Semua Bab Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya: Bab 131 - Bab 140

230 Bab

BAB SERATUS TIGA PULUH SATU

Rion menatap tajam penuh intimidasi pada Eva yang berdiri salah tingkah di hadapannya. Pria itu baru saja berganti pakaian. Bajunya basah kuyup mandi kuah rawon. Pria itu bahkan sempat mengguyur tubuhnya di kamar mandi waktu membersihkan diri."Kau bukan siapa-siapa di sini. Beraninya kau membuat ulah. Kau berniat menyiram Nadine?" Tuduh Rion. Pria itu tampak menakutkan bahkan untuk Nadine yang tidak punya problem dengan Rion."Aku punya kedudukan di sini!" Balas Eva."Apa?" Tantang Rion."Aku calon istri CEO kantor ini. Lihat saja, begitu aku menikah dengannya, kau dan kalian semua adalah orang pertama yang akan kupecat."Rion jelas tertawa, dengan Rena mengulum senyum diam-diam. Sementara Nadine hanya menggelengkan kepala."Halumu ketinggian, Mbak. Kau pikir dia mau menikah denganmu. Dengan perempuan yang hobi buka paha ...."Rion mendelik ketika Nadine membekap mulutnya. "Apaan sih? Dibelain juga," desis Rion kesal setelah menyingkirkan tangan Nadine."Jangan buka aib juga kali.""
Baca selengkapnya

BAB SERATUS TIGA PULUH DUA

Atma sedang menatap keluar jendela kamarnya. Dia sudah kembali ke rumah sejak sejam yang lalu. Reva menyuruhnya istirahat, tapi pria itu justru merenung di sana. Duduk di sofa nyaman yang bisa dia gunakan untuk membaca.Pikirannya melayang ke saat Pram menemuinya di ruangan Reva. Iya, sosok yang mendatanginya adalah Pram, sang mantan asisten. Dan obrolan atau lebih tepatnya adu argumen terjadi di antara keduanya, mantan atasan dan asistennya.Flashback on"Pada akhirnya, kita sama-sama kehilangan orang yang kita sayang." Atma berujar lebih dulu."Tapi Anda masih memiliki yang lain, sedang saya, Anda mengambil satu-satunya yang saya miliki, yang tersisa setelah Anda juga merenggutnya!" Pram mulai emosi."Tapi dia pergi juga," ujar Atma sendu."Jika putra Anda tidak menjebaknya, adik saya mungkin masih hidup," tuding Pram."Dan cucu sulungku yang meninggal? Tidak, Pram. Tuhan maha adil, Dia mengambil keduanya. Dia ingin mengingatkan kita.""Pada kesalahan fatal yang Anda lakukan!" Pram
Baca selengkapnya

BAB SERATUS TIGA PULUH TIGA

Reva tampak meremas tangannya sendiri beberapa kali. Kebiasaan kalau dirinya sedang resah. Wanita itu terus menunduk, tidak berani atau lebih tepatnya enggan menatap pria yang duduk di depannya."Terima kasih," kata pria itu pada OB yang mengantar minuman ke ruangan Reva."Minum dulu tehnya, rendah gula seperti kesukaanmu. Papa harap masih belum berubah."Reva mendongak, mempertemukan iris coklat miliknya dengan pemiliki manik mata berwarna sama dengannya. Pria itu tersenyum hangat, meski pedih itu tetap ada. Putrinya pulang, tapi sama sekali tidak memberitahu bahkan menemuinya. Sekeras apapun hatinya, seorang ayah tetap seorang ayah yang tetap akan menyayangi anak-anaknya, walau terkadang caranya agak lain. Kadang menimbulkan pro dan kontra."Pa ....""Yang penting kamu baik-baik saja." Reva menelan ludah, dia baru saja mendapat pelukan hangat dari Hermawan, sejatinya dia juga merindukan hal serupa dari papanya sendiri, Arya. Seperti saat dirinya masih kecil dulu. Pria itu sering me
Baca selengkapnya

