkan ekspresi wajah kesal. Arin menatap Rico yang kesal, kemudian membalas, “Bersabarlah, kamu seharusnya paham betul, kita ini tidak punya hubungan darah dengan Kakek Roi, kamu bisa berada di posisi ini saja sudah beruntung.” Rico semakin kesal mendengar jawaban Arin, bahkan sampai mendengkus kasar serta memalingkan muka. “Masih mending kita tidak diminta pindah dari rumah Kakek Roi,” timpal Rara. “Kita juga masih diberi jatah bulanan meskipun bukan cucunya. Harusnya kamu juga lebih pintar lagi mengambil hati Kakek Roi, karena tidak menutup kemungkinan kamu bisa dapat
Read more

50. Kabar Bahagia Untuk Lily

Sore hari Risha menjemput Lily di sekolah seperti biasa. Risha langsung memeluk Lily saat anak itu keluar dengan wajah ceria. Risha pulang bersama Lily dan sepanjang perjalanan anak itu tak henti menceritakan kegiatannya di sekolah. "Lily senang?" tanya Risha. Dia setiap hari harus tahu bagaimana perasaan Lily. "Senang," balas anak itu sambil menatap ke depan. "Kalau misal ga masuk sekolah Lily sedih donk," kata Risha. Dia melirik putri kecilnya itu sambil memulas senyum penuh arti. "Iya, sedih ga ketemu temen-temen." Lily menjawab dan menunjukkan ekspresi sedih tapi lucu di wajahnya. Risha mengusap lembut rambut putrinya itu, dia merasa tak sabar menunggu reaksi Lily kemudian berkata," Padahal Bunda ingin mengizinkan Lily untuk tidak masuk sekolah tiga hari. Bunda ingin membawa Lily ke Jakarta bertemu Paman Haris." "Hah .... apa Bunda?" Risha tertawa lebar melihat wajah Lily yang antusias sekaligus kebingungan. Kini Risha harus sabar karena Lily memberondongnya denga
Read more
PREV
1
...
34567
...
27
DMCA.com Protection Status