Home / Urban / Raja Naga Meninggalkan Gunung / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 141 - Chapter 150

1670 Chapters

Bab 141

Melihat Tuan Ehsan berlalu, wajah Widia langsung memucat dan kembali duduk sambil termenung.Joni menghela napas dan berkata, "Widia, bukannya aku mau mengomelimu. Mengapa kamu masih terlibat dengan orang seperti Tobi? Selama dia di sini, cepat atau lambat dia akan mencelakaimu.""Salah. Sekarang dia sudah mencelakaimu."Widia sangat tertekan dan berkata, "Aku nggak sangka dia akan muncul di sini hari ini. Tuan Joni, bisakah kamu meminta bantuannya lagi?""Aku coba lagi."Joni sadar selama Tobi ada di sini hari ini, rencananya tidak akan berhasil. Dia harus mencari tempat lain."Kamu tunggu aku di sini. Aku akan menyusulnya dulu.""Oke!"Widia takut Tuan Ehsan tidak ingin melihatnya, jadi dia pun duduk di dalam saja.Begitu Joni hendak turun, dia melihat Tobi juga di sana. Dugaannya benar, Tobi sedang mengawasinya. Hari ini, rencananya tidak mungkin akan berhasil.Joni pun merasa emosi.Tanpa Widia di sampingnya, Joni pun tidak lagi bersikap lembut seperti biasanya. Dia pun berkata den
Read more

Bab 142

"Hais. Tobi memang agak keterlaluan, tapi dia nggak berniat jahat, kok. Mungkin dia hanya cemburu dan salah paham dengan kita." Di saat seperti ini, entah kenapa, Widia masih tetap membela Tobi."Sampai sekarang kamu masih mencari alasan untuknya?""Sudah kubilang, kalau kamu nggak menyingkirkan orang jahat sepertinya, cepat atau lambat dia akan mencelakaimu. Sekarang, dia sudah mencelakaimu," ucap Joni dengan marah.Widia hanya tersenyum pahit. Tiba-tiba kakeknya menelepon dan menanyakan masalah itu kepadanya. Dia terpaksa menjelaskan dengan jujur ​​apa yang terjadi barusan.Awalnya, Kakek Muhar juga marah, tetapi setelah dipikir-pikir, dia pun menghela napas dan menerima takdir itu.Kakek Muhar segera menyuruh Widia pulang untuk makan malam sekaligus membahasnya lagi. Kakek Muhar juga mengundang Joni yang membuat pria itu kegirangan.Setelah kembali, semua orang kembali mencemooh Tobi. Kemudian, mereka membanjiri Joni dengan berbagai pujian.Joni tampak puas dan menikmati makan malam
Read more

Bab 143

"Nak, kamu pintar juga," ujar Bakri dengan dingin.Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang di kediaman Keluarga Lianto tampak terkejut. Wajah mereka memucat. Tak disangka, lelaki tua di hadapan mereka adalah Bakri, ahli bela diri terkuat di Kota Tawuna.Karena selama ini dikurung, Candra sama sekali belum mendengar nama Bakri. Setelah dipukul, dia sangat emosi dan ingin membalasnya, tetapi Kakek Muhar langsung menghentikannya.Wajah Kakek Muhar terlihat muram. Sesuai dugaannya, Bakri datang mencari mereka. Apalagi, dia langsung meneriakkan nama cucu perempuannya.Bagaimana ini? Apa yang harus dia lakukan sekarang?Bakri mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan itu dan berkata dengan dingin, "Dengarkan baik-baik, namaku Bakri Hutama. Tujuanku ke sini hanya satu, yaitu mencari orang yang menghancurkan Keluarga Hutama.""Jadi, asalkan kalian menjawab pertanyaanku dengan jujur, semuanya akan baik-baik saja. Kalau nggak, aku akan menghabisi kalian semua di sini.""Ya, ya. Tuan Bakri,
Read more

