“Jadi, kau bersungguh- sungguh untuk tinggal di rumah ini?” tanya Habiba ingin memastikan.Qasam mengangguk, lalu menggenggam tangan Qizha dan berkata, “Lihatlah, aku sudah pantas menjadi seorang ayah bukan?”Semua orang bertukar pandang dan tersenyum.“Sudah cocok, Mas. Cocok banget. Kalian itu ganteng sama cantik, jadi nanti anaknya bakalan menggemaskan!” sahut Qansha sambil tertawa gemas.“Memang sudah dua tahun lalu seharusnya kau menikah, dan sekarang setidaknya sudah punya satu anak,” komentar Husein.“Mudah-mudahan anaknya perempuan. Aamiin…” Wafa menengadahkan tangan dan mengusapkannya ke wajah saat mengucap kata ‘Aamiin’. “Kenapa kau suka keponkan perempuan?” tanya Qizha.“Karena akalau perempuan tuh bisa didandani, diapakaikan baju cantik, sedangkan laki-laki nggak asik,” jawab Wafa sambil nyengir.Seisi ruangan tertawa.“Baiklah, mama setuju kamu menempati rumah ini jika memang kamu merasa lebih baik mandiri tinggal bersama keluarga kecilmu. Mama pikir memang lebih b
Baca selengkapnya