Home / Urban / Raja Naga Meninggalkan Gunung / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 151 - Chapter 160

1670 Chapters

Bab 151

"Hentikan. Apa kalian pikir ini masih nggak cukup memalukan?" tegur Kakek Muhar seraya menghentikan tindakan mereka.Teguran itu seketika membuat semua orang tersadar kembali dan menghentikan gerakan mereka."Tobi, walaupun ucapan Joni belum tentu benar, tapi kamu dan Widia juga termasuk berjodoh. Jadi, aku nggak akan menghalangimu.""Pergilah, lalu bersembunyilah sejauh mungkin. Mulai hari ini, Keluarga Lianto nggak ada hubungan denganmu lagi!" ucap Kakek Muhar dengan suara dalam.Tobi agak terkejut mendengar ucapan itu. Kelihatannya Kakek Muhar belum bisa menerima dirinya sepenuhnya hingga tidak membiarkannya kembali ke Keluarga Lianto.Detak jantung Widia berdebar tak karuan. Dalam hatinya, ada sebuah perasaan yang sulit dilukiskan, seolah-olah dia telah kehilangan sesuatu yang penting.Namun, selain melarikan diri, mereka tidak punya solusi yang lebih baik lagi."Ayah, nggak bisa. Nanti ....""Diam! Jangan bicara lagi," sela Kakek Muhar dengan cepat.Tobi menghela napas dan berkata
Read more

Bab 152

Dalam sekejap, suasana dalam Keluarga Lianto berada dalam kekacauan. Makin lama, ucapan yang mereka keluarkan makin tidak enak didengar.Ekspresi wajah Widia terlihat tidak senang. Kemudian, dia pun berkata dengan marah, "Mengenai masalah Joni, bukankah kalian sendiri yang ingin berinvestasi? Kami sendiri juga ditipu. Kalau uang itu nggak bisa kembali, kami hanya bisa menganggap itu sial."Ucapan itu seketika memicu emosi semua orang. Mereka bahkan ingin mencabik-cabik satu sama lain."Hentikan semuanya!""Apa yang kalian lakukan? Kalian pikir bisa menggulingkan dunia di sini?"Kakek Muhar tampak marah besar dan menambahkan, "Dibandingkan dengan sedikit uang kalian, itu bukanlah apa-apa. Aku beri tahu kalian, perusahaan milik Keluarga Lianto kini akan menghadapi krisis besar dan bahkan mungkin bangkrut. Saat itu, kalian akan kehilangan segalanya."Semua orang langsung ketakutan mendengar perkataan itu, tetapi adik Kakek Muhar, Wirya, segera berkata, "Kak, jika demikian, aku rasa Widia
Read more

Bab 153

Tania seketika terpaku, matanya dipenuhi rasa tidak percaya. Sebenarnya, dia ragu Tobi bisa melakukannya atau tidak. Barusan, dia sengaja menguji pria itu.Tak disangka, Tobi justru mengucapkan kata-kata yang mengejutkan.Namun, ada bagusnya juga. Jika sesuatu terjadi pada Bakri, itu menandakan kekuatan Kak Tobi jauh lebih menakutkan dari yang dia bayangkan.Hal itu tentu makin membuatnya diri senang.Begitu Tobi masuk ke dalam mobil dan hendak pergi, sebuah pesan masuk di ponselnya. Ternyata, dia menerima pesan notifikasi transfer sebanyak 10 miliar.Selain itu, masih ada sebuah pesan informasi tiket.Yang paling penting, itu semuanya dari Widia.Mau tak mau, dia agak terkejut. Seingatnya, Keluarga Lianto yang ditipu oleh Joni dan bahkan menggunakan sebagian dana perusahaan itu kini pasti berada dalam kesulitan besar.Namun, di saat kritis seperti ini pun, Widia masih mentransfer 10 miliar untuk dirinya.Kemudian, ponselnya berdering."Tobi, aku baru saja memesankan tiket ke luar nege
Read more

