Home / Romansa / 30 Days Girlfriend / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of 30 Days Girlfriend: Chapter 121 - Chapter 130

164 Chapters

121 Siapa Tamu yang Bikin Kamu Frustrasi?

"Yang, siang ketemu WO ya," ucap Naren melalui sambungan telepon. Padahal ia baru saja tiba di kantor setelah mengantar Rhea ke Amigos, tapi saat berjalan dari parkiran ke ruangannya ia masih menyempatkan diri untuk menghubungi Rhea."Ok. Bisa whatsapp aja kali, Mas.""Emangnya nggak boleh denger suaramu?""Lebay banget!"Naren terkekeh mendengar gerutuan Rhea. "Ketemu di Amigos aja ya, biar kamu nggak repot ke mana-mana.""Iya, terserah kamu. Kalo kamu udah bilang gitu juga bakal susah banget kan dinegonya," sahut Rhea pasrah.Siang itu, sesuai permintaan Naren, Rhea menunggu kedatangan Adisty, personal assistant wedding planner yang mengurus segala persiapan pernikahan mereka. Naren yang masih terjebak meeting dengan salah satu klien terpaksa hadir lebih lambat dari perjanjian mereka."Siang, Rhe."Setelah beberapa kali bertemu, dan tahu kalau mereka seumuran, Rhea dan Adisty menjadi lebih dekat dengan mencoba menanggalkan embel-embel panggilan di antara mereka."Siang, Dis. Duh, th
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

122 Sentuhan yang Membuat Tenang

Naren menghela napas kembali, kemudian menyandarkan kepalanya pada punggung kursi dan menatap langit-langit ruangannya. Sementara Rhea masih menunggu dengan sabar sampai Naren bercerita apa yang terjadi padanya."Pulang yuk," ajak Naren yang langsung berdiri dan merapikan barang-barangnya.Rhea berusaha mengerti apa yang dihadapi Naren, ia yakin Naren akan memberitahukannya kalau Naren sudah siap."Ayo, aku udah masak tadi di rumah, tapi buru-buru ke sini. Kita makan di rumah aja ya," ucap Rhea sambil melingkarkan tangannya ke lengan Naren.Naren mengulum senyumnya. Aneh, sentuhan dari Rhea, sekecil apa pun itu, bisa membuatnya tenang. Padahal tadi sebelum kedatangan Rhea, rasanya ia ingin membanting barang-barang yang ada di depannya.Tiba di perumahan yang mereka tempati, Naren lebih dulu memarkirkan mobilnya di rumah. Setelah berganti dengan pakaian santai, barulah ia menuju rumah Rhea untuk makan malam bersama. Sudah cukup malam, harusnya ia tidak membuat Rhea jadi kelaparan karen
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

123 Aku Butuh Ketenangan Malam Ini

-Yang terjadi di ruang kerja Naren-"Saya nggak pernah izinkan anda untuk menginjakkan kaki di ruangan saya."Wanita yang kini mendapatkan tatapan tajam dari Naren itu tidak mampu membalas kata-kata Naren. Ia hanya diam sambil berusaha membesarkan hatinya. Pun ia tidak berharap Naren akan tersenyum kemudian berlari memeluknya saat melihat dirinya.Bayuni yang melihat tatapan penuh amarah di mata Naren, sedikit beringsut. Tapi tidak ada yang bisa ia jadikan tameng. Bahkan seorang wanita yang ada di belakangnya, yang Bayuni kira sangat dirindukan Naren, kini hanya terdiam sambil menahan tangisnya.Naren kembali menekuri layar laptopnya, tanpa menoleh sedikit pun kepada dua orang wanita yang masih berdiri kaku di depan pintu."Saya rasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi Bu Bayuni. Kita bisa bicarakan proyek kita beberapa hari lagi sesuai kesepakatan kita tadi. Tanpa wanita itu.""Ren. Mamamu pengen ketemu kamu," ucap Bayuni berusaha menurunkan emosi Naren."Tapi saya nggak ingin kete
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

