"Benarkah? Syukurlah. Ibuku sudah terselamatkan, ibuku sudah terselamatkan!" ujar Kristin dengan semangat.Saat ini, dia benar-benar merasakan kesedihan dan kegembiraan secara bersamaan. Tadinya dia masih sangat sedih, tetapi sekarang dia sangat gembira. Seakan tidak sanggup menerima cobaan bertubi-tubi itu, dia pun hampir pingsan.Untungnya, Tobi yang berada di dekatnya itu segera menepuk punggungnya untuk membantunya kembali tenang."Haha. Kristin, sepertinya kamu senang terlalu cepat!" kata Dokter Markus sambil mendengus dingin.Kristin tertegun dan segera bertanya, "Dokter Markus, apa maksudmu?""Apa maksudku? Jangan-jangan kamu pikir ibumu sudah sembuh?""Pikirkan baik-baik. Mana mungkin pria semuda itu bisa menghidupkan kembali orang mati? Kalau dia benar-benar hebat, dia pasti sudah terkenal di seluruh dunia dan semua orang pasti mengenalinya.""Sudah kubilang, dia hanya ingin menang dariku dan menipumu. Kalau nggak, kenapa ibumu masih belum sadar?"Semua orang menganggukkan kep
"Bibi, apa maksudmu?" Tobi juga merasakan keakraban yang sulit dijelaskan, tetapi dia tidak bisa mengingatnya."Sepertinya Bibi salah. Kamu sangat mirip dengan anak yang aku adopsi dulu. Hanya saja dia menghilang setelah kebakaran delapan belas tahun yang lalu."Delapan belas tahun yang lalu? Bukankah saat itu usianya baru tujuh atau delapan tahun? Kebetulan dia juga kehilangan ingatannya di saat itu.Selalu ada perasaan aneh yang muncul di hati Tobi dan dia merasa sepertinya dia melupakan sesuatu.Dokter Markus tiba-tiba menyela, "Tobi, dia masih belum bisa berdiri sekarang. Bukankah ini saatnya kamu berlutut dan bersujud kepadaku untuk mengakui kekalahanmu?""Siapa bilang dia nggak bisa berdiri?"Tobi mendengus dingin, lalu berkata, "Bibi, tolong berdiri dan tunjukkan padanya."Meli tampak kaget, bisakah dia berdiri sekarang? Dia ingat sebelumnya dia merasa sangat tidak nyaman hingga seluruh tubuhnya tidak bisa digerakkan. Tidak peduli seberapa kuat keterampilan medisnya, juga tidak
"Kak Tobi, bagaimana?" tanya Kristin dengan cemas.Meli juga ikut memandang Tobi dengan gugup. Saat melihat tagihan medis yang begitu mahal itu, dia sudah hampir pingsan. Dia merasa bersalah karena telah membuat putrinya menderita."Bajingan ini, padahal kami nggak menyalahkan dia salah diagnosis tadi, tapi tagihan ini terlalu mengada-ngada," ucap Tobi dengan marah. Ditambah dengan tindakannya yang mengabaikan pasien sebelumnya, bagaimana orang seperti itu bisa memenuhi syarat untuk menjadi dokter dan bahkan menjabat sebagai wakil direktur?Kristin buru-buru bertanya, "Ada yang aneh di dalam tagihan itu?""Ya. Di dalamnya ada pemalsuan dan peresepan obat sembarangan. Dilihat dari nama obatnya, banyak di antaranya yang sama sekali nggak diperlukan oleh ibumu," ucap Tobi dengan dingin. Matanya menatap tajam Dokter Markus.Mendengar itu, Markus langsung panik dan berkata dengan nada ketus, "Nggak masuk akal. Semua obat-obatan itu digunakan untuk menyelamatkan Meli dan nggak ada satu pun y
"Menurutku ini bukan kesalahan. Kamu ketahuan, jadi ingin segera menghancurkan buktinya.""Bocah, jangan asal omong. Sudah kubilang itu kesalahan. Percuma saja kamu mengambil daftar rincian itu. Kuperingatkan kamu, Murfan Jadoyo dari Biro Kesehatan adalah sepupuku.""Benarkah? Jadi, sepupumu berkomplot denganmu?" tanya Tobi dengan sengaja memancingnya.Kali ini, Markus lebih pintar dan tidak mengakuinya. Dia hanya berkata dengan dingin, "Aku nggak tahu apa yang kamu bicarakan, tapi mengenai rincian tagihan itu, aku akui itu memang kesalahanku.""Kalau kamu nggak percaya padaku, silakan tuntut saja. Lihat, apa kalian bisa menuntutku atau nggak. Oh ya, aku masih punya urusan dan nggak punya waktu untuk meladeni kalian."Begitu selesai berbicara, dia pun pergi.Tobi sama sekali tidak berniat melepaskannya begitu saja.Namun, saat itu juga, sekumpulan orang tiba-tiba masuk dari koridor. Yang memimpin di depan adalah seorang wanita cantik. Dia berlari sambil menggendong seorang anak berusia
