Share

Bab 113

Author: Anak Ketiga
last update Last Updated: 2024-02-21 12:00:58
"Nah, 'kan? Sudah kubilang dia nggak bisa diandalkan," ucap Dokter Markus seakan telah menebak semua itu.

"Nggak, nggak mungkin."

Raut wajah Kristin berubah pucat. Dia langsung berbalik dan berlutut di depan Dokter Markus sambil memohon, "Dokter Markus, kumohon padamu. Tolong lakukan operasi ibuku dulu."

"Jangan khawatir. Meski Kak Tobi nggak datang, aku akan berusaha untuk membayarmu nanti."

Dia juga menolehkan kepalanya untuk memandang perawat lainnya, "Aku mohon kepada kalian semua ...."

Seorang perawat tergerak melihat adegan memilukan itu dan berkata, "Bagaimana kalau kita mengumpulkan sejumlah uang untuknya? Terus, Dokter Markus, kamu bisa melakukan operasi untuknya terlebih dahulu."

"Yuyun, kamu mau jadi orang baik? Oke, keluarkan 100 juta dulu. Dengan begitu, aku akan melakukan operasi kepadanya dan sisanya akan aku ambil nanti," ucap Dokter Markus dengan ketus.

Yuyun Lestari tampak canggung. Dia baru saja mulai magang dan hanya seorang perawat. Apalagi, keluarganya tidak punya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 114

    Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang tampak tercengang.Kristin memandang Tobi dengan tatapan kosong.Apa maksud perkataan Kak Tobi?Tobi mengabaikan mereka dan mengambil langkah ke depan. Dia langsung membuka kain putih yang baru saja menutupi tubuh ibunya Kristin. Jarum perak muncul di tangannya dan terbang ke tubuh ibunya Kristin dengan kecepatan yang tidak terlihat oleh kasat mata.Dokter Markus tertegun sejenak, lalu berkata dengan marah, "Nak, apa yang kamu lakukan? Dia sudah mati, apa yang kamu lakukan di sini!"Saat ini, vitalitas ibunya Kristin sudah hampir habis, jadi Tobi tidak punya waktu untuk menghiraukannya. Dia berkonsentrasi untuk mengedarkan energi sejati ke dalam tubuh ibunya Kristin melalui jarum perak.Tubuh manusia pasti akan mengalami berbagai masalah. Kebanyakan di antaranya disebabkan oleh tersumbatnya meridian ataupun infeksi virus dan bakteri di suatu tempat.Semua masalah ini bisa diatasi dan disembuhkan dengan menggunakan energi sejati.Apalagi, Semb

    Last Updated : 2024-02-21
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 115

    "Benarkah? Syukurlah. Ibuku sudah terselamatkan, ibuku sudah terselamatkan!" ujar Kristin dengan semangat.Saat ini, dia benar-benar merasakan kesedihan dan kegembiraan secara bersamaan. Tadinya dia masih sangat sedih, tetapi sekarang dia sangat gembira. Seakan tidak sanggup menerima cobaan bertubi-tubi itu, dia pun hampir pingsan.Untungnya, Tobi yang berada di dekatnya itu segera menepuk punggungnya untuk membantunya kembali tenang."Haha. Kristin, sepertinya kamu senang terlalu cepat!" kata Dokter Markus sambil mendengus dingin.Kristin tertegun dan segera bertanya, "Dokter Markus, apa maksudmu?""Apa maksudku? Jangan-jangan kamu pikir ibumu sudah sembuh?""Pikirkan baik-baik. Mana mungkin pria semuda itu bisa menghidupkan kembali orang mati? Kalau dia benar-benar hebat, dia pasti sudah terkenal di seluruh dunia dan semua orang pasti mengenalinya.""Sudah kubilang, dia hanya ingin menang dariku dan menipumu. Kalau nggak, kenapa ibumu masih belum sadar?"Semua orang menganggukkan kep

    Last Updated : 2024-02-21
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 116

    "Bibi, apa maksudmu?" Tobi juga merasakan keakraban yang sulit dijelaskan, tetapi dia tidak bisa mengingatnya."Sepertinya Bibi salah. Kamu sangat mirip dengan anak yang aku adopsi dulu. Hanya saja dia menghilang setelah kebakaran delapan belas tahun yang lalu."Delapan belas tahun yang lalu? Bukankah saat itu usianya baru tujuh atau delapan tahun? Kebetulan dia juga kehilangan ingatannya di saat itu.Selalu ada perasaan aneh yang muncul di hati Tobi dan dia merasa sepertinya dia melupakan sesuatu.Dokter Markus tiba-tiba menyela, "Tobi, dia masih belum bisa berdiri sekarang. Bukankah ini saatnya kamu berlutut dan bersujud kepadaku untuk mengakui kekalahanmu?""Siapa bilang dia nggak bisa berdiri?"Tobi mendengus dingin, lalu berkata, "Bibi, tolong berdiri dan tunjukkan padanya."Meli tampak kaget, bisakah dia berdiri sekarang? Dia ingat sebelumnya dia merasa sangat tidak nyaman hingga seluruh tubuhnya tidak bisa digerakkan. Tidak peduli seberapa kuat keterampilan medisnya, juga tidak

