Share

Bab 142

"Hais. Tobi memang agak keterlaluan, tapi dia nggak berniat jahat, kok. Mungkin dia hanya cemburu dan salah paham dengan kita." Di saat seperti ini, entah kenapa, Widia masih tetap membela Tobi.

"Sampai sekarang kamu masih mencari alasan untuknya?"

"Sudah kubilang, kalau kamu nggak menyingkirkan orang jahat sepertinya, cepat atau lambat dia akan mencelakaimu. Sekarang, dia sudah mencelakaimu," ucap Joni dengan marah.

Widia hanya tersenyum pahit. Tiba-tiba kakeknya menelepon dan menanyakan masalah itu kepadanya. Dia terpaksa menjelaskan dengan jujur ​​apa yang terjadi barusan.

Awalnya, Kakek Muhar juga marah, tetapi setelah dipikir-pikir, dia pun menghela napas dan menerima takdir itu.

Kakek Muhar segera menyuruh Widia pulang untuk makan malam sekaligus membahasnya lagi. Kakek Muhar juga mengundang Joni yang membuat pria itu kegirangan.

Setelah kembali, semua orang kembali mencemooh Tobi. Kemudian, mereka membanjiri Joni dengan berbagai pujian.

Joni tampak puas dan menikmati makan malam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status