Share

BAB SERATUS TIGA PULUH EMPAT

Nadine menarik lengan Rafael ketika lelaki itu memakai jaketnya kembali. Hari berubah gelap belum lama, dan Rafael baru pulang dua jam yang lalu. Sekarang sudah mau pergi lagi.

"Mau ke mana?"

"Ada perlu sama Sandy."

Netra Nadine memicing. "Ada perlu apa?"

"Urusan laki-laki," balas Rafael singkat seraya menyemprotkan parfum sang istri lumayan banyak.

"Awas kalau selingkuh!" Cetus Nadine galak. Bibir perempuan itu maju lima senti.

"Kenapa? Cemburu?" Goda Rafael.

"Gak ya. Tidak suka aja. Yang namanya pernikahan tidak boleh mendua. Kalau mau mencari yang lain ce ...."

Kalimat Nadine terputus ketika Rafael merunduk untuk mencium bibir sang istri yang kalau sudah ngomel macam petasan injak. Kalau belum habis belum berhenti. Tapi Rafael tak pernah protes. Seolah omelan Nadine adalah lagu yang merdu untuk hidupnya yang sunyi.

"Justru aku mau nyingkirin calon pelakor." Kata Rafael, mengacuhkan Nadine yang masih cemberut karena ulah sang suami barusan.

"Sudah ya, aku pergi dulu. Aku tahu batas.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status