Share

Bab 145

Penulis: Anak Ketiga
Ucapan itu makin membuat Joni terkulai lemas. Seakan-akan dirinya diserang secara bertubi-tubi.

Benar saja. Ketika Bakri mendengar itu, dia langsung emosi dan berkata, "Nak, ternyata kamu yang memukul menantuku di rumah sakit. Lihat saja, aku akan menghabisimu!"

Detik berikutnya, Joni merasakan nyeri menusuk di bagian dadanya. Sebelum dia sempat bereaksi, tubuhnya telah terhempas keluar, lalu menghantam pilar dan ambruk ke tanah.

Dia merasa semua organ dalamnya telah tergeser.

Namun, dia mengabaikan semua nyeri yang dia rasakan itu dan berusaha merangkak sambil berlutut memohon pengampunan, "Bukan aku. Bukan aku yang melakukan semua itu."

"Keluarga Luhardi kami memang punya kekuatan, tapi kami nggak sanggup melakukan ini."

"Bukankah perusahaanmu mau IPO dan kamu menggunakan saham untuk merekrut tokoh besar? Apalagi, mereka semua bilang begitu. Jadi, maksudmu mereka berbohong? Lantas itu nggak benar?" ujar Bakri dengan dingin.

"Tentu saja nggak benar. Mereka nggak tahu apa-apa dan sudah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 146

    "Berengsek! Sia-sia kami begitu memercayaimu. Ternyata selama ini kamu berbohong kepada kami.""Pembohong yang nggak tahu malu. Kembalikan uang kami. Cepat kembalikan uang kami."Yesa terlihat panik karena uang simpanannya telah diinvestasikan seluruhnya."Kembalikan uang? Jangan harap.""Aku jujur sama kalian saja. Semua uang itu sudah ditransfer ke luar negeri dan nggak ada sepeser pun yang tersisa. Jangan salahkan saya. Salahkan diri kalian sendiri yang begitu serakah.""Padahal, Tobi mati-matian membujuk kalian hari itu, tapi kalian masih ngotot."Bagi Keluarga Lianto, ucapan itu bagaikan petir di siang bolong. Bukan hanya Kakek Muhar sekeluarga yang ada di sini saja, tetapi sepupu Kakek Muhar dan keluarganya juga lagi berkunjung di sana.Semua orang tampak menyesal sekali.Apalagi, saat mendengar Joni menyebut nama Tobi, ingatan di hari itu langsung melintas di benak mereka.Kakek Muhar tersenyum pahit. Di usianya sekarang ini, dia tidak menyangka dirinya akan melakukan kesalahan

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 147

    "Benar. Tuan Bakri, itu semua perbuatan Tobi. Jangan lihat penampilannya seperti itu. Sebelumnya, dia pernah mengobati putri Pak Damar dan mengandalkan jasa itu untuk membuat Keluarga Lianto bergabung dengan Serikat Dagang Lawana."Bakri juga merasa perkataan itu masuk akal. Apalagi, Tobi berada dalam jangkauan kekuasaannya.Karena Tobi masuk ke vila Keluarga Hutama."Terus, aku yakin sama satu hal lagi," ujar Joni sambil memikirkan masalah rumah sakit."Apa itu?""Orang yang memukul Nyonya Saskia di rumah sakit adalah Tobi.""Saya jamin ucapan saya benar. Kalau Anda nggak percaya, Anda bisa memeriksa rekaman CCTV di rumah sakit atau Anda juga bisa bertanya kepada perawat," ucap Joni dengan tegas.Bakri buru-buru ingin mengetahui pelaku yang menyebabkan Keluarga Hutama ditangkap, jadi dia belum sempat menyelidiki masalah rumah sakit dan langsung datang ke sini begitu saja.Apa!Tobi yang melakukannya?"Joni, jangan sembarangan," ujar Widia dengan cemas. Dia takut Bakri akan bertambah m