Bab 154

Karena Tobi sendiri juga mempraktikkan teknik yang tiada tara ini, dia langsung menggunakan energi sejatinya untuk membimbing Pandu berlatih tiga tingkat pertama dari Teknik Naga Hijau.Setelah lebih dari dua jam berlatih, Pandu tidak hanya familier dengan tiga tingkat pertama, tetapi dia juga merasakan perubahan besar pada seluruh dirinya, seakan-akan tubuhnya dipenuhi dengan kekuatan yang tidak ada habisnya."Berlatihlah dengan giat. Setelah kamu menyempurnakan tiga tingkat pertama dari Teknik Naga Hijau, aku akan mengajarimu tingkat selanjutnya."Tobi tidak hanya mengajari Teknik Naga Hijau kepada Pandu, tetapi dia juga membuka banyak meridian di tubuhnya. Itu sebabnya, Pandu merasa kekuatannya meningkat pesat.Apalagi, Pandu memang terlahir dengan kekuatan supernatural. Hanya saja, selama ini, dia masih belum mengembangkannya. Setelah dilatih oleh Tobi, kekuatannya telah mengalami perubahan yang mengejutkan.Di bawah Guru Besar, dia pasti bisa bertarung menghadapi ahli Kekuatan Tra
Read more

Bab 155

Tetua itu merasakan kekuatan internal yang luar biasa menerjang dirinya. Seluruh tubuhnya langsung terhantam dengan keras, dadanya terasa sesak hingga dia terhempas mundur tak terkendali.Tetua yang berada di sebelahnya itu mencoba menangkapnya, tetapi kekuatan yang begitu dahsyat itu membuat gerakannya tidak bisa stabil. Keduanya langsung terhempas mundur ke dinding secara bersamaan, lalu meminjam kekuatan dinding untuk menstabilkan tubuh mereka.Mengabaikan luka dalam tubuhnya, tetua itu menatap Tobi lekat-lekat. Tatapan ngeri muncul di matanya dan wajahnya juga memperlihatkan ekspresi tidak percaya."Kamu, kamu Guru Besar?"Selain Guru Besar, mustahil orang awam bisa memiliki kekuatan sedahsyat itu.Damar juga tidak kalah terkejutnya. Di sisi lain, dia juga merasa bersemangat. Ternyata, Raja Naga baru itu juga seorang Guru Besar. Pantas saja, dia begitu yakin bisa menghadapi Bakri.Guru Besar?Pandu pernah mendengarnya, tetapi seingatnya, banyak orang mengatakan Guru Besar hanya ada
Read more

Bab 156

Pandu terlihat bersemangat begitu mengetahui Tobi tidak hanya memberantas kejahatan, tetapi dia juga membiarkan dirinya mengambil alih kekuatan yang begitu hebat.Dia masih belum sadar bahwa gelora di dalam hatinya perlahan-lahan telah dibangkitkan oleh Tobi.Latif makin bergidik saat mendengar Bakri akan dibunuh. Saking takutnya, dia bahkan hampir pingsan.Dulu, Bakri termasuk legenda di Kota Tawuna dan juga penguasa yang tak terkalahkan di hati mereka. Wajar saja dia terkejut saat dia tahu Tobi berniat menyingkirkan orang seperti itu.Dalam perjalanan, ponsel Tobi berdering. Ternyata, itu panggilan dari Widia. Awalnya, dia tidak ingin mengangkatnya, tetapi dia tidak tahan saat wanita itu terus-terusan meneleponnya sebanyak empat kali."Widia!"Begitu panggilan tersambung, Widia langsung membentaknya dengan kesal, "Tobi, dasar bajingan! Apa kamu gila?"Tobi menjawab dengan tak berdaya, "Aku nggak gila.""Kamu!""Kamu mau buat apa lagi? Kenapa kamu nggak naik pesawat? Apa kamu benar-be
Read more

Bab 157

"Haha. Tobi, aku benar-benar penasaran kenapa kamu bisa begitu percaya diri dan sombong seperti itu?""Padahal ada jalan mudah, tetapi kamu malah ngotot memilih jalan berisiko! Kamu memang cari mati hari ini. Kalau begitu, aku nggak akan segan lagi."Begitu Bakri selesai berbicara, aura membunuh memancar keluar dari tubuhnya. Dalam sekejap, suhu di seluruh ruang tamu tiba-tiba menjadi dingin.Damar juga tampak terkejut. Dia nyaris melangkahkan kakinya untuk mundur.Di sisi lain, kedua kaki Latif telah terkulai lemas.Hanya sorot mata Pandu yang memperlihatkan semangat juang paling tinggi. Meskipun dia tahu dirinya bukan tandingan lawan, dia masih ingin mencoba bertarung dengannya.Tobi tampak tenang, lalu melirik Pandu di sebelahnya dan berkata sambil tersenyum tipis, "Kalau kamu ingin mencobanya, silakan saja. Selama aku di sini, dia nggak bisa melakukan apa pun kepadamu."Begitu Pandu mendengar ucapan itu, dia langsung menjejak tanah dengan kaki kanannya, lalu melompat dan menyerang
Read more

