Share

Bab 135

Author: Anak Ketiga
Kakek Muhar mendukung ucapan Widia dan berkata, "Tobi, pergilah. Kamu memang nggak cocok tinggal di kediaman Keluarga Lianto lagi."

Tobi tersenyum pahit dan berkata tak berdaya, "Sebenarnya, Bakri nggak begitu menakutkan, kok."

"Nggak begitu menakutkan?"

Ucapannya sontak membuat semua orang kesal. Padahal, dia baru saja menyebabkan bencana besar, tetapi dia tidak sadar betapa seriusnya masalah itu.

"Kamu tahu siapa dia? Tahukah kamu betapa kuatnya dia di Kota Tawuna? Bahkan Pak Damar harus menjaga jarak dengannya," ucap Herman dengan marah.

"Benar-benar tak kenal takut. Apa kamu pikir dirimu sudah tak terkalahkan hanya dengan sedikit seni bela diri itu?"

"Beraninya berlagak hanya dengan secuil seni bela diri. Kalau kamu menghadapi Bakri, kurasa kamu akan langsung terbunuh sebelum sempat melawan."

"Keluarga Lianto kami benar-benar sial. Kenapa bisa bertemu dengan orang sepertimu?"

Kakek Muhar makin kesal dan berkata dengan suara yang dalam, "Tobi, jangan omong kosong di sini lagi. Seger
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 136

    "Nggak masalah," jawab Widia seraya menyetujuinya."Ok. Sudah sepakat, ya. Oh ya, nanti kamu harus siapkan sejumlah uang ataupun aset. Biasanya, kita harus memberikan sesuatu sebagai ucapan terima kasih," ujar Joni memperingatkannya."Ya. Aku tahu."Joni sengaja mengungkit masalah itu, tetapi Widia sama sekali tidak mencurigai pria itu.Lagi pula, semua orang pasti akan tertarik dengan keuntungan. Siapa yang akan bertindak jika tidak diberi keuntungan?Setelah menutup telepon, tanpa menunggu Widia berbicara, Yesa segera berkata, "Sudah kuduga, kita masih harus bergantung pada Tuan Joni. Dia adalah penyelamat Keluarga Lianto yang telah berulang kali membantu kita.""Ya. Selama ini sudah berapa kali Tuan Joni menyelamatkan kita? Dia nggak seperti Tobi, yang hanya tahu membawa masalah untuk kita.""Widia, lihat apa yang dilakukan Tuan Joni. Kelak, pertimbangkan Tuan Joni baik-baik," kata Herman."Oh!" gumm Widia dengan singkat. Setelah itu dia menambahkan, "Yang terpenting sekarang adalah

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 137

    "Tuan Tobi, aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana berterima kasih. Mulai sekarang, kalau kamu punya masalah, hubungi aku. Sekalipun harus melewati rintangan berbahaya, aku juga bersedia melakukannya," kata Latif dengan tegas."Lupakan saja. Di saat genting seperti itu, mungkin kamu sudah sembunyi entah di mana." Tobi menggelengkan kepalanya dan menambahkan, "Tapi, bawalah orang-orangmu untuk membantuku.""Benarkah? Baguslah. Aku sangat berterima kasih!" ucap Latif dengan senang.Meski hanya sesaat, dia telah menyaksikan kekuatan Tuan Tobi berulang kali.Bahkan, ilmu medis yang dimilikinya patut diacungi jempol. Mengikuti orang seperti ini, masa depannya akan cerah."Jangan terlalu senang dulu. Aku nggak mengizinkan orang-orangku melakukan hal yang melanggar hukum.""Tenang saja, Tuan. Kami akan menuruti perintahmu.""Oke, pegang kata-katamu ini. Kalau nggak, kamu akan merasakan akibatnya."Selesai memperingatkan pria itu, Tobi kembali bertanya, "Mengapa pembunuh itu mau membunuhmu