Bab 144

Joni terlihat ketakutan dan hendak membela diri.Candra langsung menggunakan kesempatan ini dan berkata dengan lantang, "Benar. Apa kamu tahu siapa Tuan Joni? Dia adalah putra dari Keluarga Luhardi dan bos muda dari Grup Karawaci. Beraninya kamu memprovokasinya. Sepertinya kamu sudah bosan hidup."Berengsek!Joni hampir pingsan mendengar ucapan itu. Dia pun langsung menjelaskan, "Bukan, bukan seperti itu ....""Tuan Joni, kamu kenapa? Kenapa kamu takut padanya? Beraninya dia mengganggu kita, cepat panggil tokoh besar itu ke sini. Biar dia tahu, di atas langit masih ada langit," ucap Candra dengan sombong."Diam! Tutup mulutmu!" bentak Joni. Saking takutnya, Joni sudah hampir menangis.Kakek Muhar juga buru-buru berkata, "Candra, jangan bicara lagi. Beliau adalah Tuan Bakri, ahli bela diri tingkat Guru Besar.""Memangnya kenapa kalau Guru Besar? Di zaman sekarang ini, apa gunanya bisa seni bela diri? Satu panggilan telepon dari Tuan Joni akan membuatnya mati dalam beberapa menit."Setel
Read more

Bab 145

Ucapan itu makin membuat Joni terkulai lemas. Seakan-akan dirinya diserang secara bertubi-tubi.Benar saja. Ketika Bakri mendengar itu, dia langsung emosi dan berkata, "Nak, ternyata kamu yang memukul menantuku di rumah sakit. Lihat saja, aku akan menghabisimu!"Detik berikutnya, Joni merasakan nyeri menusuk di bagian dadanya. Sebelum dia sempat bereaksi, tubuhnya telah terhempas keluar, lalu menghantam pilar dan ambruk ke tanah.Dia merasa semua organ dalamnya telah tergeser.Namun, dia mengabaikan semua nyeri yang dia rasakan itu dan berusaha merangkak sambil berlutut memohon pengampunan, "Bukan aku. Bukan aku yang melakukan semua itu.""Keluarga Luhardi kami memang punya kekuatan, tapi kami nggak sanggup melakukan ini.""Bukankah perusahaanmu mau IPO dan kamu menggunakan saham untuk merekrut tokoh besar? Apalagi, mereka semua bilang begitu. Jadi, maksudmu mereka berbohong? Lantas itu nggak benar?" ujar Bakri dengan dingin."Tentu saja nggak benar. Mereka nggak tahu apa-apa dan sudah
Read more

Bab 146

"Berengsek! Sia-sia kami begitu memercayaimu. Ternyata selama ini kamu berbohong kepada kami.""Pembohong yang nggak tahu malu. Kembalikan uang kami. Cepat kembalikan uang kami."Yesa terlihat panik karena uang simpanannya telah diinvestasikan seluruhnya."Kembalikan uang? Jangan harap.""Aku jujur sama kalian saja. Semua uang itu sudah ditransfer ke luar negeri dan nggak ada sepeser pun yang tersisa. Jangan salahkan saya. Salahkan diri kalian sendiri yang begitu serakah.""Padahal, Tobi mati-matian membujuk kalian hari itu, tapi kalian masih ngotot."Bagi Keluarga Lianto, ucapan itu bagaikan petir di siang bolong. Bukan hanya Kakek Muhar sekeluarga yang ada di sini saja, tetapi sepupu Kakek Muhar dan keluarganya juga lagi berkunjung di sana.Semua orang tampak menyesal sekali.Apalagi, saat mendengar Joni menyebut nama Tobi, ingatan di hari itu langsung melintas di benak mereka.Kakek Muhar tersenyum pahit. Di usianya sekarang ini, dia tidak menyangka dirinya akan melakukan kesalahan
Read more

Bab 147

"Benar. Tuan Bakri, itu semua perbuatan Tobi. Jangan lihat penampilannya seperti itu. Sebelumnya, dia pernah mengobati putri Pak Damar dan mengandalkan jasa itu untuk membuat Keluarga Lianto bergabung dengan Serikat Dagang Lawana."Bakri juga merasa perkataan itu masuk akal. Apalagi, Tobi berada dalam jangkauan kekuasaannya.Karena Tobi masuk ke vila Keluarga Hutama."Terus, aku yakin sama satu hal lagi," ujar Joni sambil memikirkan masalah rumah sakit."Apa itu?""Orang yang memukul Nyonya Saskia di rumah sakit adalah Tobi.""Saya jamin ucapan saya benar. Kalau Anda nggak percaya, Anda bisa memeriksa rekaman CCTV di rumah sakit atau Anda juga bisa bertanya kepada perawat," ucap Joni dengan tegas.Bakri buru-buru ingin mengetahui pelaku yang menyebabkan Keluarga Hutama ditangkap, jadi dia belum sempat menyelidiki masalah rumah sakit dan langsung datang ke sini begitu saja.Apa!Tobi yang melakukannya?"Joni, jangan sembarangan," ujar Widia dengan cemas. Dia takut Bakri akan bertambah m
Read more