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 148

    Namun, bocah itu malah bertemu dengan dirinya, yang berarti bocah itu ditakdirkan untuk mati."Kamu yang masuk ke vila Keluarga Hutama dan melukai para penjaga keluarga kami?" tanya Bakri dengan dingin."Ya!"Tobi berjalan perlahan dengan ekspresi tenang. Tidak ada sedikit pun rasa takut di matanya.Hati Widia berdebar melihat ekspresi yang terlukis di wajah Tobi. Tidak bisa dipungkiri, sepertinya Tobi tidak pernah terlihat takut dan selalu tenang.Namun, hal itu justru mudah memancing kemarahan tokoh hebat dan dia bahkan bisa kehilangan nyawanya.Andai yang dikatakan Joni benar, maka Tobi akan berada dalam bahaya sekarang.Emosi Bakri langsung terpancing begitu melihat sikap Tobi. Matanya kini dipenuhi niat membunuh, lalu dia pun berkata, "Kamu yang pergi ke rumah sakit dan menampar menantuku?""Ya!" jawab Tobi dengan nada datar."Kamu juga mencari orang untuk mempercepat aksi penangkapan Keluarga Hutama?"Bukan hanya Bakri yang ingin mengetahui pertanyaan ini, tetapi semua orang juga

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 149

    Setelah mendengar jawaban Wibowo, wajah Bakri terlihat tidak senang, lalu dia bertanya dengan suara yang dalam, "Kenapa?""Karena dia adalah penyelamatku.""Beberapa hari yang lalu, cucu kesayanganku terserang virus. Andai dia nggak mengobatinya, cucuku mungkin sudah meninggal.""Saudara Wibowo, menurutmu, kedatanganku hari ini layak atau nggak?"Semua anggota Keluarga Lianto baru tahu, ternyata Tobi telah menyelamatkan cucu kesayangan Pak Wibowo.Sebelumnya, dia berhasil menyembuhkan putri Pak Damar, kali ini cucunya Pak Wibowo. Pria ini benar-benar punya keberuntungan yang tidak biasa.Widia baru sadar ternyata itu berkat ilmu medisnya Tobi.Kalau begitu, ilmu medisnya Tobi pasti sangat tinggi. Pantas dia sering membual tentang ilmu medisnya yang hebat dan bahkan mengatakan dirinya dijuluki sebagai Dewa Medis. Mungkinkah itu semua benar?Setelah dipikir-pikir, Tobi tidak mungkin bisa menjadi Dewa Medis. Lagi pula, dia masih begitu muda. Pria itu pasti membual lagi.Namun, seharusnya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 150

    Kali ini, Yesa berkata, "Kalau dia pergi dan Bakri nggak menemukannya nanti, dia pasti akan melampiaskan amarahnya pada Keluarga Lianto.""Benar!""Jangan biarkan dia pergi.""Ini semua gara-gara dia, jadi dia sendiri yang harus menanggungnya. Kami adalah warga negara yang taat hukum, jadi kami nggak mungkin menanggung semua itu untuknya.""Benar. Tobi, mulai sekarang, kamu nggak boleh pergi ke mana-mana. Tinggallah di kediaman Keluarga Lianto.""Ya, ya. Kita harus menahannya di sini!"Satu per satu dari anggota Keluarga Lianto menghentikannya. Candra pun berkata, "Mulai sekarang, kami akan mengawasinya 24 jam sehari agar dia nggak kabur."Lagi pula, mereka telah mendengar ucapan Pak Wibowo tadi. Dia hanya ingin membalas budi karena Tobi telah menyelamatkan cucunya. Setelah itu, mereka tidak ada hubungan lagi.Jadi, di mata mereka, Tobi masih berakhir menjadi pecundang yang tak berguna dan pasti akan mati.Menyadari tidak ada yang memperhatikannya, Joni langsung kabur secara diam-diam.

