Semua Bab Raja Naga Meninggalkan Gunung: Bab 131 - Bab 140

1670 Bab

Bab 131

Pandu berdiri di luar pintu dengan gugup. Di saat ini, Dokter Waldi, dokter yang merawat adiknya itu datang. Saat melihatnya berdiri di depan, dia pun bertanya, "Pandu, buat apa kamu mengunci pintu dan berdiri di luar seperti ini?""Hmm, Tuan Tobi ada di dalam. Dia sedang memeriksa kondisi adikku.""Tuan Tobi?""Dokter di rumah sakit kami?""Bukan.""Sembarangan. Kalau dia bukan dokter, buat apa dia di dalam? Kamu nggak takut dia mencelakai adikmu?""Jangan menghalangiku," kata Dokter Waldi dengan marah."Nggak bisa. Tuan Tobi bilang saat dia melakukan akupunktur, nggak ada yang boleh mengganggunya.""Akupunktur? Kenapa kamu bisa percaya sama penipu seperti itu? Apa dia punya sertifikat medis?""Kurang tahu.""Kurang tahu? Pasti dia nggak punya. Kalau ada, dia pasti akan tunjukkan padamu. Kamu percaya sama penipu yang nggak punya sertifikasi medis ini? Cepat minggir. Kalau nggak, sekalipun dewa datang, mereka juga nggak akan bisa menyelamatkan adikmu!"Meski dihalangi oleh Pandu, Dokte
Baca selengkapnya

Bab 132

Kalau begitu, apa dia pantas menerima bantuan Tuan Tobi?Mulanya, Tobi ingin mentransfer lebih banyak lagi, tetapi dia takut Pandu akan berpikir terlalu banyak nantinya.Namun, dia benar-benar tidak menyangka Pandu adalah seorang genius. Adiknya, Yola, juga sangat berbakat.Sayangnya, Yola tidak pernah berlatih kultivasi. Terlalu sulit baginya untuk memulai dari awal.Saat hendak berjalan keluar, dia samar-samar merasakan aura membunuh di sekitarnya. Dia pun menengadahkan kepalanya dan melihat ke atas.Tampak seorang dokter laki-laki bertubuh kurus dan memakai masker.Pembunuh!Berdasarkan pengalaman dan nalurinya yang luar biasa, Tobi sangat yakin pria itu adalah pembunuh.Pembunuh ini tampak begitu percaya diri. Apalagi, di siang hari seperti ini, dia berani menampakkan dirinya di rumah sakit. Entah siapa yang ingin dia bunuh.Setelah menyadari hal itu, Tobi pun diam-diam mengikutinya dengan tenang.Wajah dokter laki-laki itu terlihat datar, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia seg
Baca selengkapnya

Bab 133

Tidak mungkinTidak mungkin!Mana mungkin pria semuda itu memiliki kekuatan setingkat Guru Besar!Namun, dia melepaskan energi sejatinya keluar untuk melindungi tubuh. Selain Guru Besar, tidak ada yang bisa melakukannya sama sekali.Tidak! Dia pasti punya metode khusus.Dokter laki-laki itu menekan getaran di hatinya. Tubuhnya berkelebat ke mana-mana dan dalam sekejap muncul di sisi kiri Tobi. Dia mengeluarkan sebuah belati untuk menusuk leher Tobi.Tobi tidak menoleh ke belakang, seolah-olah tahu pria itu akan muncul di sana. Dia mengangkat tangan kanannya dan meraih pergelangan tangan lawan dengan ringan, lalu melemparkannya ke tanah dengan keras.Bam!Dokter laki-laki itu seketika ambruk ke tanah dan merasa seluruh tubuhnya hancur. Namun, dia masih tidak menyerah dan bangkit lagi. Kali ini, dia langsung melesat dengan cepat bagaikan hantu.Bahkan, tidak ada orang yang bisa melihat bayangannya.Namun, setiap dia mendekat, Tobi bisa menangkapnya dengan mudah. Begitu dia tertangkap, To
Baca selengkapnya