124 Ulang Tahun yang Terlambat

"Mau nemenin Tante ngobrol sebentar?"Rhea kemudian duduk di hadapan wanita itu. "Saya belum memperkenalkan diri, Tante. Saya Rhea.""Oh iya. Saya Ajeng. Seperti yang sudah kamu tau, saya mamanya Naren. Naren pernah cerita tentang saya?"Sebenarnya Rhea cukup kesulitan menjawabnya, ia tidak ingin mengungkapkan kalau Naren masih menyimpan foto keluarga mereka dan membuat wanita di depannya berharap terlalu banyak. Rhea tahu kalau kali ini tidak akan semudah membujuk Naren untuk berbaikan dengan papanya. "Mas Naren pernah cerita sekali waktu itu.""Kalian udah lama kenal?""Dari SMA, Tante. Tapi waktu itu saya pindah ke luar kota, ikut Papa saya pindah dinas. Baru ketemu lagi belum lama, belum ada setahun," jawab Rhea."Naren nggak mau nemuin Tante sebelum kalian tunangan?""Hmm ... Waktu itu saya udah nyoba bujuk Mas buat nemuin Tante. Tapi—""Tante ngerti, Naren pasti nggak mau. Ngomong-ngomong kamu udah lama buka coffee shop ini?""Belum lama kok, Tante. Baru sekitar empat bulan.""S
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

125 Jangan Bikin Naren Malu!

Rhea tengah menunggu kedatangan calon mertuanya di sebuah restoran sushi yang ada di Pondok Indah Mall, sesuai permintaan mama Naren.Kali ini, rasa gelisahnya melebihi saat bertemu papa Naren atau kakek Naren sekalipun.Naren: Makan siang di mana?Satu pesan dari Naren itu langsung membuat Rhea berdebar. Harus jawab apa?Rhea: Aku makan siang di PIM, MasRhea: Ada janjiNaren: Sama siapa?Rhea: Sama cewek, tenang ajaSetelahnya tidak ada lagi balasan dari Naren. Tak berselang lama, kursi yang ada di depan Rhea bergeser. Saat itu lah Rhea yakin kalau orang yang ditunggunya sudah datang."Siang, Tante," sapa Rhea."Udah lama? Maaf ya, Tante tadi ketemu temen dulu.""Nggak apa-apa kok, Tante. Memang tadi saya berangkat lebih awal dari Bintaro."Keduanya berhenti bicara sesaat setelah selesai memesan beberapa jenis sushi.Dalam diamnya, Ajeng memperhatikan penampilan Rhea yang simple, hanya dengan mengenakan blouse berwarna soft mint dan flagged skirt berwarna putih.Semua gesture Rhea j
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

126 Dia Tetap Mamamu

Naren mengernyit bingung setelah mendengar pertanyaan calon istrinya itu. "Maksudnya? Kerjaanmu kan ngurus coffee shop, bentar lagi ada dua lagi yang mesti diurus. Itu kerjaan halal dan setauku bukan hal yang gampang loh. Kenapa aku harus malu?"Rhea menghela napas. Di dalam hatinya memang ia sama sekali tidak merasa malu dan di dalam otaknya masih belum bisa mencerna apa yang disampaikan mama Naren saat mereka makan siang."Beneran nggak apa-apa, Mas? Misal nih ya, ada pegawai Candra Group yang dateng ke Amigos, terus aku yang nganterin kopi dia karena pegawaiku lagi keteteran, gimana? Kamu nggak malu?""Sebenernya daripada malu, aku lebih takut kamu kecapekan." Naren lantas menatap Rhea penuh selidik. "Dari mana kamu dapet pikiran kalo aku bakal malu?"Rhea menggeleng sambil tersenyum, berusaha menunjukkan kalau pertanyaannya berasal dari pikirannya yang random. "Jabatanmu di perusahaan bakal makin tinggi, Mas. Aku jadi agak ... kepikiran. itu aja.""Apa kamu mau aku tetep di jabata
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

127 Di Bawah Tatapanku

Rhea mengetuk pintu di depannya—yang ia tahu sebagai kamar untuk Naren beristirahat di kantor. "Maaas. Aku boleh masuk nggak?"Tidak terdengar jawaban dari Naren. "Mas, aku masuk ya." Dengan memberanikan diri, Rhea membuka pintu yang tidak terkunci itu. Apa sih yang akan terjadi padanya? Paling-paling hanya diusir setelah diamuk oleh Naren.Pemandangan pertama yang dilihat Rhea adalah Naren yang duduk di pinggir ranjang sambil menunduk dan mengepalkan tangan.Rhea mendekat, berjongkok di depan Naren, lalu menangkupkan tangannya di atas tangan Naren yang sedang mengepal erat. "Maaf ya, Mas. Aku belum cerita. Aku bingung gimana mau cerita ke kamu, takut kamu emosi lagi.""Udah," jawab Naren singkat sambil menatap manik mata Rhea tanpa berkedip."Hah?""Kamu udah berhasil bikin aku emosi. Kenapa sih kamu nggak cerita, Rhe? Apa dia yang nyuruh kamu nggak cerita ke aku?"Rhea menggeleng cepat. "Nggak, Mas. Mamamu nggak nyuruh aku buat rahasiain dari kamu. Aku ... aku cuma bingung aja mulai
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