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 151

    "Hentikan. Apa kalian pikir ini masih nggak cukup memalukan?" tegur Kakek Muhar seraya menghentikan tindakan mereka.Teguran itu seketika membuat semua orang tersadar kembali dan menghentikan gerakan mereka."Tobi, walaupun ucapan Joni belum tentu benar, tapi kamu dan Widia juga termasuk berjodoh. Jadi, aku nggak akan menghalangimu.""Pergilah, lalu bersembunyilah sejauh mungkin. Mulai hari ini, Keluarga Lianto nggak ada hubungan denganmu lagi!" ucap Kakek Muhar dengan suara dalam.Tobi agak terkejut mendengar ucapan itu. Kelihatannya Kakek Muhar belum bisa menerima dirinya sepenuhnya hingga tidak membiarkannya kembali ke Keluarga Lianto.Detak jantung Widia berdebar tak karuan. Dalam hatinya, ada sebuah perasaan yang sulit dilukiskan, seolah-olah dia telah kehilangan sesuatu yang penting.Namun, selain melarikan diri, mereka tidak punya solusi yang lebih baik lagi."Ayah, nggak bisa. Nanti ....""Diam! Jangan bicara lagi," sela Kakek Muhar dengan cepat.Tobi menghela napas dan berkata

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 152

    Dalam sekejap, suasana dalam Keluarga Lianto berada dalam kekacauan. Makin lama, ucapan yang mereka keluarkan makin tidak enak didengar.Ekspresi wajah Widia terlihat tidak senang. Kemudian, dia pun berkata dengan marah, "Mengenai masalah Joni, bukankah kalian sendiri yang ingin berinvestasi? Kami sendiri juga ditipu. Kalau uang itu nggak bisa kembali, kami hanya bisa menganggap itu sial."Ucapan itu seketika memicu emosi semua orang. Mereka bahkan ingin mencabik-cabik satu sama lain."Hentikan semuanya!""Apa yang kalian lakukan? Kalian pikir bisa menggulingkan dunia di sini?"Kakek Muhar tampak marah besar dan menambahkan, "Dibandingkan dengan sedikit uang kalian, itu bukanlah apa-apa. Aku beri tahu kalian, perusahaan milik Keluarga Lianto kini akan menghadapi krisis besar dan bahkan mungkin bangkrut. Saat itu, kalian akan kehilangan segalanya."Semua orang langsung ketakutan mendengar perkataan itu, tetapi adik Kakek Muhar, Wirya, segera berkata, "Kak, jika demikian, aku rasa Widia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 153

    Tania seketika terpaku, matanya dipenuhi rasa tidak percaya. Sebenarnya, dia ragu Tobi bisa melakukannya atau tidak. Barusan, dia sengaja menguji pria itu.Tak disangka, Tobi justru mengucapkan kata-kata yang mengejutkan.Namun, ada bagusnya juga. Jika sesuatu terjadi pada Bakri, itu menandakan kekuatan Kak Tobi jauh lebih menakutkan dari yang dia bayangkan.Hal itu tentu makin membuatnya diri senang.Begitu Tobi masuk ke dalam mobil dan hendak pergi, sebuah pesan masuk di ponselnya. Ternyata, dia menerima pesan notifikasi transfer sebanyak 10 miliar.Selain itu, masih ada sebuah pesan informasi tiket.Yang paling penting, itu semuanya dari Widia.Mau tak mau, dia agak terkejut. Seingatnya, Keluarga Lianto yang ditipu oleh Joni dan bahkan menggunakan sebagian dana perusahaan itu kini pasti berada dalam kesulitan besar.Namun, di saat kritis seperti ini pun, Widia masih mentransfer 10 miliar untuk dirinya.Kemudian, ponselnya berdering."Tobi, aku baru saja memesankan tiket ke luar nege

