Home / Urban / Raja Naga Meninggalkan Gunung / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 121 - Chapter 130

1670 Chapters

Bab 121

Saat Mega hendak mengucapkan terima kasih kepada Tobi, ponselnya tiba-tiba berdering. Setelah selesai menjawab telepon itu, dia pun berkata, "Tuan Tobi, terima kasih banyak atas bantuanmu kali ini. Kebetulan aku hanya bawa uang tunai sebanyak 100 juta. Anggap ini sebagai biaya pengobatan.""Ini kartu namaku. Andai kelak kamu butuh sesuatu, segera hubungi aku. Selama aku mampu, aku akan membantumu."Sembari berbicara, dia pun menyerahkan uang dan kartu nama itu kepada Tobi, "Aku masih punya urusan penting yang harus diselesaikan, jadi aku pamit dulu.""Oke!"Tobi tidak berpura-pura munafik dan langsung menerima uang itu. Lagi pula, wanita ini terlihat sangat kaya. Baginya, seratus juta ini bukanlah apa-apa.Namun, nyawa putrinya adalah harta yang tak ternilai harganya.Mata Markus memerah melihat uang di tangan Tobi. Sayang sekali, dia melewatkan kesempatan itu.Saking irinya, Markus langsung mencari ide dan berkata, "Tobi, ini adalah rumah sakit, jadi biaya pengobatan nggak boleh diber
Read more

Bab 122

Ternyata bukan hanya Cecilia sendiri saja, tetapi tiga temannya juga mengalami gejala yang sama. Namun, rumah sakit yang mereka datangi tidak punya cara untuk menyelamatkan mereka.Markus langsung menjawab dengan penuh percaya diri, "Benar! Begitu melihat gejalanya, aku langsung tahu penyebab penyakitnya. Sekarang, dia sudah sembuh, jadi dia pulang untuk memulihkan diri.""Bagus. Bagus sekali." Wajah Pak Samuel tampak senang.Status anak-anak yang bermain dengan putrinya Mega semuanya hebat-hebat. Jika dia bisa mengobati semua anak-anak itu, kariernya pasti berjalan mulus.Terutama cucu Wibowo Cayapatra, Yoshua Cayapatra. Meski Wibowo kini sudah pensiun, dulu dia pernah menjabat sebagai wakil sekretaris daerah dan memegang posisi tinggi.Pak Hadi agak terkejut mendengarnya karena dia belum pernah melihat Markus sehebat ini sebelumnya. Jika benar seperti itu, ditambah dengan dukungan Murfan, dia mungkin telah dipromosikan menjadi direktur.Hanya melihat sekilas saja, dia sudah bisa meng
Read more

Bab 123

"Kak Tobi ...."Melihat pemandangan di depannya, Kristin sudah tidak sabar ingin mengatakan kebenarannya.Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum, "Jangan buru-buru, tunggu dan lihat saja."Jika tebakannya benar, si bodoh ini pasti akan turun tangan sendiri.Kristin menganggukkan kepalanya.Tiba-tiba muncul beberapa orang dari luar. Perawat yang memimpin di depan tampak menggendong seorang anak laki-laki, di sampingnya ada seorang lelaki tua berwibawa dan seorang wanita paruh baya."Pak Wibowo ...."Pak Samuel dan yang lainnya segera menghampiri lelaki tua tadi."Ya. Di mana Pak Markus? Tolong bantu periksa cucuku," kata Wibowo dengan cemas.Ibu anak itu yang berada di sampingnya juga tampak khawatir."Aku di sini!"Keringat dingin mengucur di dahi Pak Markus. Dia terlihat gugup, tapi sekaligus merasa ini kesempatan besar.Apalagi, saat melihat Pak Samuel dan yang lainnya begitu sopan kepada lelaki tua itu. Andai cucunya sembuh, perlukah dia mengkhawatirkan kesuksesan
Read more

