Share

42. Ketakutan Terbesar

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-02 10:02:04

Risha diam di ruangannya setelah berkunjung dari pabrik maklon rekanannya itu.

Mahesa Group.

Mengapa sekarang ia harus kembali bersinggungan dengan Adhitama lagi?

Risha cemas.

Risha sudah berusaha keras selama 4 tahun ini. Dia mengubur segala hal tentang Adhitama tanpa terkecuali.

Risha bahkan sengaja merekayasa kematian agar Adhitama tak lagi mencari tahu tentang hidupnya.

Namun, pikiran Risha melayang pada kemungkinan jika Adhitama merasa tersaingi dengan produk My Lily, berarti bukan tidak mungkin suatu saat nanti mereka harus berurusan kembali.

Risha memejamkan mata sejenak sambil memijat pelipis, dia masih termenung hingga membuat beberapa staffnya yang berada di luar merasa heran.

Beberapa dari staff saling berbisik, melihat atasannya yang tampak bingung. Mereka bisa melihat ekspresi wajah Risha dengan jelas karena dinding ruangan Risha terbuat dari kaca.

Akan tetapi, para staff itu menduga Risha sedang grogi karena harus menepati janji pada pengguna produk My Lily.

Ris
Adinasya Mahila

Halo Assalamualaikum salam sejahtera, apa kabar kalian Geng? Maaf ya kalau Na jarang menyapa, tapi komen kalian selalu Na baca kok dan beberapa Na balas (Maaf kalau ga semua ya. mohon maklum) Terima kasih dukungan kalian ke novel baru ini. Doakan lancar updatenya ya. Amin. Jangan lupa bagi gem dan rate bintang 5 nya ya Geng. makasih 😘😘😘 sayang kalian

| 41
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Sri Dini
lanjut thor semoga tetap semangat menulisnya
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Risha gak usah khawatir kalo saat live Tama tah dirimu
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
ayooo semangattt Sha tnjkin k Tama klo lu skrg udh skses
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   43. Papa Di Mana?

    Risha mengerutkan kening, menunggu Haris menjelaskan maksud ucapannya. "Wanita itu, banyak yang menilai dia tidak pantas menjadi Brand Ambassador Mahesa Skincare," jawab Haris. "Aku juga berpikiran sama seperti mereka, jika bukan Tama yang membawanya tentu tidak akan mudah baginya mendapat posisi itu." Risha hanya diam mendengarkan, membahas Sevia seperti menguak luka lama. Meskipun sudah empat tahun berlalu, tetapi mendengar nama wanita itu ternyata tetap membuat hati Risha terhenyak.Risha memilih mengakhiri perbincangan dengan Haris. Dia meraih tubuh Lily untuk membawa anak itu ke kamar, tapi Haris lebih dulu meletakkan tangan ke punggung Lily. "Biar aku saja!"Risha mengangguk menerima bantuan Haris, membiarkan kakak angkatnya itu menggendong sang putri ke kamar."Besok aku harus pulang ke Jakarta," ucap Haris setelah menidurkan Lily di kasur."Iya, Kak Haris pasti banyak kerjaan, terima kasih karena selalu menyempatkan menjenguk kami ke Jogja," balas Risha."Kenapa kamu bilan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   44. Tidak Berubah Sama Sekali

    Malam itu, Adhitama mendatangi rumah Kakek Roi untuk makan malam bersama. Dia sengaja datang terlambat agar tidak perlu repot berbincang lebih dulu dengan penghuni rumah terutama Arin. Adhitama kini sudah duduk di ruang makan bersama anggota keluarga yang lain, dia sadar sejak tadi Arin terus memperhatikan dirinya. “Kamu kelihatan lebih kurus, Tam. Apa kamu makan dengan baik?” tanya Arin masih menatap Adhitama yang baru saja bergabung di meja makan. Adhitama mengalihkan tatapan dari piring pada ibu tirinya itu lalu membalas, “Terima kasih sudah memperhatikanku.” Arin tersenyum pahit. Meskipun Adhitama mengucapkan terima kasih, tapi Arin masih merasakan sikap dingin anak tirinya itu. Arin lantas melirik ke arah Kakek Roi duduk. Dia penasaran karena Kakek Roi masih bersikap dingin pada Adhitama, padahal pria tua itu sendiri yang mengundang Adhitama datang untuk makan malam bersama. “Aku mengundangmu makan malam karena ada sesuatu yang perlu aku bicarakan berdua denganmu setelah i