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 138

    "Benar. Dengan kekuatan Anda, sepertinya hanya lima pembunuh teratas di dunia yang bisa menandinginya. Bagaimana saya bisa menyakiti Anda?""Kamu salah," ucap Tobi dengan nada datar."Salah?"Mungkinkah kekuatan yang dimiliki Thaman tidak cukup untuk melawan lima pembunuh teratas?Kalau dipikir-pikir, pembunuhan yang dia lakukan memang menggemparkan dunia, tetapi hal itu berbeda dengan pertarungan langsung."Ya. Mungkin aku butuh usaha untuk mengalahkan pembunuh utama. Sisanya, meski mereka bergabung bersama, mereka bukanlah tandinganku," kata Tobi dengan ringan."...""Ini termasuk ketiga kalinya kita bertemu, 'kan?""Ya. Sebelumnya, Anda menyelamatkan hidup saya. Kali ini, saya juga merasa bersalah."Tobi mengeluarkan sebuah buku dan langsung melemparkannya ke dalam, "Bisa bertemu denganmu juga termasuk takdir. Itu untukmu ."Sebagai Raja Naga dari Sekte Naga, dia juga menerima peluang dan memiliki banyak sumber daya."Apa ini?"Sapta mengambil buku itu dengan bingung, lalu membaca t

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 139

    "Tuan, kenapa?"Latif merasakan raut wajah Tobi yang berubah."Nggak apa-apa. Kamu akrab sama bos di sini?""Ya. Kami sangat akrab.'"Cari orang untuk membantuku mengawasi ruangan ini. Nanti kalau ada seorang wanita datang, kabarin aku secepat mungkin.""Baik!"Latif segera menelepon manajer yang bertanggung jawab dan menjelaskan situasi kepadanya.Tak berselang lama setelah dia masuk, Latif telah menemukan kabar. Tobi segera bangkit dan berjalan keluar.Dituntun oleh Joni, Widia pun mengikutinya masuk ke sebuah ruangan dan mendapati seorang pemuda sedang duduk di kursi utama. Dilihat dari penampilannya, sepertinya dia Tuan Ehsan.Joni buru-buru menyapanya dengan hormat, "Tuan Ehsan!"Tuan Ehsan berusaha mengendalikan sikapnya, memandang Widia sejenak dan berkata dengan nada datar, "Dia adalah Widia, orang kamu ceritakan itu?""Benar!""Duduklah," ucap Tuan Ehsan."Widia, ayo kita bersulang untuk Tuan Ehsan dulu."Saat ini, ada banyak makanan dan anggur dihidangkan di atas meja. Joni m

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 140

    "Itu karena teko anggur ini bermasalah. Teko Dua Hati itu bisa diisi dengan dua jenis anggur. Kamu bisa mengontrol sendiri tutup tekonya dan memilih anggur yang kamu inginkan," ucap Tobi sambil menjelaskan kepada wanita itu."Omong kosong. Tobi, apa kamu sedang bercerita di sini?" tanya Joni merasa agak bersalah."Hentikan. Sudah cukup ribut-ributnya? Apa kamu tahu konsekuensi dari menjebak orang di depanku?" tanya Tuan Ehsan dengan dingin."Konsekuensi apa yang bisa dibuat oleh orang yang suka menyamar sepertimu ini?" ujar Tobi.Ekspresi Tuan Ehsan tiba-tiba berubah. Dia tidak menyangka Tobi mengetahui identitas palsunya. Dia mulai merasa panik.Widia juga tak kalah paniknya. Baginya, Tuan Ehsan adalah satu-satunya penyelamat hidupnya. Bagaimana kalau dia tersinggung? Wanita itu pun bangkit dari tempat duduknya dan berkata dengan emosi, "Tobi, apa yang kamu lakukan? Apa kamu benar-benar ingin mati? Meski kamu ingin mati, sudahkah kamu mempertimbangkan Keluarga Lianto?"Aku ....""Kamu