128 Biarlah Wanita Itu Tersesat dalam Ketidaktahuannya

"Mas beneran nggak mau ikut masuk?" tanya Rhea sebelum ia turun dari mobil Naren.Beberapa hari yang dihabiskannya untuk meyakinkan Naren sampai akhirnya Naren memperbolehkannya bertemu dengan mamanya. Rhea berjanji kalau ia akan aman-aman saja bertemu dengan mama Naren dan akan menyaring semua ucapan yang keluar dari mulut wanita itu.Tapi tentu saja Naren tidak bisa melepaskan Rhea dengan mudah. Ia mengantarkan Rhea sampai depan kediaman mamanya. Dan kini, ia masih terlihat enggan saat melihat Rhea hendak turun dari mobilnya."Aku yang harusnya tanya sama kamu, kamu nggak mau ngubah keputusanmu? Nggak usahlah nemuin dia, buat apa? Ya? Kita jalan-jalan aja ya.""Maaas." Rhea menangkup wajah Naren yang terlihat memelas. "Aku yakin ada sesuatu yang ingin disampaikan mamamu. Sampai aku tau maksudnya apa ngajak ketemu aku terus-terusan, aku nggak akan mundur. Tenang aja, Mas. Aku masuk ke rumah mamamu, bukan ke sarang penyamun. Segitu resahnya.""Aku nggak suka dia ngerendahin kamu." Nar
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

129 Pasangan Sepadan

Rhea menoleh ke belakang, menatap Bayuni dan berpura-pura bingung. "Maksudmu?""Aku tau kamu cerdas, Rhe. Tenang aja. Aku memang kagum sama Naren, dia mungkin salah satu laki-laki yang bisa membuat aku menoleh dua kali.""Hah? Kenapa bawa-bawa aku?" sela Naren. Sejujurnya ia tidak terlalu mengerti apa yang dibicarakan dua wanita di dalam mobilnya itu."Aku lagi muji kamu loh, Ren. Jujur aja, cewek mana yang nggak menghayal jadi pasanganmu waktu pertama kali ketemu.""Aku nggak!" jawab Rhea cepat. "Dia nih, bikin aku nggak bisa jajan tiga hari gara-gara mesti gantiin baju seragamnya yang kena tumpahan es jeruk. Gimana aku bisa menghayal dia jadi pasanganku."Naren terbahak. "Ya kamu nggak hati-hati jalannya. Tapi akhirnya kamu tetep nembak aku duluan kan," goda Naren."Mas! Itu dulu ya, waktu aku masih belum bisa mikir bener." Rhea mengerucutkan bibir karena kesal. Perdebatan mereka membuat Rhea lupa apa yang baru saja disampaikan Bayuni.Helaan napas Bayuni dari kursi belakang bisa di
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

130 Tipe Ideal

"Dia masih suka hubungi kamu atau minta ketemu kamu?" tanya Naren tiba-tiba di suatu sore saat menjemput Rhea dari Bintaro.Naren melajukan mobilnya menuju Kelapa Gading, rumah di mana keluarganya malam ini akan berkumpul untuk menyambut kepulangan keluarga tantenya dari Singapura. Padahal tantenya itu baru akan tiba esok hari, tetap saja kakeknya yang rela meninggalkan dinginnya udara Dieng itu, ingin mereka berkumpul sejak malam."Dia siapa?" tanya Rhea polos. "Ega?""Kenapa bawa-bawa Ega?" Sontak Naren menaikkan nadanya beberapa oktaf saat Rhea mambawa nama Ega dalam percakapan mereka."Loh terus maksudnya siapa?""Mantan istri Papa.""Ooh, mamamu?"Naren menahan kesalnya setiap ada orang yang menyebut wanita yang sedang mereka bicarakan itu sebagai mamanya. Tapi tentu saja di depan Rhea ia tidak bisa mengamuk seperti biasanya. "Kenapa sih semua orang nyebut dia 'mamaku'?""Mau kamu bantah kayak apa pun, dia tetep mamamu, Mas. Gimana lagi dong. Kan nggak bisa tuker mama di dunia i
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status