    Last Updated : 2024-02-21
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 117

    "Kak Tobi, bagaimana?" tanya Kristin dengan cemas.Meli juga ikut memandang Tobi dengan gugup. Saat melihat tagihan medis yang begitu mahal itu, dia sudah hampir pingsan. Dia merasa bersalah karena telah membuat putrinya menderita."Bajingan ini, padahal kami nggak menyalahkan dia salah diagnosis tadi, tapi tagihan ini terlalu mengada-ngada," ucap Tobi dengan marah. Ditambah dengan tindakannya yang mengabaikan pasien sebelumnya, bagaimana orang seperti itu bisa memenuhi syarat untuk menjadi dokter dan bahkan menjabat sebagai wakil direktur?Kristin buru-buru bertanya, "Ada yang aneh di dalam tagihan itu?""Ya. Di dalamnya ada pemalsuan dan peresepan obat sembarangan. Dilihat dari nama obatnya, banyak di antaranya yang sama sekali nggak diperlukan oleh ibumu," ucap Tobi dengan dingin. Matanya menatap tajam Dokter Markus.Mendengar itu, Markus langsung panik dan berkata dengan nada ketus, "Nggak masuk akal. Semua obat-obatan itu digunakan untuk menyelamatkan Meli dan nggak ada satu pun y

    Last Updated : 2024-02-21
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 118

    "Menurutku ini bukan kesalahan. Kamu ketahuan, jadi ingin segera menghancurkan buktinya.""Bocah, jangan asal omong. Sudah kubilang itu kesalahan. Percuma saja kamu mengambil daftar rincian itu. Kuperingatkan kamu, Murfan Jadoyo dari Biro Kesehatan adalah sepupuku.""Benarkah? Jadi, sepupumu berkomplot denganmu?" tanya Tobi dengan sengaja memancingnya.Kali ini, Markus lebih pintar dan tidak mengakuinya. Dia hanya berkata dengan dingin, "Aku nggak tahu apa yang kamu bicarakan, tapi mengenai rincian tagihan itu, aku akui itu memang kesalahanku.""Kalau kamu nggak percaya padaku, silakan tuntut saja. Lihat, apa kalian bisa menuntutku atau nggak. Oh ya, aku masih punya urusan dan nggak punya waktu untuk meladeni kalian."Begitu selesai berbicara, dia pun pergi.Tobi sama sekali tidak berniat melepaskannya begitu saja.Namun, saat itu juga, sekumpulan orang tiba-tiba masuk dari koridor. Yang memimpin di depan adalah seorang wanita cantik. Dia berlari sambil menggendong seorang anak berusia

    Last Updated : 2024-02-21
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 119

    Tobi yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya dan berkata dengan suara datar, "Jangan senang terlalu cepat. Kita masih belum tahu hasilnya.""Apa yang kamu katakan? Apa kamu sedang mengutuk putriku? Dia jelas jauh lebih baik sekarang.""Pak Markus itu dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit. Aku percaya dengan ilmu medisnya. Memangnya kamu tahu ilmu medis?" semprot Mega dengan ketus. Padahal Markus telah membantunya, tetapi pria di sebelah yang tidak mengerti ilmu medis ini malah sembarangan membuat kesimpulan."Dia tahu apaan? Kurasa dia bahkan nggak sertifikat medis. Bocah, apa kamu punya sertifikat medis?" ucap Markus sambil meledeknya."Memang benar aku nggak punya sertifikat medis, tapi bukan berarti perkataanmu benar. Masih ada lima detik," kata Tobi dengan ringan."Omong kosong ...."Markus hendak membalas, tetapi suhu tubuh gadis kecil itu tiba-tiba meningkat tajam, bahkan seluruh anggota tubuhnya mulai kejang-kejang dan mulutnya berbusa.Kondisinya tampak begitu

    Last Updated : 2024-02-21
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 120

