Home / Urban / Raja Naga Meninggalkan Gunung / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 111 - Chapter 120

1670 Chapters

Bab 111

Tobi hanya mengangkat bahunya. Dia tidak tertarik meladeni wanita tua itu. Dia pun membalikkan badannya dan pergi.Saat Yesa melihat Tobi pergi begitu saja, dia langsung marah dan berniat menghentikannya.Widia buru-buru berkata, "Bu, jangan teriak lagi. Tobi membeli mobil ini dengan uangnya sendiri, bukan pakai uangku.""Omong kosong. Dari mana orang desa sepertinya bisa punya uang miliaran?""Aku juga nggak tahu, tapi mobil ini memang dia beli dengan uangnya sendiri," ujar Widia."Sudahlah. Kamu pikir ibumu anak kecil? Begitu mudah ditipu?""Ibu bingung sama kamu sekarang. Pertama, kamu nggak mau langsung bercerai dengannya. Sekarang, kamu malah memberinya begitu banyak uang. Apa dia mengancammu?""Nggak, kok. Kamu terlalu banyak berpikir.""Baguslah kalau begitu. Tobi ini benar-benar nggak tahu malu. Sebagai seorang pria, kok dia bisa begitu nggak tahu malu.""Widia, jangan bilang Ibu nggak mengingatkanmu. Pria ini licik. Dia nggak seperti Tuan Joni, yang bisa dipercaya dan jujur. K
Read more

Bab 112

Tadi dia sempat melirik kartu nama Tobi dan langsung mengingat nomornya."Halo!""Kak, Kak Tobi, bisakah Anda membantu saya?" Suara tangisan terdengar dari sisi lain.Selain itu, dia samar-samar mendengar suara lain."Aku sudah memberimu banyak waktu, tapi kamu bahkan nggak bisa mengumpulkan 200 juta. Beraninya kamu memintaku untuk menyelamatkan ibumu?""Kuingatkan lagi, kalau operasinya nggak dimulai dalam waktu setengah jam, ibumu pasti akan mati.""Kalau kamu nggak bisa bayar, sebaiknya bawa ibumu keluar dari rumah sakit secepatnya. Jangan sampai orang lain mengira keterampilan medis kami buruk."Tobi merasa masalah ini agak mendesak dan segera bertanya, "Apa yang terjadi?""Ibu saya sakit parah dan perlu segera dioperasi, tapi saya nggak punya cukup uang. Tolong bantu saya. Kelak, saya akan bekerja keras untuk membayar Anda kembali."Kristin terpaksa meminjam uang dari semua orang yang dia kenal, tapi dia tidak punya kenalan orang kaya lainnya. Satu-satunya yang membantunya adalah
Read more

Bab 113

"Nah, 'kan? Sudah kubilang dia nggak bisa diandalkan," ucap Dokter Markus seakan telah menebak semua itu."Nggak, nggak mungkin."Raut wajah Kristin berubah pucat. Dia langsung berbalik dan berlutut di depan Dokter Markus sambil memohon, "Dokter Markus, kumohon padamu. Tolong lakukan operasi ibuku dulu.""Jangan khawatir. Meski Kak Tobi nggak datang, aku akan berusaha untuk membayarmu nanti."Dia juga menolehkan kepalanya untuk memandang perawat lainnya, "Aku mohon kepada kalian semua ...."Seorang perawat tergerak melihat adegan memilukan itu dan berkata, "Bagaimana kalau kita mengumpulkan sejumlah uang untuknya? Terus, Dokter Markus, kamu bisa melakukan operasi untuknya terlebih dahulu.""Yuyun, kamu mau jadi orang baik? Oke, keluarkan 100 juta dulu. Dengan begitu, aku akan melakukan operasi kepadanya dan sisanya akan aku ambil nanti," ucap Dokter Markus dengan ketus.Yuyun Lestari tampak canggung. Dia baru saja mulai magang dan hanya seorang perawat. Apalagi, keluarganya tidak punya
Read more