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   45. Mabuk

    Adhitama tak membalas ucapan Roshadi, dia diam sampai Roshadi menyadari bahwa Adhitama sedang menatap Arin yang muncul tiba-tiba. Adhitama pergi tanpa membalas ucapan Roshadi, dia bahkan tak menyapa apalagi pamit ke Arin saat berjalan melawati wanita itu. Adhitama berjalan tegap penuh percaya diri ke luar rumah, setelah itu dia melajukan mobilnya menembus jalanan malam yang sepi. Pikiran Adhitama melayang kembali pada kenangannya bersama Risha setelah perbincangannya bersama Kakek Roi tadi. Adhitama terlihat kesal, dia menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi saat mobilnya berhenti di lampu merah. Adhitama merasakan penyesalan yang tak berujung, tapi tak ingin orang lain menyadari keadaannya. Karena merasa frustasi, Adhitama memilih membelokkan kemudi mobil menuju sebuah klub malam yang cukup ternama. Tak ingin berada di sana seorang diri, Adhitama meminta Andre datang menemaninya. Tiga puluh menit berselang, sekretaris yang sangat patuh pada Adhitama itu datang tergopoh

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   46. Tak Percaya

    Beberapa jam yang lalu di kantornya, Risha merasa gelisah. Dia mencoba meredam debaran di dadanya dengan meremas jemari. Pagi itu Risha akan melakukan live untuk menjual produk My Lily sendiri seperti janjinya. Namun, Risha grogi, tangannya berkeringat dingin sampai staffnya harus menenangkan dan memberinya semangat. Risha mengucapkan terima kasih, merasa tak seharusnya bersikap berlebihan saat mengingat pesan dari Haris beberapa saat yang lalu. “Jika ingin melepas masa lalu, kamu harus benar-benar melupakan masa lalu itu dan menapaki masa depan tanpa beban.” Risha menelan ludah susah payah, dia meminta segelas air dari staffnya, sebelum benar-benar duduk di depan kamera dan menyapa para pengguna produk My Lily, yang selama dua tahun ini sudah setia pada brandnya. Sementara itu di perusahaan, Andre tampak duduk di belakang meja kerjanya. Dia sudah mengirimkan pesan ke Adhitama tapi belum ada balasan. Andre yang penasaran dengan pemilik My Lily sengaja menunda pekerjaannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   47. Batas Kesabaran

    Andre merasa bulu kuduknya berdiri, dia mengusap lengannya berkali-kali karena hari sudah menjelang malam, tapi Adhitama malah mengajaknya pergi ke makam. Andre menoleh ke kanan dan kiri, tempat itu sudah mulai gelap karena minimnya pencahayaan. “Apa Pak Tama tidak takut hantu?” Andre menggerutu karena Adhitama tidak ingat waktu sama sekali. “Pak, kenapa Anda pergi ke sini menjelang malam. Apa tidak bisa besok saja?” Andre yang mulai panik mendekat untuk bertanya pada Adhitama, tapi atasannya itu tidak menjawabnya. Andre terpaksa menemani Adhitama yang pergi ke makam Risha saat menjelang petang. Dia sudah ketakutan jika ada apa-apa, tapi Adhitama masih terlihat tenang berdiri di samping makam sambil menatap pusara Risha. Adhitama diam memandang pusara dengan nama Risha di atasnya. Seperti biasa, dia hanya diam memandangi hingga Andre takut dan cemas. Andre mendekat ke Adhitama untuk mengajak bosnya itu pergi karena langit semakin gelap. “Pak, ini sudah menjelang malam,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   48. Undangan

    Adhitama tak langsung bergerak membantu Sevia saat wanita itu terlihat sangat kesakitan. Hingga Sevia tiba-tiba jatuh. Adhitama meraih tubuh Sevia lalu menepuk pipi wanita itu. Adhitama kembali takut karena merasa Sevia seperti ini karena dirinya. Adhitama terpaksa keluar sambil membopong tubuh Sevia lalu membawanya masuk ke mobil, dia tak peduli dengan bidikan kamera wartawan yang penjaga rumahnya sebutkan berada di luar tadi. Adhitama buru-buru melesatkan mobil menuju rumah sakit, dia tak takut meski yakin setelah ini pasti akan muncul berita tentang hubungannya dan Sevia. Esok paginya seperti apa yang sudah Adhitama duga, gosip hubungannya dan Sevia mencuat ke media, tapi tak hanya itu, kini orang-orang mempertanyakan di mana keberadaan istri Adhitama karena kematian Risha hanya diketahui oleh sedikit orang saja. Adhitama melihat berita yang beredar setelah Andre memberi tahu, dia meletakkan tablet Andre ke meja lalu berkata dia tidak akan peduli dengan gosip murahan se

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   49. Apa Gosip Itu Benar?