Bab 124

Pak Hadi marah besar kepada Markus. Dia pun menoleh dan melihat ke arah Tobi, pria yang ditunjuk oleh Yuyun tadi, lalu buru-buru berkata dengan sopan, "Tuan, saya benar-benar minta maaf. Saya nggak tahu apa yang terjadi antara Anda dan Markus, tapi kalau Anda benar-benar punya cara, tolong bantu kami mengobatinya. Saya akan berterima kasih banyak.""Ya, ya, Tuan, tolong selamatkan putraku. Jangan khawatir, apa pun permintaanmu, aku akan memenuhinya."Wanita itu buru-buru memohon kepada Tobi."Namaku Wibowo Cayapatra dan aku punya banyak koneksi. Tuan, tolong selamatkan cucuku. Kelak, aku pasti akan membalas budi," ucap Wibowo ikut meminta pertolongan.Dia sangat sayang kepada cucu satu-satunya ini. Dulu, dia melewati hari-hari dengan rutinitas pekerjaan. Setelah pensiun, dia menghabiskan hari-hari penuh kegembiraan bersama cucunya.Walaupun mereka menjanjikan begitu banyak hal kepada Tobi, ekspresi pria itu masih terlihat datar. Pria itu hanya berkata dengan nada datar, "Minggir. Biar
Read more

Bab 125

Setelah semua orang keluar, Wibowo bertanya dengan heran, "Hendro, kamu kenal dokter ajaib itu?""Kenal. Dialah dokter ajaib yang menyembuhkan Ibu saya. Saat saya dengar kondisi cucu Anda, saya segera meneleponnya. Katanya dia ada di rumah sakit.""Ternyata dokter ajaib inilah yang mau kamu kenalkan kepadaku."Sebenarnya, Wibowo pernah mendengar Hendro bercerita tentang penyakit ibunya, tetapi menurutnya itu terlalu berlebihan, jadi dia sama sekali tidak memercayainya. Tak disangka, di dunia ini sungguh ada yang namanya dokter ajaib.Untung saja, Dokter Tobi ada di sini. Jika tidak, dia tidak berani membayangkan apa yanga akan terjadi pada cucunya.Tiba-tiba, matanya menangkap sosok Pak Markus, yang kini tampak pucat dan terpuruk di sampingnya. Dia langsung memakinya dengan kasar. Bajingan ini hampir membunuh cucunya.Setelah pengobatan selesai, kedua anak itu kini tampak penuh energik. Ditambah lagi, anak-anak ini biasanya aktif, jadi mereka pun mulai bangun dan bermain bersama.Adega
Read more

Bab 126

"Kompensasi?""Kamu bisa menebusku, terus apa kamu bisa menebus pasien-pasien malang itu?""Banyak dari mereka yang mengumpulkan uang untuk berobat dengan menjual rumah, tanah, bahkan darahnya! Tapi, lihat apa yang kamu lakukan? Kamu asal-asalan membuat tagihan dan merampas semua kerja keras mereka.""Kamu bahkan lebih menjijikkan dari perampok!"Makin Tobi berbicara, emosinya makin menjadi-jadi, apalagi teringat dengan kejadian yang menimpa Kristin, hatinya merasa sangat tidak nyaman.Mendengar ini, Markus terkulai lemas dan ambruk ke lantai.Karena dia tahu masalah ini tidak bisa disembunyikan lagi. Hidupnya telah berakhir, bahkan dia juga mungkin masuk penjara."Apa yang terjadi?" tanya Pak Hadi dengan heran.Tobi langsung mengeluarkan rincian tagihan, lalu menyerahkannya kepada Pak Hadi, sembari menjelaskan apa yang terjadi.Setelah mendengar ini, beberapa pemimpin itu langsung marah. Mereka tidak menyangka di Kota Tawuna ini masih ada orang yang berhati jahat, serakah dan kejam se
Read more

Bab 127

Setelah meninggalkan rumah Kristin, hati Tobi merasa tidak nyaman.Dia merasa dirinya punya hubungan dengan mereka berdua, bahkan mungkin terkait dengan masa lalunya, tetapi dia tidak dapat mengingat apa yang terjadi sebelum ia berusia delapan tahun.Setelah turun, Tobi pun menyalakan mobil dan kembali ke vila.Ruas jalan lama ini agak sempit dan juga jalan satu arah. Setelah melaju sesaat, ada seorang pria menghentikan mobilnya dari mobil."Keluar dari mobil!"Pria itu mengetuk kap depan mobil dengan ringan dan memberi isyarat untuk keluar dari mobil.Tobi membuka pintu mobil dan berjalan keluar, matanya tak lupa memandang ke arah pria itu.Sosok berperawakan kuat dan tinggi, ditambah dengan rambut pendek yang membuatnya terlihat energik, sorot matanya liar dan mendominasi.Bisa dikatakan, pria itu tampak gagah, terutama fisik kuatnya yang terlihat di balik pakaian tipis itu, yang memberinya aura mengintimidasi.Kejutan melintas di mata Tobi. Tampaknya pemuda ini tidak sederhana."Kam
Read more