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1662

    "Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1661

    Tak lama kemudian, waktu telah menunjukkan jam delapan. Walau Hirawan tinggal tak jauh dari sana, dia bahkan sengaja berlari ke tempat yang lebih jauh. Kemudian, memamerkan teknik berjalan di udara agar kemunculannya bisa menarik perhatian banyak orang.Setelah memahami energi langit dan bumi, kini dia bisa berjalan langsung di udara."Semuanya, berhati-hatilah. Hirawan adalah orang yang di atas itu. Bisa-bisanya dia berjalan di udara.""Menakutkan sekali. Bagaimana kekuatannya bisa begitu hebat?""Setelah ahli bela diri Harlanda dikalahkan satu per satu kemarin, aku penasaran apakah masih ada yang berani bertarung denganku hari ini?""Huh. Sudah kuduga, Negara Harlanda kalian memang pengecut. Memalukan sekali.""...."Banyak orang Harlanda yang menyiarkan langsung kejadian ini di Internet. Bahkan, sudah ada yang mulai melontarkan berbagai komentar.Ada sebagian besar yang mendukung, tetapi ada juga yang menentang. Bahkan, ada sebagian orang Harlanda yang telah menerima keuntungan dari

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1660

    Tobi hanya mengangkat bahu tak berdaya, tanpa berniat untuk memberi penjelasan.Widia buru-buru berkata, "Ayah, kamu sudah salah. Tobi sangat kuat. Kamu seharusnya nggak bisa mengalahkannya.""Apa? Kamu bilang aku ...." Efendi selalu menganggap dirinya sebagai kultivator nomor satu di dunia ini. Lantaran kekuatannya tidak bisa ditingkatkan lagi, jadi dia mengira sudah mencapai batasan puncak. Mana mungkin orang sepertinya tidak bisa mengalahkan bocah muda seperti Tobi?Apalagi, yang meremehkannya adalah putri yang barusan dia temukan kembali. Efendi tentunya tidak terima. Dia baru saja bersiap untuk bangkit.Namun, Maherani segera menarik suaminya dan berkata dengan marah, "Apa yang ingin kamu lakukan? Putrimu sudah bilang begitu. Mana mungkin dia berbohong? Apa kamu nggak terima dikatakan seperti itu?""Aku ...."Efendi memang tidak puas. Seni bela diri adalah kemampuannya yang paling dia banggakan. Apalagi, dia harus menghadapi bocah ini di depan putrinya.Namun, dia takut putrinya t

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1659

    Usai memahami masalah yang terjadi setelah Maherani melahirkan anaknya di rumah sakit dulu, wanita itu sangat marah dan juga sedih. Apalagi, saat mendengar Widia menceritakan masalah yang terjadi di masa lalunya.Meski ini pertama kalinya mereka bertemu, dari sosok Maherani, Widia bisa merasakan kasih seorang ibu yang belum pernah dia alami sebelumnya.Baik dari tatapan matanya, kata-katanya yang penuh perhatian, ataupun dari bahasa tubuhnya, membuat Widia benar-benar merasakan kasih dan kepedulian seorang ibu.Ini benar-benar berbeda dengan perlakuan Yesa terhadapnya sebelumnya.Bukannya Widia tidak bisa menyadari tujuan Yesa yang sesungguhnya. Hanya saja, dia lebih memilih untuk tidak memikirkannya.Namun, hari ini akhirnya dia bisa menikmati kasih sayang orang tua yang sesungguhnya.Meski singkat, bahkan Efendi dan Maherani tidak terlalu menunjukkannya secara langsung, Widia jelas bisa merasakannya.Tak lama kemudian, Mahera juga segera menjelaskan kejadian waktu itu. Ternyata terja