    Sementara Adhitama masih tak peduli dengan gosip yang beredar tentang dirinya dan Sevia, di ruangan kerja Rico yang ada di Mahesa Grup, pria itu saat ini sedang berkumpul bersama adik dan ibunya membahas masalah warisan kakek Roi.Rico mengeluh akan posisinya sekarang ke Arin dan Rara. “Sampai kapan aku harus duduk di posisi manager? Kenapa aku belum juga dipromosikan untuk naik jabatan jadi direktur?” Rico menunjukkan ekspresi wajah kesal. Arin menatap Rico yang kesal, kemudian membalas, “Bersabarlah, kamu seharusnya paham betul, kita ini tidak punya hubungan darah dengan Kakek Roi, kamu bisa berada di posisi ini saja sudah beruntung.” Rico semakin kesal mendengar jawaban Arin, bahkan sampai mendengkus kasar serta memalingkan muka. “Masih mending kita tidak diminta pindah dari rumah Kakek Roi,” timpal Rara. “Kita juga masih diberi jatah bulanan meskipun bukan cucunya. Harusnya kamu juga lebih pintar lagi mengambil hati Kakek Roi, karena tidak menutup kemungkinan kamu bisa dapat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   50. Kabar Bahagia Untuk Lily

    Sore hari Risha menjemput Lily di sekolah seperti biasa. Risha langsung memeluk Lily saat anak itu keluar dengan wajah ceria. Risha pulang bersama Lily dan sepanjang perjalanan anak itu tak henti menceritakan kegiatannya di sekolah. "Lily senang?" tanya Risha. Dia setiap hari harus tahu bagaimana perasaan Lily. "Senang," balas anak itu sambil menatap ke depan. "Kalau misal ga masuk sekolah Lily sedih donk," kata Risha. Dia melirik putri kecilnya itu sambil memulas senyum penuh arti. "Iya, sedih ga ketemu temen-temen." Lily menjawab dan menunjukkan ekspresi sedih tapi lucu di wajahnya. Risha mengusap lembut rambut putrinya itu, dia merasa tak sabar menunggu reaksi Lily kemudian berkata," Padahal Bunda ingin mengizinkan Lily untuk tidak masuk sekolah tiga hari. Bunda ingin membawa Lily ke Jakarta bertemu Paman Haris." "Hah .... apa Bunda?" Risha tertawa lebar melihat wajah Lily yang antusias sekaligus kebingungan. Kini Risha harus sabar karena Lily memberondongnya denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07

Bab terbaru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Happy Family : END

    Risha dan Adhitama berjalan beriringan masuk ke sekolah Lily pagi itu. Mereka terlihat beberapa kali berhenti untuk berbicara dengan orangtua teman Lily yang juga datang ke sekolah.Hari itu acara kelulusan murid digelar, Risha sudah tidak sabar melihat bagaimana penampilan putri kecilnya di atas pentas.Risha duduk sambil harap-harap cemas menunggu acara dimulai.“Dia tidak akan membuat kesalahan ‘kan?” tanya Risha sambil meremas tangan. Padahal Lily yang akan tampil, tapi dia yang grogi.Adhitama yang melihat Risha beberapa kali menggigit bibir bawah hanya tersenyum, dia meraih tangan sang istri yang ada di atas paha lalu menggenggamnya erat.“Dingin sekali, kenapa kamu yang gugup begini?” tanya Adhitama.“Aku hanya khawatir. Lihat saja banyak orang begini, bagaimana kalau dia takut hingga membuat kesalahan. Dia pasti sedih dan bisa kehilangan rasa percaya diri, ini penampilan pertamanya di depan banyak orang,” jawab Risha.“Kamu harus yakin ke Lily, dia pasti bisa. Calon penerus Ma

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 11 : Menikah?

    Sore itu, Andre duduk di meja kerjanya sambil menatap layar laptop. Pekerjaan hari itu hampir selesai, tetapi ada satu hal lagi yang harus dia urus sebelum meminta izin pulang ke Adhitama.Andre melihat jam di tangannya, sudah hampir pukul lima sore. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum berdiri dan melangkah ke ruangan Adhitama.“Pak, apa saya bisa bicara sebentar?” kata Andre, mencoba terdengar tenang meskipun ada sedikit kegugupan di suaranya.Adhitama yang masih berkutat dengan layar laptop menjawab, “Tentu. Ada apa?”“Saya mau minta izin, Pak. Lusa rencananya saya ingin mengambil cuti untuk jalan-jalan sebentar. Sudah lama saya tidak liburan."Adhitama sedikit terkejut mendengar permintaan Andre. Dia menghentikan pekerjaannya sejenak lalu memandang sekretarisnya itu. “Jalan-jalan? Ke mana? Memang kamu sudah punya pacar?” goda Adhitama.Andre tertawa kecil mendengar pertanyaan sang atasan. Pemuda itu sedikit berkilah dengan menjawab, “Memang pergi jalan-jalan harus bersama pacar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 10 : Pulang Bersama