Tobi yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya dan berkata dengan suara datar, "Jangan senang terlalu cepat. Kita masih belum tahu hasilnya.""Apa yang kamu katakan? Apa kamu sedang mengutuk putriku? Dia jelas jauh lebih baik sekarang.""Pak Markus itu dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit. Aku percaya dengan ilmu medisnya. Memangnya kamu tahu ilmu medis?" semprot Mega dengan ketus. Padahal Markus telah membantunya, tetapi pria di sebelah yang tidak mengerti ilmu medis ini malah sembarangan membuat kesimpulan."Dia tahu apaan? Kurasa dia bahkan nggak sertifikat medis. Bocah, apa kamu punya sertifikat medis?" ucap Markus sambil meledeknya."Memang benar aku nggak punya sertifikat medis, tapi bukan berarti perkataanmu benar. Masih ada lima detik," kata Tobi dengan ringan."Omong kosong ...."Markus hendak membalas, tetapi suhu tubuh gadis kecil itu tiba-tiba meningkat tajam, bahkan seluruh anggota tubuhnya mulai kejang-kejang dan mulutnya berbusa.Kondisinya tampak begitu
Apalagi, mereka sendiri telah melihat betapa kritisnya kondisi gadis kecil itu tadi. Dia bahkan bisa mati kapan saja.Kenapa kejang-kejangnya bisa hilang begitu saja?Markus bahkan mencurigai penglihatannya sendiri. Kini, dia mulai percaya Tobi benar-benar punya kemampuan, setidaknya dia ahli dalam pengobatan tradisional.Namun, dia merasa pengobatan tradisional tidak bisa diandalkan sepenuhnya. Bocah ini berhasil mengatasinya dua kali hanya karena kebetulan saja.Mata perawat lainnya tampak berbinar-binar memandang Tobi. Pria ini tidak hanya tampan, ilmu medisnya juga begitu luar biasa. Beberapa di antara mereka bahkan mulai mengkhayal yang tidak-tidak.Mega tampak kebingungan. Dia tidak menyangka Tobi begitu hebat dan bisa menghentikan gejala putrinya hanya dengan satu tindakan. Dia pun buru-buru bertanya, "Bagaimana kondisi Cecilia sekarang? Apa yang terjadi padanya?""Jangan khawatir. Setelah aku turun tangan, dia akan baik-baik saja.""Dia memang terinfeksi virus langka, bukan flu
Saat Mega hendak mengucapkan terima kasih kepada Tobi, ponselnya tiba-tiba berdering. Setelah selesai menjawab telepon itu, dia pun berkata, "Tuan Tobi, terima kasih banyak atas bantuanmu kali ini. Kebetulan aku hanya bawa uang tunai sebanyak 100 juta. Anggap ini sebagai biaya pengobatan.""Ini kartu namaku. Andai kelak kamu butuh sesuatu, segera hubungi aku. Selama aku mampu, aku akan membantumu."Sembari berbicara, dia pun menyerahkan uang dan kartu nama itu kepada Tobi, "Aku masih punya urusan penting yang harus diselesaikan, jadi aku pamit dulu.""Oke!"Tobi tidak berpura-pura munafik dan langsung menerima uang itu. Lagi pula, wanita ini terlihat sangat kaya. Baginya, seratus juta ini bukanlah apa-apa.Namun, nyawa putrinya adalah harta yang tak ternilai harganya.Mata Markus memerah melihat uang di tangan Tobi. Sayang sekali, dia melewatkan kesempatan itu.Saking irinya, Markus langsung mencari ide dan berkata, "Tobi, ini adalah rumah sakit, jadi biaya pengobatan nggak boleh diber
Ternyata bukan hanya Cecilia sendiri saja, tetapi tiga temannya juga mengalami gejala yang sama. Namun, rumah sakit yang mereka datangi tidak punya cara untuk menyelamatkan mereka.Markus langsung menjawab dengan penuh percaya diri, "Benar! Begitu melihat gejalanya, aku langsung tahu penyebab penyakitnya. Sekarang, dia sudah sembuh, jadi dia pulang untuk memulihkan diri.""Bagus. Bagus sekali." Wajah Pak Samuel tampak senang.Status anak-anak yang bermain dengan putrinya Mega semuanya hebat-hebat. Jika dia bisa mengobati semua anak-anak itu, kariernya pasti berjalan mulus.Terutama cucu Wibowo Cayapatra, Yoshua Cayapatra. Meski Wibowo kini sudah pensiun, dulu dia pernah menjabat sebagai wakil sekretaris daerah dan memegang posisi tinggi.Pak Hadi agak terkejut mendengarnya karena dia belum pernah melihat Markus sehebat ini sebelumnya. Jika benar seperti itu, ditambah dengan dukungan Murfan, dia mungkin telah dipromosikan menjadi direktur.Hanya melihat sekilas saja, dia sudah bisa meng
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K