Share

126 Dia Tetap Mamamu

Naren mengernyit bingung setelah mendengar pertanyaan calon istrinya itu. "Maksudnya? Kerjaanmu kan ngurus coffee shop, bentar lagi ada dua lagi yang mesti diurus. Itu kerjaan halal dan setauku bukan hal yang gampang loh. Kenapa aku harus malu?"

Rhea menghela napas. Di dalam hatinya memang ia sama sekali tidak merasa malu dan di dalam otaknya masih belum bisa mencerna apa yang disampaikan mama Naren saat mereka makan siang.

"Beneran nggak apa-apa, Mas? Misal nih ya, ada pegawai Candra Group yang dateng ke Amigos, terus aku yang nganterin kopi dia karena pegawaiku lagi keteteran, gimana? Kamu nggak malu?"

"Sebenernya daripada malu, aku lebih takut kamu kecapekan." Naren lantas menatap Rhea penuh selidik. "Dari mana kamu dapet pikiran kalo aku bakal malu?"

Rhea menggeleng sambil tersenyum, berusaha menunjukkan kalau pertanyaannya berasal dari pikirannya yang random. "Jabatanmu di perusahaan bakal makin tinggi, Mas. Aku jadi agak ... kepikiran. itu aja."

"Apa kamu mau aku tetep di jabata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status