    Seminggu kemudian Alma dan Haris mengadakan syukuran atas kelahiran anak mereka.Syukuran di rumah mereka berjalan meriah. Tamu-tamu yang datang silih berganti, membawa suasana hangat penuh canda tawa.Alma, yang baru saja melahirkan putra pertamanya, tampak bahagia menyambut satu per satu tamu yang hadir.Andre melangkah masuk dengan senyum kecil di wajah. Berbaur dengan tamu-tamu lain yang sebagian besar dia kenal. Namun, saat melihat sosok gadis yang tengah mengobrol di sudut lain ruangan, Andre segera berjalan mendekatinya. Ia sudan lama tak bertemu dengan Mahira, tapi dia sebenarnya sudah menduga pasti akan bertemu dengan Mahira di rumah Alma."Andre! Lama nggak ketemu. Apa kabar?" tanya Mahira sambil tersenyum lebar.Andre mengangguk kecil. "Baik. Kamu gimana?""Aku? Baik juga. Ngomong-ngomong, kabar mamamu gimana? Sehat kan?""Sehat kok," jawab Andre.Mereka terlihat canggung, Mahira bahkan ingin menjauh tapi entah kenapa ada perasaan yang membuatnya ingin terus mengobrol denga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 9 : Satu Malam Indah

    Risha baru saja keluar dari kamar Lily malam itu. Dia berjalan pelan sambil memandang pintu ruang kerja Adhitama. Risha ragu mungkinkah Adhitama masih berada di sana atau sudah kembali ke kamar mereka. Risha mengedikkan bahu, memilih mempercepat langkah menuju kamar tidur. Baru saja menutup pintu, Adhitama membuat Risha terkejut karena sudah berada di dalam. “Astaga Mas Tama!” pekik Risha setelah sebelumnya berjengket karena kaget. “Kamu itu kenapa?” Adhitama terkekeh kecil lalu menekuk tangan di depan dada. “Aku pikir Mas masih di ruang kerja,” balas Risha sambil naik ke atas ranjang lalu duduk di samping Adhitama. “Apa ada masalah lagi di Mahesa?” tanyanya penuh perhatian. “Tidak ada, hanya mengecek dan memastikan sesuatu.” Adhitama membalas sambil melingkarkan tangan melewati punggung Risha, memberi isyarat kalau dia ingin memeluk istrinya itu. “Bagaimana Pembangunan kantor dan pabrik barumu? Bukankah seharusnya bulan depan pabrik sudah bisa mulai beroperasi?” tanya Adhitama

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 8 : Kode Ke Suami

    “Sudah sayang, kamu sudah cantik!”Ucapan Adhitama membuat Risha menoleh dan tersenyum. Adhitama berjalan mendekat pada Risha yang masih mematut diri di depan cermin, memeluk pinggang lalu mencium pundak istrinya itu.“Lily sudah siap?” tanya Risha sambil memandang Adhitama dari pantulan kaca di hadapannya.“Sudah, dia senang sekali mendengar kita mau mengajaknya pergi belanja,” balas Adhitama. “Ternyata semua wanita sama, suka sekali dengan hal berbau materi,” imbuhnya.Risha tertawa lebar, dia memutar tubuh lalu memandang Adhitama yang semakin hari semakin terlihat menawan di matanya.“Jadi selama ini Mas Tama pikir aku ini matre? Begitu?” goda Risha.“Hm .. bagaimana aku menjawab? Yang pasti aku bahagia bisa memberimu segalanya.” Adhitama meraih pinggang Risha. Menarik tubuh wanita itu hingga menempel padanya.“Aku hanya butuh Mas cintai dan jadikan satu-satunya wanita di dalam hidup Mas Tama,” ujar Risha. Senyum tipis dan tatapan matanya yang penuh cinta melenakan Adhitama hingga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Pantas Bahagia