Bab 134

Setelah Tobi menyelesaikan urusan di rumah sakit, dia pun kembali ke vila. Dia ingin memberi tahu Kakek Muhar tentang rencananya untuk tinggal di luar. Dia tidak akan kembali ke vila Keluarga Lianto lagi.Begitu sampai di depan pintu vila, ponselnya berdering. Panggilan dari Damar."Raja Naga, ayah Wahyu, Bakri, Hutama telah kembali," ujar Damar usai menerima berita di pagi hari."Oh? Ada tindakan?" tanya Tobi."Belum ada sampai saat ini. Begitu dia kembali, dia langsung mengumpulkan kembali pasukan Keluarga Hutama, terutama anggota perusahaan keamanan milik Geng Sabit.""Kini, mereka kembali punya orang yang bisa diandalkan lagi. Setahuku, dia masih berusaha untuk menyelamatkan putra dan cucunya."Mobilitas seorang ahli bela diri setingkat Guru Besar sangat menakjubkan sekali."Nggak masalah, biarkan dia bermain dulu. Kalau ada situasi khusus, kabari aku," ujar Tobi dengan ekspresi santai. Dia sama sekali tidak peduli dengan hal itu.Setelah menutup telepon, Damar hanya tersenyum pahi
Baca selengkapnya

Bab 135

Kakek Muhar mendukung ucapan Widia dan berkata, "Tobi, pergilah. Kamu memang nggak cocok tinggal di kediaman Keluarga Lianto lagi."Tobi tersenyum pahit dan berkata tak berdaya, "Sebenarnya, Bakri nggak begitu menakutkan, kok.""Nggak begitu menakutkan?"Ucapannya sontak membuat semua orang kesal. Padahal, dia baru saja menyebabkan bencana besar, tetapi dia tidak sadar betapa seriusnya masalah itu."Kamu tahu siapa dia? Tahukah kamu betapa kuatnya dia di Kota Tawuna? Bahkan Pak Damar harus menjaga jarak dengannya," ucap Herman dengan marah."Benar-benar tak kenal takut. Apa kamu pikir dirimu sudah tak terkalahkan hanya dengan sedikit seni bela diri itu?""Beraninya berlagak hanya dengan secuil seni bela diri. Kalau kamu menghadapi Bakri, kurasa kamu akan langsung terbunuh sebelum sempat melawan.""Keluarga Lianto kami benar-benar sial. Kenapa bisa bertemu dengan orang sepertimu?"Kakek Muhar makin kesal dan berkata dengan suara yang dalam, "Tobi, jangan omong kosong di sini lagi. Seger
Baca selengkapnya

Bab 136

"Nggak masalah," jawab Widia seraya menyetujuinya."Ok. Sudah sepakat, ya. Oh ya, nanti kamu harus siapkan sejumlah uang ataupun aset. Biasanya, kita harus memberikan sesuatu sebagai ucapan terima kasih," ujar Joni memperingatkannya."Ya. Aku tahu."Joni sengaja mengungkit masalah itu, tetapi Widia sama sekali tidak mencurigai pria itu.Lagi pula, semua orang pasti akan tertarik dengan keuntungan. Siapa yang akan bertindak jika tidak diberi keuntungan?Setelah menutup telepon, tanpa menunggu Widia berbicara, Yesa segera berkata, "Sudah kuduga, kita masih harus bergantung pada Tuan Joni. Dia adalah penyelamat Keluarga Lianto yang telah berulang kali membantu kita.""Ya. Selama ini sudah berapa kali Tuan Joni menyelamatkan kita? Dia nggak seperti Tobi, yang hanya tahu membawa masalah untuk kita.""Widia, lihat apa yang dilakukan Tuan Joni. Kelak, pertimbangkan Tuan Joni baik-baik," kata Herman."Oh!" gumm Widia dengan singkat. Setelah itu dia menambahkan, "Yang terpenting sekarang adalah
Baca selengkapnya

Bab 137

"Tuan Tobi, aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana berterima kasih. Mulai sekarang, kalau kamu punya masalah, hubungi aku. Sekalipun harus melewati rintangan berbahaya, aku juga bersedia melakukannya," kata Latif dengan tegas."Lupakan saja. Di saat genting seperti itu, mungkin kamu sudah sembunyi entah di mana." Tobi menggelengkan kepalanya dan menambahkan, "Tapi, bawalah orang-orangmu untuk membantuku.""Benarkah? Baguslah. Aku sangat berterima kasih!" ucap Latif dengan senang.Meski hanya sesaat, dia telah menyaksikan kekuatan Tuan Tobi berulang kali.Bahkan, ilmu medis yang dimilikinya patut diacungi jempol. Mengikuti orang seperti ini, masa depannya akan cerah."Jangan terlalu senang dulu. Aku nggak mengizinkan orang-orangku melakukan hal yang melanggar hukum.""Tenang saja, Tuan. Kami akan menuruti perintahmu.""Oke, pegang kata-katamu ini. Kalau nggak, kamu akan merasakan akibatnya."Selesai memperingatkan pria itu, Tobi kembali bertanya, "Mengapa pembunuh itu mau membunuhmu
Baca selengkapnya