Bab 128

Tai Chi milik lawannya sungguh ajaib, jadi dia harus menggunakan kecepatan tergesit dan serangan terkuat untuk mengalahkannya secara langsung.Namun, Tobi masih tak gentar. Dia menggerakkan tangannya berulang kali dengan ringan. Bukan hanya bisa menerima serangan dengan mudah, dia bahkan membuat lawan mundur ke posisi semula lagi dengan lambaian tangannya.Saat ini, pria itu baru sadar dirinya sama sekali bukanlah tandingan lawannya."Kamu kuat sekali. Aku nggak bisa mengalahkanmu!" ucap pria itu dengan suara dalam."Siapa namamu?""Pandu Yaputra!""Nama yang bagus, cocok untukmu. Sekarang aku sudah menang, kamu akan memberitahuku alasanmu membantu Joni, 'kan?" tanya Tobi.Pandu tampak ragu-ragu sejenak dan berkata, "Adikku sakit parah dan butuh 400 juta untuk operasi. Asalkan aku bisa melumpuhkan kakimu, Tuan Joni bersedia membayarnya.""Begitu rupanya. Tapi, kamu nggak berhasil. Apa rencanamu selanjutnya?""Terpaksa cari cara lain.""Hmm, tertarik untuk membantuku, nggak?" Teringat d
Read more

Bab 129

Joni tampak kebingungan. Pandu bahkan tidak memberinya kesempatan untuk bertanya dan langsung menutup telepon. Saking kesalnya, ponselnya juga terjatuh ke lantai.Sialan! Apa bocah itu monster?Bahkan Pandu, yang memiliki kemampuan bertarung yang kuat pun tidak bisa mengatasinya.Sial! Apa pun yang terjadi, dia harus menyingkirkan bocah itu."Ada apa?"Ayahnya Joni heran melihat putranya begitu marah."Semua gara-gara Tobi, si bajingan itu!" ucap Joni dengan marah.Ayahnya Joni mengerutkan kening dan berkata, "Apa bocah itu begitu sulit dihadapi?""Nggak sulit. Hanya saja seni bela dirinya sangat bagus. Apalagi, dia selalu merusak rencanaku dan hampir menghalangiku untuk mendapatkan uang Keluarga Lianto."Berbicara sampai di sini, tiba-tiba hatinya tergerak. Joni pun bertanya, "Ayah, bisakah kamu menyuruh si pembunuh itu menghabisinya juga?"Ayahnya Joni mengangguk dan berkata dengan nada datar, "Dia memang pantas mati. Kalau begitu, kita habisi bersama saja.""Baguslah. Terima kasih,
Read more

Bab 130

"Terus? Bukankah aku sudah bilang dan kamu juga percaya sama aku, 'kan?""Ya, tapi Tuan Joni kelihatannya sangat tulus, jadi aku pun ingin tanya kamu lagi.""Nggak perlu tanya lagi. Kalau kamu percaya padaku, jangan beli. Kalau kamu nggak percaya, anggap aku nggak bilang apa-apa.""Tentu saja aku percaya padamu. Sebenarnya, aku hanya ingin bertemu denganmu sambil mengobrol-ngobrol. Dulu aku memang bodoh, sekarang aku sadar ternyata kamu jauh lebih baik daripada Tuan Joni," ucap Tania seraya memberi kode kepada pria itu.Tobi mengerutkan kening setelah mendengar itu. Tania sedang apa? Masa wanita itu menyukai dirinya? Lupakan saja, lagian dia tidak menyukai wanita itu."Kak, Kak Tobi, kamu masih dengar? Aku rasa ....""Ya sudah, aku masih ada urusan. Tutup dulu."Tobi tidak ingin mempermalukan Tania, jadi dia langsung menutup telepon untuk menghentikan wanita itu berbicara lebih lanjut.Tania tertegun. Kak Tobi benar-benar punya urusan atau dia sengaja menghindarnya? Apa pun yang terjad
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
167
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status