    Apalagi, mereka sendiri telah melihat betapa kritisnya kondisi gadis kecil itu tadi. Dia bahkan bisa mati kapan saja.Kenapa kejang-kejangnya bisa hilang begitu saja?Markus bahkan mencurigai penglihatannya sendiri. Kini, dia mulai percaya Tobi benar-benar punya kemampuan, setidaknya dia ahli dalam pengobatan tradisional.Namun, dia merasa pengobatan tradisional tidak bisa diandalkan sepenuhnya. Bocah ini berhasil mengatasinya dua kali hanya karena kebetulan saja.Mata perawat lainnya tampak berbinar-binar memandang Tobi. Pria ini tidak hanya tampan, ilmu medisnya juga begitu luar biasa. Beberapa di antara mereka bahkan mulai mengkhayal yang tidak-tidak.Mega tampak kebingungan. Dia tidak menyangka Tobi begitu hebat dan bisa menghentikan gejala putrinya hanya dengan satu tindakan. Dia pun buru-buru bertanya, "Bagaimana kondisi Cecilia sekarang? Apa yang terjadi padanya?""Jangan khawatir. Setelah aku turun tangan, dia akan baik-baik saja.""Dia memang terinfeksi virus langka, bukan flu

    Last Updated : 2024-02-21
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 121

    Saat Mega hendak mengucapkan terima kasih kepada Tobi, ponselnya tiba-tiba berdering. Setelah selesai menjawab telepon itu, dia pun berkata, "Tuan Tobi, terima kasih banyak atas bantuanmu kali ini. Kebetulan aku hanya bawa uang tunai sebanyak 100 juta. Anggap ini sebagai biaya pengobatan.""Ini kartu namaku. Andai kelak kamu butuh sesuatu, segera hubungi aku. Selama aku mampu, aku akan membantumu."Sembari berbicara, dia pun menyerahkan uang dan kartu nama itu kepada Tobi, "Aku masih punya urusan penting yang harus diselesaikan, jadi aku pamit dulu.""Oke!"Tobi tidak berpura-pura munafik dan langsung menerima uang itu. Lagi pula, wanita ini terlihat sangat kaya. Baginya, seratus juta ini bukanlah apa-apa.Namun, nyawa putrinya adalah harta yang tak ternilai harganya.Mata Markus memerah melihat uang di tangan Tobi. Sayang sekali, dia melewatkan kesempatan itu.Saking irinya, Markus langsung mencari ide dan berkata, "Tobi, ini adalah rumah sakit, jadi biaya pengobatan nggak boleh diber

    Last Updated : 2024-02-21

Latest chapter

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1614

    "Apa yang kamu lamunkan?""Ka ... kamu cantik sekali," seru Tobi."Apa-apaan? Ini bukan pertama kalinya kita bertemu. Mulutmu manis sekali. Pintar gombal.""Bagaimana kalau kamu bercermin dulu?" ucap Tobi."Kenapa harus bercermin? Memangnya aku nggak tahu penampilanku sendiri?" Berbicara sampai di sini, Widia tampak ragu-ragu. "Tobi, bisakah kamu membantuku berlatih kultivasi?""Membantumu berlatih kultivasi?"Tobi tertegun sejenak. Apa Widia tahu bahwa fisiknya telah berubah?"Ya, aku nggak ingin melihatmu bertarung sendirian seperti itu lagi. Apa nggak boleh?" Widia agak putus asa. Dia pernah menonton beberapa drama TV sebelumnya. Dikatakan bahwa meridian orang dewasa sudah terbentuk. Sekalipun berkultivasi, juga tidak akan ada hasilnya lagi."Bukan begitu. Kamu bisa berkultivasi. Mungkin kekuatanmu juga akan setara denganku dalam waktu singkat." Tobi tersenyum pahit. Benar saja, membandingkan diri sendiri dengan orang lain hanya akan membuat marah saja.Tobi berusaha keras selama be

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1613

    "Nggak akan terjadi masalah, 'kan?" tanya Tobi dengan khawatir. Dia tidak peduli dengan kultivasi atau tidak. Yang paling penting, Widia baik-baik saja."Nggak akan."Yaldora ragu-ragu sejenak. Namun, dia tetap mengatakannya. Jika Tobi bertindak sembarangan, maka hanya akan merusak kebangkitan keturunan Foniks dan mencelakai Widia."Kalau begitu, kita tunggu lagi." Tobi mulanya kurang yakin, tetapi pada akhirnya memutuskan untuk mengikuti perkataan Yaldora. Meski Yaldora itu muridnya biarawati tua, kepribadiannya sangat berbeda dari gurunya.Waktu berlalu begitu saja. Tobi terus menjaga Widia. Bahkan, menggunakan kekuatannya untuk mengisolasi segala yang ada di sini.Agar tidak menarik perhatian banyak orang.Sebenarnya, Yaldora yang berada di samping ingin menanyakan masalah gurunya. Namun, saat melihat Tobi begitu fokus pada Widia sepanjang waktu, bahkan mata pria itu tidak pernah berpaling sedetik pun.Dalam keputusasaan, dia terpaksa harus menahan diri kembali.Tak terasa, waktu te