Bab 138

"Benar. Dengan kekuatan Anda, sepertinya hanya lima pembunuh teratas di dunia yang bisa menandinginya. Bagaimana saya bisa menyakiti Anda?""Kamu salah," ucap Tobi dengan nada datar."Salah?"Mungkinkah kekuatan yang dimiliki Thaman tidak cukup untuk melawan lima pembunuh teratas?Kalau dipikir-pikir, pembunuhan yang dia lakukan memang menggemparkan dunia, tetapi hal itu berbeda dengan pertarungan langsung."Ya. Mungkin aku butuh usaha untuk mengalahkan pembunuh utama. Sisanya, meski mereka bergabung bersama, mereka bukanlah tandinganku," kata Tobi dengan ringan."...""Ini termasuk ketiga kalinya kita bertemu, 'kan?""Ya. Sebelumnya, Anda menyelamatkan hidup saya. Kali ini, saya juga merasa bersalah."Tobi mengeluarkan sebuah buku dan langsung melemparkannya ke dalam, "Bisa bertemu denganmu juga termasuk takdir. Itu untukmu ."Sebagai Raja Naga dari Sekte Naga, dia juga menerima peluang dan memiliki banyak sumber daya."Apa ini?"Sapta mengambil buku itu dengan bingung, lalu membaca t
Baca selengkapnya

Bab 139

"Tuan, kenapa?"Latif merasakan raut wajah Tobi yang berubah."Nggak apa-apa. Kamu akrab sama bos di sini?""Ya. Kami sangat akrab.'"Cari orang untuk membantuku mengawasi ruangan ini. Nanti kalau ada seorang wanita datang, kabarin aku secepat mungkin.""Baik!"Latif segera menelepon manajer yang bertanggung jawab dan menjelaskan situasi kepadanya.Tak berselang lama setelah dia masuk, Latif telah menemukan kabar. Tobi segera bangkit dan berjalan keluar.Dituntun oleh Joni, Widia pun mengikutinya masuk ke sebuah ruangan dan mendapati seorang pemuda sedang duduk di kursi utama. Dilihat dari penampilannya, sepertinya dia Tuan Ehsan.Joni buru-buru menyapanya dengan hormat, "Tuan Ehsan!"Tuan Ehsan berusaha mengendalikan sikapnya, memandang Widia sejenak dan berkata dengan nada datar, "Dia adalah Widia, orang kamu ceritakan itu?""Benar!""Duduklah," ucap Tuan Ehsan."Widia, ayo kita bersulang untuk Tuan Ehsan dulu."Saat ini, ada banyak makanan dan anggur dihidangkan di atas meja. Joni m
Baca selengkapnya

Bab 140

"Itu karena teko anggur ini bermasalah. Teko Dua Hati itu bisa diisi dengan dua jenis anggur. Kamu bisa mengontrol sendiri tutup tekonya dan memilih anggur yang kamu inginkan," ucap Tobi sambil menjelaskan kepada wanita itu."Omong kosong. Tobi, apa kamu sedang bercerita di sini?" tanya Joni merasa agak bersalah."Hentikan. Sudah cukup ribut-ributnya? Apa kamu tahu konsekuensi dari menjebak orang di depanku?" tanya Tuan Ehsan dengan dingin."Konsekuensi apa yang bisa dibuat oleh orang yang suka menyamar sepertimu ini?" ujar Tobi.Ekspresi Tuan Ehsan tiba-tiba berubah. Dia tidak menyangka Tobi mengetahui identitas palsunya. Dia mulai merasa panik.Widia juga tak kalah paniknya. Baginya, Tuan Ehsan adalah satu-satunya penyelamat hidupnya. Bagaimana kalau dia tersinggung? Wanita itu pun bangkit dari tempat duduknya dan berkata dengan emosi, "Tobi, apa yang kamu lakukan? Apa kamu benar-benar ingin mati? Meski kamu ingin mati, sudahkah kamu mempertimbangkan Keluarga Lianto?"Aku ....""Kamu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
167
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status