BAB SERATUS TIGA PULUH EMPAT

Nadine menarik lengan Rafael ketika lelaki itu memakai jaketnya kembali. Hari berubah gelap belum lama, dan Rafael baru pulang dua jam yang lalu. Sekarang sudah mau pergi lagi."Mau ke mana?""Ada perlu sama Sandy."Netra Nadine memicing. "Ada perlu apa?""Urusan laki-laki," balas Rafael singkat seraya menyemprotkan parfum sang istri lumayan banyak."Awas kalau selingkuh!" Cetus Nadine galak. Bibir perempuan itu maju lima senti."Kenapa? Cemburu?" Goda Rafael."Gak ya. Tidak suka aja. Yang namanya pernikahan tidak boleh mendua. Kalau mau mencari yang lain ce ...."Kalimat Nadine terputus ketika Rafael merunduk untuk mencium bibir sang istri yang kalau sudah ngomel macam petasan injak. Kalau belum habis belum berhenti. Tapi Rafael tak pernah protes. Seolah omelan Nadine adalah lagu yang merdu untuk hidupnya yang sunyi."Justru aku mau nyingkirin calon pelakor." Kata Rafael, mengacuhkan Nadine yang masih cemberut karena ulah sang suami barusan."Sudah ya, aku pergi dulu. Aku tahu batas.
Baca selengkapnya

BAB SERATUS TIGA PULUH LIMA

Rafael mengetukkan jemari di atas meja. Hari ini, dua hari setelah penjebakan Eva, lelaki itu datang ke kantor. Ada beberapa hal yang harus dia bahas dengan Rion dan Sandy.Lelaki itu masih teringat akan pertanyaan Heni. Dia sungguh kena jewer dan bakal kena cibir jika melalukan pinjol. Padahal dia sama sekali tidak melakukan hal itu."Kenapa?" Rion bertanya setelah masuk membawa beberapa map. Dengan Rafael lekas memeriksanya."Ada yang nyari aku ke rumah siapa ya?" Gumam suami Nadine, menatap berkas di hadapannya lama. "Sudah jangan dipelototin, tahulah yang ngerjain istri tercinta.""Cinta?" Kutip Rafael, kata itu kembali mengusik suami Nadine."Kenapa? Sudah fall in, Tuan Muda."Rafael menggelengkan kepala sebagai jawaban. "Yang datang ke rumah siapa ya. DC tidak mungkin perlente pakai jas. Ada juga tampang kayak tukang pukul. Kata mertuaku orangnya tampan.""Cek CCTV."Rafael meletakkan berkasnya, lalu membuka laptop. Beberapa menit berkutat di sana. Pria itu menghembuskan napas
Baca selengkapnya

BAB SERATUS TIGA PULUH ENAM

Rafael hampir berlari ke kantin ketika mendengar insiden Nadine disiram orange juice oleh Eva. Namun dia tertahan oleh ucapan Rion, "Pergilah, jika kau siap untuk menunjukkan diri di depan istrimu. Ada David di sana, aku yakin dia akan melindungi Nadine.""Justru karena ada David di sana." Rafael akan selalu cemburu jika ingat David mantan tunangan Nadine."Aku yang turun," kata Sandy."Tidak boleh, Nadine tidak tahu kau asisten Rafael. Aku yang pergi. Belum kapok rupanya dia, kemarin aku yang disiram rawon, sekarang kejadian dia berhasil menyiram Nadine. Pecat saja dia." Usul Rion seraya keluar dari ruangan itu.Suasana kantin masih heboh, tidak ada orang yang bicara tapi suara Eva cukup membuat kehebohan di sana. David tak bergeming, hanya berdiri di depan Nadine, membiarkan Eva melontarkan sumpah serapahnya pada Nadine.Ada blazer Rena yang kini menutupi tubuh Nadine, blus Nadine hitam, aman sebenarnya tapi kain basah yang melekat di tubuh Nadine tetap bakal mencetak bulat dada Nad
Baca selengkapnya

BAB SERATUS TIGA PULUH TUJUH

Eva melampiaskan emosi dengan membanting barang yang ada di apartemennya. Dia sangat marah, benci sekaligus dendam pada semua orang. Terutama Nadine, sejak dulu wanita itu selalu merebut spot yang dia inginkan.Ketika Nadine bertunangan dengan David, Eva iri setengah mati. Eva tentu tahu siapa David. Pria kaya raya, tampan, cucu pemilik DA Grup. Oleh sebab itu perempuan itu nekad menggoda David.David yang waktu itu masih brengsek, belum mau terikat komitmen tapi sebetulnya cinta buta pada Nadine. Pria itu terpengaruh bujukan Eva untuk memutuskan pertunangannya dengan Nadine. David menurut waktu itu. Dan peristiwa itu terjadi.David dan Eva merancang untuk menjebak Nadine, kejadian itu berakhir dengan pernikahan Nadine dan Rafael. Eva sangat puas, rencananya berhasil. Hubungan David dan Nadine selesai, Eva semakin bahagia ketika tahu suami Nadine cuma seorang kurir.Eva pikir Nadine akan terpuruk, meratapi percintaannya dengan David yang kandas untuk waktu yang lama. Nyatanya tidak. P
Baca selengkapnya