Bab 114

Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang tampak tercengang.Kristin memandang Tobi dengan tatapan kosong.Apa maksud perkataan Kak Tobi?Tobi mengabaikan mereka dan mengambil langkah ke depan. Dia langsung membuka kain putih yang baru saja menutupi tubuh ibunya Kristin. Jarum perak muncul di tangannya dan terbang ke tubuh ibunya Kristin dengan kecepatan yang tidak terlihat oleh kasat mata.Dokter Markus tertegun sejenak, lalu berkata dengan marah, "Nak, apa yang kamu lakukan? Dia sudah mati, apa yang kamu lakukan di sini!"Saat ini, vitalitas ibunya Kristin sudah hampir habis, jadi Tobi tidak punya waktu untuk menghiraukannya. Dia berkonsentrasi untuk mengedarkan energi sejati ke dalam tubuh ibunya Kristin melalui jarum perak.Tubuh manusia pasti akan mengalami berbagai masalah. Kebanyakan di antaranya disebabkan oleh tersumbatnya meridian ataupun infeksi virus dan bakteri di suatu tempat.Semua masalah ini bisa diatasi dan disembuhkan dengan menggunakan energi sejati.Apalagi, Semb
Read more

Bab 115

"Benarkah? Syukurlah. Ibuku sudah terselamatkan, ibuku sudah terselamatkan!" ujar Kristin dengan semangat.Saat ini, dia benar-benar merasakan kesedihan dan kegembiraan secara bersamaan. Tadinya dia masih sangat sedih, tetapi sekarang dia sangat gembira. Seakan tidak sanggup menerima cobaan bertubi-tubi itu, dia pun hampir pingsan.Untungnya, Tobi yang berada di dekatnya itu segera menepuk punggungnya untuk membantunya kembali tenang."Haha. Kristin, sepertinya kamu senang terlalu cepat!" kata Dokter Markus sambil mendengus dingin.Kristin tertegun dan segera bertanya, "Dokter Markus, apa maksudmu?""Apa maksudku? Jangan-jangan kamu pikir ibumu sudah sembuh?""Pikirkan baik-baik. Mana mungkin pria semuda itu bisa menghidupkan kembali orang mati? Kalau dia benar-benar hebat, dia pasti sudah terkenal di seluruh dunia dan semua orang pasti mengenalinya.""Sudah kubilang, dia hanya ingin menang dariku dan menipumu. Kalau nggak, kenapa ibumu masih belum sadar?"Semua orang menganggukkan kep
Read more

Bab 116

"Bibi, apa maksudmu?" Tobi juga merasakan keakraban yang sulit dijelaskan, tetapi dia tidak bisa mengingatnya."Sepertinya Bibi salah. Kamu sangat mirip dengan anak yang aku adopsi dulu. Hanya saja dia menghilang setelah kebakaran delapan belas tahun yang lalu."Delapan belas tahun yang lalu? Bukankah saat itu usianya baru tujuh atau delapan tahun? Kebetulan dia juga kehilangan ingatannya di saat itu.Selalu ada perasaan aneh yang muncul di hati Tobi dan dia merasa sepertinya dia melupakan sesuatu.Dokter Markus tiba-tiba menyela, "Tobi, dia masih belum bisa berdiri sekarang. Bukankah ini saatnya kamu berlutut dan bersujud kepadaku untuk mengakui kekalahanmu?""Siapa bilang dia nggak bisa berdiri?"Tobi mendengus dingin, lalu berkata, "Bibi, tolong berdiri dan tunjukkan padanya."Meli tampak kaget, bisakah dia berdiri sekarang? Dia ingat sebelumnya dia merasa sangat tidak nyaman hingga seluruh tubuhnya tidak bisa digerakkan. Tidak peduli seberapa kuat keterampilan medisnya, juga tidak
Read more

Bab 117

"Kak Tobi, bagaimana?" tanya Kristin dengan cemas.Meli juga ikut memandang Tobi dengan gugup. Saat melihat tagihan medis yang begitu mahal itu, dia sudah hampir pingsan. Dia merasa bersalah karena telah membuat putrinya menderita."Bajingan ini, padahal kami nggak menyalahkan dia salah diagnosis tadi, tapi tagihan ini terlalu mengada-ngada," ucap Tobi dengan marah. Ditambah dengan tindakannya yang mengabaikan pasien sebelumnya, bagaimana orang seperti itu bisa memenuhi syarat untuk menjadi dokter dan bahkan menjabat sebagai wakil direktur?Kristin buru-buru bertanya, "Ada yang aneh di dalam tagihan itu?""Ya. Di dalamnya ada pemalsuan dan peresepan obat sembarangan. Dilihat dari nama obatnya, banyak di antaranya yang sama sekali nggak diperlukan oleh ibumu," ucap Tobi dengan dingin. Matanya menatap tajam Dokter Markus.Mendengar itu, Markus langsung panik dan berkata dengan nada ketus, "Nggak masuk akal. Semua obat-obatan itu digunakan untuk menyelamatkan Meli dan nggak ada satu pun y
Read more