Bab 148

Namun, bocah itu malah bertemu dengan dirinya, yang berarti bocah itu ditakdirkan untuk mati."Kamu yang masuk ke vila Keluarga Hutama dan melukai para penjaga keluarga kami?" tanya Bakri dengan dingin."Ya!"Tobi berjalan perlahan dengan ekspresi tenang. Tidak ada sedikit pun rasa takut di matanya.Hati Widia berdebar melihat ekspresi yang terlukis di wajah Tobi. Tidak bisa dipungkiri, sepertinya Tobi tidak pernah terlihat takut dan selalu tenang.Namun, hal itu justru mudah memancing kemarahan tokoh hebat dan dia bahkan bisa kehilangan nyawanya.Andai yang dikatakan Joni benar, maka Tobi akan berada dalam bahaya sekarang.Emosi Bakri langsung terpancing begitu melihat sikap Tobi. Matanya kini dipenuhi niat membunuh, lalu dia pun berkata, "Kamu yang pergi ke rumah sakit dan menampar menantuku?""Ya!" jawab Tobi dengan nada datar."Kamu juga mencari orang untuk mempercepat aksi penangkapan Keluarga Hutama?"Bukan hanya Bakri yang ingin mengetahui pertanyaan ini, tetapi semua orang juga
Read more

Bab 149

Setelah mendengar jawaban Wibowo, wajah Bakri terlihat tidak senang, lalu dia bertanya dengan suara yang dalam, "Kenapa?""Karena dia adalah penyelamatku.""Beberapa hari yang lalu, cucu kesayanganku terserang virus. Andai dia nggak mengobatinya, cucuku mungkin sudah meninggal.""Saudara Wibowo, menurutmu, kedatanganku hari ini layak atau nggak?"Semua anggota Keluarga Lianto baru tahu, ternyata Tobi telah menyelamatkan cucu kesayangan Pak Wibowo.Sebelumnya, dia berhasil menyembuhkan putri Pak Damar, kali ini cucunya Pak Wibowo. Pria ini benar-benar punya keberuntungan yang tidak biasa.Widia baru sadar ternyata itu berkat ilmu medisnya Tobi.Kalau begitu, ilmu medisnya Tobi pasti sangat tinggi. Pantas dia sering membual tentang ilmu medisnya yang hebat dan bahkan mengatakan dirinya dijuluki sebagai Dewa Medis. Mungkinkah itu semua benar?Setelah dipikir-pikir, Tobi tidak mungkin bisa menjadi Dewa Medis. Lagi pula, dia masih begitu muda. Pria itu pasti membual lagi.Namun, seharusnya
Read more

Bab 150

Kali ini, Yesa berkata, "Kalau dia pergi dan Bakri nggak menemukannya nanti, dia pasti akan melampiaskan amarahnya pada Keluarga Lianto.""Benar!""Jangan biarkan dia pergi.""Ini semua gara-gara dia, jadi dia sendiri yang harus menanggungnya. Kami adalah warga negara yang taat hukum, jadi kami nggak mungkin menanggung semua itu untuknya.""Benar. Tobi, mulai sekarang, kamu nggak boleh pergi ke mana-mana. Tinggallah di kediaman Keluarga Lianto.""Ya, ya. Kita harus menahannya di sini!"Satu per satu dari anggota Keluarga Lianto menghentikannya. Candra pun berkata, "Mulai sekarang, kami akan mengawasinya 24 jam sehari agar dia nggak kabur."Lagi pula, mereka telah mendengar ucapan Pak Wibowo tadi. Dia hanya ingin membalas budi karena Tobi telah menyelamatkan cucunya. Setelah itu, mereka tidak ada hubungan lagi.Jadi, di mata mereka, Tobi masih berakhir menjadi pecundang yang tak berguna dan pasti akan mati.Menyadari tidak ada yang memperhatikannya, Joni langsung kabur secara diam-diam.
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
167
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status