    Andre sedang duduk di meja kerjanya, memeriksa laporan yang harus diserahkan ke Adhitama saat atasannya itu baru saja datang.Andre langsung berdiri dan menyapa dengan sopan. “Selamat pagi, Pak.”"Pagi, ikut ke ruanganku, ada yang mau aku bicarakan," ucap Adhitama seraya melangkah masuk.Andre mengangguk, dia berdiri dari kursinya kemudian menyusul Adhitama. Meskipun terdengar serius, tapi raut Adhitama tidak tampak mengintimidasi."Aku mendengar dari pengacara kalau masalah dengan ayahmu itu belum ada titik temu, bagaimana perkembangannya?” tanya Adhitama.Andre menarik napas dalam sebelum menjawab. “Sebenarnya semalam saya bertemu dengannya, yang bisa saya baca dia mulai terlihat khawatir. Mungkin karena saya bilang bekerja di Mahesa dan memiliki dukungan penuh dari perusahaan.”Adhitama tersenyum tipis. “Baguslah kalau begitu. Orang seperti Papamu itu biasanya hanya menggertak. Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan ragu untuk bicara, aku pasti akan membantu,” ucapnya.“Terima kasih,

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Tidak Akan Menang

    Di tengah hujan gerimis yang mengguyur kota, Mahira duduk di kursi penumpang mobil Andre sambil membuka jendela, membiarkan angin segar bercampur bau aspal basah masuk ke dalam mobil.Di tengah perjalanan menuju kos, tiba-tiba Mahira berkata, “Apa bisa berhenti sebentar di minimarket depan? Aku mau beli beberapa makanan buat stok di kos.”Andre mengangguk tanpa banyak bicara, lalu memutar setir ke arah minimarket yang Mahira maksud. Mobil itu melambat dan berhenti di depan minimarket yang terlihat ramai. Mahira keluar lebih dulu, lalu menoleh ke Andre yang masih duduk di kursi kemudi.“Yuk, ikut," ajaknya. Andre sebenarnya malas keluar mobil, tapi entah kenapa dia mengiyakan saja ajakan Mahira."Kamu kalau mau beli sesuatu boleh. Aku traktir, kamu pilih apa aja yang kamu mau.” Senyum Mahira mengembang. Pikirnya, Andre sudah banyak membantu jadi tidak ada salahnya mengeluarkan beberapa puluh ribu untuk membelikan pemuda itu sesuatu.Andre menghela napas sambil menggeleng. "Nggak usah.

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Bisakah Perasaan Berubah?

    Mahira duduk di ruang kecil kantor My Lily, matanya terus melirik jam dinding. Risha belum juga datang, dan dia sudah tidak sabar untuk meminta izin pada ibunda Lily itu.Meski terdengar keterlaluan, tapi Mahira berniat mengajukan diri agar diizinkan melakukan live penjualan sepanjang hari.Mahira masih menunggu dengan cemas, hingga Risha muncul dengan senyum maanis.“Pagi,” sapa Risha ke semua stafnya. Wanita itu berjalan ke ruang kerjanya dan disusul oleh Mahira.“Bu Risha, permisi. Apa saya boleh bicara?”Ucapan Mahira membuat Risha menghentikan langkah lalu menoleh.“Bicara apa?” tanya Risha dengan kening berkerut halus.“Begini Bu Risha. Saya mau meminta izin, boleh tidak hari ini saya mengambil alih live dari pagi sampai petang? Maksimal delapan jam.”Risha mengangkat alis, kaget dengan permintaan itu. “Kenapa tiba-tiba kamu ingin live selama itu?”Mahira menarik napas panjang, matanya sedikit berkaca-kaca. “Saya butuh uang, Bu. Papa saya … papa saya ditangkap polisi.”Risha ter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Fakir Miskin

    Lain di mulut lain di hati. Meski terlihat tak peduli, nyatanya Andre tidak benar-benar bisa mengabaikan Mahira. Malam itu, meskipun memaksakan diri untuk tidur, pikiran Andre tetap berkelana, memikirkan Mahira dan apa yang mungkin sedang terjadi.Pagi harinya, Andre bangun dengan perasaan yang masih sama. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya kepada siapapun, termasuk ibunya.Andre bangkit dari tempat tidur dengan mata berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar hitam tanpa notifikasi baru. Dia memegangnya lagi, ragu sejenak sebelum mengetik pesan lain untuk Mahira.[Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja.]Setelah mengirim pesan itu, Andre termenung, berharap balasannya kali ini datang.Namun, keheningan tetap mengisi ruang kamarnya. Andre mendesah berat, merasa bersalah tapi masih enggan mengakui."Apa aku harus ke sana langsung?" gumamnya. Pikiran tentang Mahira di kos seorang diri terus menghantui Andre.***Matahari baru saja muncul, memancarkan sin

DMCA.com Protection Status