Bab 118

"Menurutku ini bukan kesalahan. Kamu ketahuan, jadi ingin segera menghancurkan buktinya.""Bocah, jangan asal omong. Sudah kubilang itu kesalahan. Percuma saja kamu mengambil daftar rincian itu. Kuperingatkan kamu, Murfan Jadoyo dari Biro Kesehatan adalah sepupuku.""Benarkah? Jadi, sepupumu berkomplot denganmu?" tanya Tobi dengan sengaja memancingnya.Kali ini, Markus lebih pintar dan tidak mengakuinya. Dia hanya berkata dengan dingin, "Aku nggak tahu apa yang kamu bicarakan, tapi mengenai rincian tagihan itu, aku akui itu memang kesalahanku.""Kalau kamu nggak percaya padaku, silakan tuntut saja. Lihat, apa kalian bisa menuntutku atau nggak. Oh ya, aku masih punya urusan dan nggak punya waktu untuk meladeni kalian."Begitu selesai berbicara, dia pun pergi.Tobi sama sekali tidak berniat melepaskannya begitu saja.Namun, saat itu juga, sekumpulan orang tiba-tiba masuk dari koridor. Yang memimpin di depan adalah seorang wanita cantik. Dia berlari sambil menggendong seorang anak berusia
Read more

Bab 119

Tobi yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya dan berkata dengan suara datar, "Jangan senang terlalu cepat. Kita masih belum tahu hasilnya.""Apa yang kamu katakan? Apa kamu sedang mengutuk putriku? Dia jelas jauh lebih baik sekarang.""Pak Markus itu dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit. Aku percaya dengan ilmu medisnya. Memangnya kamu tahu ilmu medis?" semprot Mega dengan ketus. Padahal Markus telah membantunya, tetapi pria di sebelah yang tidak mengerti ilmu medis ini malah sembarangan membuat kesimpulan."Dia tahu apaan? Kurasa dia bahkan nggak sertifikat medis. Bocah, apa kamu punya sertifikat medis?" ucap Markus sambil meledeknya."Memang benar aku nggak punya sertifikat medis, tapi bukan berarti perkataanmu benar. Masih ada lima detik," kata Tobi dengan ringan."Omong kosong ...."Markus hendak membalas, tetapi suhu tubuh gadis kecil itu tiba-tiba meningkat tajam, bahkan seluruh anggota tubuhnya mulai kejang-kejang dan mulutnya berbusa.Kondisinya tampak begitu
Read more

Bab 120

Apalagi, mereka sendiri telah melihat betapa kritisnya kondisi gadis kecil itu tadi. Dia bahkan bisa mati kapan saja.Kenapa kejang-kejangnya bisa hilang begitu saja?Markus bahkan mencurigai penglihatannya sendiri. Kini, dia mulai percaya Tobi benar-benar punya kemampuan, setidaknya dia ahli dalam pengobatan tradisional.Namun, dia merasa pengobatan tradisional tidak bisa diandalkan sepenuhnya. Bocah ini berhasil mengatasinya dua kali hanya karena kebetulan saja.Mata perawat lainnya tampak berbinar-binar memandang Tobi. Pria ini tidak hanya tampan, ilmu medisnya juga begitu luar biasa. Beberapa di antara mereka bahkan mulai mengkhayal yang tidak-tidak.Mega tampak kebingungan. Dia tidak menyangka Tobi begitu hebat dan bisa menghentikan gejala putrinya hanya dengan satu tindakan. Dia pun buru-buru bertanya, "Bagaimana kondisi Cecilia sekarang? Apa yang terjadi padanya?""Jangan khawatir. Setelah aku turun tangan, dia akan baik-baik saja.""Dia memang terinfeksi virus langka, bukan flu
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
167
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status