Bab 158

"Tuan Tobi, ayo maju bersama."Walaupun kekuatan Raja Naga setingkat Guru Besar, Damar khawatir dia tidak bisa menaklukkan Bakri. Jika mereka bertiga maju serentak, kemungkinan besar mereka akan berhasil."Maju bersama?""Haha. Meski orang lemah seperti kalian bergabung, pada akhirnya kalian akan tetap akan kalah!"Bakri tampak sombong dan berlagak hebat.Tobi hanya menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada datar, "Karena kamu cari mati, aku akan mengantarmu ke akhirat.""Apa kamu bilang? Di saat seperti ini, kamu masih berani sombong?""Tahukah kamu betapa bodohnya dirimu?"Bakri bahkan sempat mengira pendengarannya bermasalah."Yang bodoh itu kamu!""Kamu hanya belum tahu saja!" ucap Tobi dengan datar."Cari mati!"Bakri benar-benar tidak senang melihat tingkah Tobi yang berlagak itu. Dengan secepat kilat, dia langsung melangkah dan muncul di depan Tobi, lalu mengangkat tangan kanannya hendak menampar wajah Tobi.Apa dia tidak membunuh Tobi?Bakri tidak akan membiarkan Tobi mat
Read more

Bab 159

Lintang memandang Tobi dengan cermat, seolah sedang meneliti makhluk aneh. Pria sama sekali tidak marah melihat kematian Bakri.Setelah Damar terhenyak kembali, dia menatap Tobi dengan rasa hormat yang makin dalam.Dia baru menyadari ternyata Raja Naga jauh lebih kuat dari dugaannya. Bahkan Bakri, tokoh yang sulit dia atasi pun bisa ditaklukkan dengan mudah.Mata Pandu tampak berbinar-binar. Dengan adanya Tuan yang begitu hebat, dia pasti berkesempatan untuk memperkuat dirinya hingga mencapai posisi puncak.Tobi sama sekali tidak melihat ke arah Bakri, melainkan melemparkan pandangannya ke arah Lintang dan bertanya, "Kamu Lintang?""Benar!"Lintang tampak gugup, tetapi berusaha tenang dan bertanya, "Tuan Tobi, kamu kenal aku?""Selain keturunan dari Keluarga Hutama, kamu juga sosok nomor satu di Keluarga Hutama, mana mungkin aku nggak tahu?""Tuan Tobi, kamu berlebihan. Sebenarnya, aku tinggal di kediaman Hutama bukan karena ingin membantu mereka, tapi aku ingin membunuh Bakri," kata L
Read more

Bab 160

Damar tidak berani mengatakan apa pun. Dia hanya berpesan kepada Lintang untuk menghubunginya kapan saja jika mereka membutuhkan bantuan.Karena Bakri sudah mati, maka Keluarga Hutama akan segera jatuh ke tangan Tobi. Pria itu tidak berniat tinggal terlalu lama lagi dan segera meninggalkan vila.Mengenai hal lainnya, dia menyerahkan semuanya kepada Lintang, Damar, Pandu dan lainnya untuk menanganinya.Setelah duduk di dalam mobil, Tobi mengeluarkan ponselnya dan menelepon sebuah nomor.Begitu Hendro menerima panggilan, dia langsung menyapa dengan sopan, "Dokter Tobi!""Ya. Aku punya hal yang mungkin perlu merepotkanmu.""Dokter Tobi, silakan katakan. Selama aku bisa melakukannya, aku akan berusaha yang terbaik. Tapi, kalau kamu ingin aku menghadapi Bakri, itu sudah di luar kemampuanku," kata Hendro tidak berdaya.Mereka tidak bisa menangani ahli tingkat Guru Besar seperti Bakri. Kecuali memiliki bukti yang kuat, lalu meminta instruksi dan menyuruh salah satu dari empat Dewa Perang Nega
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
167
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status