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1612

    Apa ini?Ekspresi Tobi berubah drastis karena kekuatan itu sangat menakutkan. Jika terjadi pada dirinya, Tobi masih sanggup menerimanya, tetapi bagaimana wanita biasa seperti Widia bisa menanggungnya?"Apa, apa yang terjadi denganku?" Wajah Widia memerah, tetapi kondisinya tidak terlihat baik. Sebaliknya, rasanya seperti terbakar.Tubuhnya juga terus gemetar hebat, bahkan bibirnya juga ikut bergetar, yang menunjukkan betapa tersiksanya dirinya."Nggak apa-apa. Semuanya akan membaik."Sembari menghibur Widia, Tobi juga segera mengedarkan energi sejatinya ke dalam tubuh Widia dan mulai membantunya melenyapkan kekuatan dalam tubuhnya.Efeknya ada, tetapi tidak terlihat jelas.Yaldora, yang tidak tahu kapan tersadar kembali, mendekati mereka berdua. Melihat pemandangan di depannya, terutama saat memperhatikan tanda samar di dahi Widia, dia pun berkata dengan wajah terkejut, "Apa ini kebangkitan garis keturunan Foniks?"Saat ini, Yaldora bahkan lupa bertanya pada Tobi, apa pria itu yang mem

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1611

    Tobi mengerutkan keningnya. Dia tidak puas dengan jawaban seperti itu. Dia pun kembali bertanya, "Sejauh yang aku tahu, kamu pasti sangat tertarik dengan liontin giok, 'kan?"Vamil terkejut. Dia mengerti bahwa Tobi mungkin tidak memercayainya, jadi dia mengangguk dan berkata, "Tentu saja. Aku pernah melihat liontin giok itu, tapi setelah mempelajarinya sebentar, aku masih belum menemukan petunjuk apa pun.""Jadi, sekalipun kamu memberikannya padaku sekarang, juga nggak ada gunanya."Berbicara sampai di sini, Vamil melirik Yaldora yang terbaring di tanah. Tampaknya bulu mata gadis itu bergerak. Vamil pun kembali menambahkan. "Aku mengerti. Kamu sepertinya nggak percaya padaku."Tobi tidak membantah. Jika bukan karena masalah Bahtiar, dia mungkin tidak akan meragukannya. Namun, setelah serangkaian masalah ini terjadi, bagaimana dia bisa memercayai Vamil begitu saja?"Sudahlah. Nggak ada salahnya memberitahumu. Ada sebuah tempat warisan di Jatra, yang bisa membantumu memahami hukum langit

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1610

    Tobi hanya mengujinya, tetapi dia tidak menyangka kalau tebakannya benar.Karena menurut pemahamannya, yang datang pasti salah satu dari empat orang tersebut. Hanya saja, dilihat dari postur dan gerakannya, seharusnya dia juga bukan si Beruang Kutub ataupun pemimpin Takhta Suci Barat.Jadi, yang tersisa hanyalah Tuan Vamil dan Hirawan dari Negara Melandia.Mulanya, Tobi mencurigai lawan adalah Hirawan, tetapi ada berbagai tanda jurus lawan. Apalagi, dia tidak menghentikan Widia dan juga tidak memberikan pukulan keras kepada Yaldora.Lawan juga tidak memiliki niat membunuh yang kuat terhadap dirinya.Jadi, hanya satu kemungkinan yang tersisa, yaitu orang itu adalah Master Vamil.Tobi tidak menjawab, tetapi malah bertanya dengan bingung, "Mengapa?""Sejauh yang aku tahu, saat ayahmu dalam bahaya, dia menerima bantuan dari liontin giok untuk meningkatkan kekuatannya waktu itu. Aku ingin membuatmu terjebak dalam situasi putus asa. Aku ingin tahu apa kamu bisa menggunakan liontin giok yang