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 141

    Melihat Tuan Ehsan berlalu, wajah Widia langsung memucat dan kembali duduk sambil termenung.Joni menghela napas dan berkata, "Widia, bukannya aku mau mengomelimu. Mengapa kamu masih terlibat dengan orang seperti Tobi? Selama dia di sini, cepat atau lambat dia akan mencelakaimu.""Salah. Sekarang dia sudah mencelakaimu."Widia sangat tertekan dan berkata, "Aku nggak sangka dia akan muncul di sini hari ini. Tuan Joni, bisakah kamu meminta bantuannya lagi?""Aku coba lagi."Joni sadar selama Tobi ada di sini hari ini, rencananya tidak akan berhasil. Dia harus mencari tempat lain."Kamu tunggu aku di sini. Aku akan menyusulnya dulu.""Oke!"Widia takut Tuan Ehsan tidak ingin melihatnya, jadi dia pun duduk di dalam saja.Begitu Joni hendak turun, dia melihat Tobi juga di sana. Dugaannya benar, Tobi sedang mengawasinya. Hari ini, rencananya tidak mungkin akan berhasil.Joni pun merasa emosi.Tanpa Widia di sampingnya, Joni pun tidak lagi bersikap lembut seperti biasanya. Dia pun berkata den

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 142

    "Hais. Tobi memang agak keterlaluan, tapi dia nggak berniat jahat, kok. Mungkin dia hanya cemburu dan salah paham dengan kita." Di saat seperti ini, entah kenapa, Widia masih tetap membela Tobi."Sampai sekarang kamu masih mencari alasan untuknya?""Sudah kubilang, kalau kamu nggak menyingkirkan orang jahat sepertinya, cepat atau lambat dia akan mencelakaimu. Sekarang, dia sudah mencelakaimu," ucap Joni dengan marah.Widia hanya tersenyum pahit. Tiba-tiba kakeknya menelepon dan menanyakan masalah itu kepadanya. Dia terpaksa menjelaskan dengan jujur ​​apa yang terjadi barusan.Awalnya, Kakek Muhar juga marah, tetapi setelah dipikir-pikir, dia pun menghela napas dan menerima takdir itu.Kakek Muhar segera menyuruh Widia pulang untuk makan malam sekaligus membahasnya lagi. Kakek Muhar juga mengundang Joni yang membuat pria itu kegirangan.Setelah kembali, semua orang kembali mencemooh Tobi. Kemudian, mereka membanjiri Joni dengan berbagai pujian.Joni tampak puas dan menikmati makan malam

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 143

    "Nak, kamu pintar juga," ujar Bakri dengan dingin.Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang di kediaman Keluarga Lianto tampak terkejut. Wajah mereka memucat. Tak disangka, lelaki tua di hadapan mereka adalah Bakri, ahli bela diri terkuat di Kota Tawuna.Karena selama ini dikurung, Candra sama sekali belum mendengar nama Bakri. Setelah dipukul, dia sangat emosi dan ingin membalasnya, tetapi Kakek Muhar langsung menghentikannya.Wajah Kakek Muhar terlihat muram. Sesuai dugaannya, Bakri datang mencari mereka. Apalagi, dia langsung meneriakkan nama cucu perempuannya.Bagaimana ini? Apa yang harus dia lakukan sekarang?Bakri mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan itu dan berkata dengan dingin, "Dengarkan baik-baik, namaku Bakri Hutama. Tujuanku ke sini hanya satu, yaitu mencari orang yang menghancurkan Keluarga Hutama.""Jadi, asalkan kalian menjawab pertanyaanku dengan jujur, semuanya akan baik-baik saja. Kalau nggak, aku akan menghabisi kalian semua di sini.""Ya, ya. Tuan Bakri,

Latest chapter

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1670

    Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1669

    Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1668

    Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1667

    Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1666

    Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1665

    Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1664

    "Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1663

    Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1662

    "Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status