BAB SERATUS TIGA PULUH DELAPAN

"Kenapa Papa tiba-tiba bertanya?" Rafael melepas masker setelah pintu tertutup. Sampai terdengar bunyi klik. Dia memastikan tak ada yang bakal menguping pembicaraan mereka. Rion hanya mengangguk hormat pada Arya, bagaimanapun lelaki itu adalah ayah mertuanya, ayah dari wanita yang sangat dia cinta."Ingin tahu saja." Arya membalas tenang. Lelaki itu tahu kalau sang putra masih marah padanya. Atau lebih tepatnya tidak terima dengan perlakuan sang ayah pada mereka bertiga."Jangan bilang kalau Papa mulai tertarik pada kehidupan pribadiku. Sejak kapan Papa peduli?"Konflik itu nyata masih ada. Sebab Rafael jelas belum memaafkan apa yang telah terjadi pada kehidupan mereka."Papa selalu peduli pada kalian. Hanya papa akui sedikit keterlaluan."Dengusan kecil terdengar dari arah Rafael. "Keterlaluan sampai menghilangkan nyawa abangku.""Abangmu juga putra Papa," tandas Arya."Kalau Papa peduli seharusnya Papa bisa mencegah kejadian hari itu."Topik Lio akan selalu memancing amarah Rafael.
Baca selengkapnya

BAB SERATUS TIGA PULUH SEMBILAN

"Mau mampir ke mana lagi?" Tanya Rena yang menemani Nadine belanja. Hari ini mereka pulang lebih cepat, mengingat pakaian Nadine yang sangat tidak membuatnya nyaman. Bukan karena bahannya, tapi karena sepanjang berada di kantor, Nadine risih diperhatikan sebab kemeja yang dia pakai.Kali ini mereka mampir membeli baju, sekalian Rena juga ikutan belanja. Jadilah dua perempuan itu kalap, hasilnya dua paper bag kini berada di tangan masing-masing wanita itu. Nadine pun sudah mengganti pakaiannya. "Mau beli buah. Mau gak?""Yah, ini aja utangnya sudah berapa. Gajian masih setengah bulan lagi. Tapi dompet sudah nipis," keluh Rena."Tenang ada ini." Nadine menunjukkan kartu yang Rafael berikan. Baru kali ini dia menggunakan benda itu untuk belanja. Sekali sekala kata Nadine."Eh, itu kartu limitnya berapa. Dari tadi kita gesek terus, tahu-tahu jebol limitnya. Kasihan suamimu.""Iya, ya. Belum pernah cek isinya. Nanti aku cek. Habis beli buah."Rena mengangguk lantas mengekor langkah Nadin
Baca selengkapnya

BAB SERATUS EMPAT PULUH

"BUBAR!"Suara itu mengurai kegaduhan yang tercipta karena ucapan Rionald. Semua menoleh ke arah pintu, di mana sang pemilik Blue Paradise berada di sana."Selain Kakek, Reva, Rion sama Tante Dewi, silakan pergi! Kalian punya rumah kenapa malah ngumpul di sini." Suami Nadine menghampiri Atma lantas berbisik seraya menyerahkan bag yang dia bawa. Lelaki sepuh itu mengulas senyum, lantas mengucapkan terima kasih.Setelahnya Rafael menghampiri sang tante, mencium tangannya lalu memeluknya. "Tante dengar kamu sudah menikah. Bisa kenalin dia sebelum Tante pulang," lirih Dewi di telinga Rafael."Belum waktunya," balas Rafael sembari tersenyum. Pria itu melihat Dewi berdecak kesal.Satu peristiwa yang membuat Arya iri sebenarnya. Hubungan Rafael dan Dewi teramat dekat. Sedekat pria itu dengan sang mama dan adiknya. Sampai kapan dia harus menunggu. Arya sibuk dengan asumsinya sendiri sampai usapan lengan Paramita membuat pria itu menoleh.Untuk beberapa hal Paramita bisa mengerti sisi melo s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
23
DMCA.com Protection Status