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1609

    Lelaki tua bertopeng itu sepertinya sama sekali tidak peduli dengan kepergian Widia. Dia tidak menghentikannya dan hanya tersenyum sinis. "Bisa memblokir 30 persen energiku hanya dengan satu telapak tangan, kamu hebat juga.""Tapi sebelum memahami hukum langit dan bumi, kamu masih bukan tandinganku."Begitu selesai berbicara, lelaki tua melambaikan tangan kanannya dan menyerang dengan telapak tangan lainnya.Serangan tapak tangan kali ini terlihat sedikit lebih ringan.Namun, Tobi malah merasa ngeri. Bahkan, seolah-olah kematian tengah menghampirinya. Ekspresinya berubah drastis. Dia bersiap untuk menghindar.Namun, dia merasa kakinya terasa kaku dan tidak bisa digerakkan sama sekali, seolah-olah ada kekuatan besar yang menekannya.Sialan! Taktik seperti apa ini!Bisa-bisanya membuatnya kesulitan untuk bergerak.Tobi menggertakkan gigi. Tiba-tiba, sebuah pedang panjang muncul dari udara tipis. Itu adalah Pedang Diraya.Dia mengepalkan tangannya dan mengumpulkan seluruh energi sejatinya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1608

    Tobi tersenyum pahit. Dia ragu-ragu sejenak, tetapi kemudian berkata, "Widia, mungkin mereka bukan orang tuamu."Widia tertegun sejenak. Dia mengira Tobi sedang menghiburnya. Dia pun menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tobi, aku tahu kamu ingin menghiburku. Jangan khawatir, aku baik-baik saja.""Ya, ayo kita pergi."Terakhir, Tobi memutuskan untuk menunggu hasil penyelidikan lebih dulu. Jika tidak, Widia pasti akan merasa lebih sedih karena ditinggalkan oleh ibu kandungnya sendiri.Dalam dua hari berikutnya, Tobi juga menghabiskan waktu dengan menemani Widia berbelanja, berjalan-jalan, dan juga menyantap berbagai makanan lezat. Keduanya tampak menikmati dunia milik berdua.Pada jam sebelas malam, bulan purnama sudah terlihat di langit.Keduanya berdiri di tepi pantai. Rasanya begitu damai.Lantaran ditemani oleh Tobi, suasana hati Widia juga kian membaik. Dia kini telah merasa jauh lebih tenang.Namun, tepat di saat ini, Tobi tertegun. Wajahnya berubah muram. Dia segera berbalik dan

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1607

    Begitu mendengar perkataan Yesa, Herman hanya tersenyum pahit dan tidak berbicara lagi.Saat Yesa terlibat dalam masalah terakhir kali, Herman mencari bantuan di mana-mana, tetapi tidak ada seorang pun yang berniat membantunya. Hanya Tobi yang bersedia memberikan bantuan.Di saat itu, Herman merasa bahwa yang dilakukan dirinya dan istrinya sudah salah.Oleh karena itu, kata-kata yang Herman ucapkan pada Widia dalam beberapa hari terakhir ini, semuanya berasal dari lubuk hatinya. Lain halnya dengan Yesa, yang berusaha menyenangkan Widia dengan tujuan tertentu.Hanya saja, di hadapan istrinya, dia selalu menuruti perkataannya dan tidak pernah berani membangkang.Selesai berbicara, tatapan tajam tiba-tiba muncul di mata Yesa. Dia pun berkata, "Karena mereka nggak ingin aku hidup dengan baik, aku juga nggak akan biarkan hidup mereka damai. Aku mau lapor polisi. Aku mau pembunuhan yang terjadi barusan dipublikasikan.""Sudah cukup!"Saat ini, akhirnya Herman angkat bicara."Apa ... apa yang

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1606

    "Widia, kamu sudah salah paham sama ibumu." Herman juga ikut menimpali. Apa yang terjadi dengan Widia? Kenapa gadis ini tiba-tiba menjadi pintar dan tahu segalanya?"Ayah, Ibu, ini terakhir kalinya aku memanggil kalian! Putri kalian nggak bodoh. Bukannya aku nggak memahami semua ini. Hanya saja, aku nggak ingin menerima kenyataan ini dan lebih memilih terjebak dalam angan-anganku sendiri.""Tapi kalian berulang kali menunjukkan segalanya di hadapanku. Kalian membuatku kecewa lagi dan lagi. Sekarang kalian masih ingin membodohiku?"Yesa menitikkan air mata. Wajahnya masih terlihat sedih.Keduanya tertegun sejenak, terutama suara serak Widia, yang mengungkapkan kesedihan yang terpendam selama ini. Membuat keduanya tidak mampu berkata-kata."Maafkan aku. Kelak aku nggak bisa memenuhi kewajibanku sebagai putri kalian lagi." Nada bicara Widia begitu tegas, tapi mengandung rasa sakit yang mendalam."Mulai sekarang, aku nggak punya hubungan apa pun dengan kalian lagi.""Tobi, ayo kita pergi!"

DMCA.com Protection Status