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1658

    Seakan menyadari dirinya telah menakuti Widia, Maherani segera berkata, "Maaf, aku terlalu impulsif hingga membuatmu ketakutan. Aku, aku tiba-tiba terlalu emosional."Widia langsung menjawab, "Nggak apa-apa!"Ini seharusnya gelang giok ibuku ..." jawab Widia."Apa? Ibumu? Kamu yakin?" Maherani bertambah emosional. Bahkan, tubuhnya juga gemetar.Efendi juga tampak emosional. Dia menatap Widia lekat-lekat. Bibirnya sedikit bergetar. Kemudian, dia buru-buru berkata, "Maherani, kesehatanmu nggak baik. Jangan terlalu emosional."Maherani tidak peduli begitu banyak. Pandangannya tidak lepas dari Widia satu detik pun.Ekspresi Widia sedikit bergetar.Melihat Widia tidak bisa mengendalikan emosinya, Tobi yang berdiri di samping pun bertanya, "Anda Mahera Sewadi, 'kan?"Begitu mendengar itu, Efendi segera menggelengkan kepalanya dan berkata, "Walau hampir sama, tapi bukan!""Ya!""Benar!"Namun, Maherani segera berkata, "Mahera Sewadi, Rumah Sakit Medika di Simeru, 'kan?"Mendengar itu, Widia t

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1657

    "Master Vamil, mengapa Tobi yang kamu sebut itu masih belum datang?" tanya Efendi dengan cemberut. Setelah mengetahui kejadian ini, dia langsung mendatangi sesepuhnya.Sedangkan istrinya, Maherani Sewadi, kesehatannya kurang baik sejak kejadian waktu itu. Jadi, dia pun membawa istrinya keluar jalan-jalan. Yang paling penting lagi, Maherani sendiri juga harus mengikuti suaminya.Jika terjadi sesuatu pada Efendi, Maherani juga tidak ingin hidup lagi.Kedatangan Efendi dan tetua mereka tentu saja untuk menghadapi Hirawan. Meskipun klan foniks jarang ikut campur dalam dunia luar, mereka juga tidak akan membiarkan orang Melandia mendominasi Harlanda.Sekalipun lawan tidak terkalahkan.Hanya saja, setelah berada di sini, mereka tidak menyangka Tobi, yang seharusnya lebih dulu tiba, malah belum muncul juga sampai sekarang ini.Meski bocah itu sangat berbakat dan kuat, bukankah sikapnya ini terlalu sombong? Selain itu, katanya bocah itu masih sangat muda. Kemungkinan besar, dia masih belum bis

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1656

    Harita benar-benar tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Lagi pula, menurutnya ini adalah hal yang tidak mungkin terjadi.Tepat di saat ini, terdengar nada datar yang datang dari pintu. "Harita, kamu nggak percaya pada kemampuanku, atau kamu nggak percaya pada perkataan cucumu?"Begitu selesai berbicara, Tobi dan Widia langsung muncul di sana.Semua orang tertegun sejenak. Tidak ada satu pun dari mereka yang sempat bereaksi.Namun, mata Fila tertuju pada Widia. Penampilan wanita ini begitu indah dan sempurna. Sosoknya juga anggun dan keseluruhan tubuhnya memperlihatkan karisma yang tinggi.Membuat mata semua orang tanpa sadar harus menoleh dua kali.Cantik sekali!Kecantikannya benar-benar tiada banding!Sebelumnya, paras Fila mungkin tidak akan kalah dengan Widia, atau bahkan sedikit lebih cantik. Namun, setelah Widia melewati proses terlahir kembali dalam api, sudah pasti kecantikannya lebih unggul.Namun, tentunya keduanya masing-masing punya daya tarik tersendiri.Jika ada pr

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1655

    Di sisi lain, hati Luniver bergetar. Entah kenapa dia merasa bahwa ada suatu keberadaan yang menggunakan kesadaran spiritualnya untuk menyelidikinya. Namun, dia buru-buru menggelengkan kepalanya. Jika sungguh ada orang yang menggunakan kesadaran spiritualnya untuk menyelidikinya, pasti lawan akan terkena serangan balik.Bagaimanapun juga, dia adalah master hebat yang tiada taranya.Sekalipun Vamil yang kondisinya prima muncul di sini, Luniver yakin dirinya masih bisa mengalahkan lawan dengan mudah.Lantaran teknik yang dia latih memiliki kemampuan untuk menghancurkan. Setelah kembali karena mengalami luka parah, dia malah menyerap energi sejati yang disimpan oleh pemimpin sebelumnya secara kebetulan. Dengan demikian, dia berhasil membuat terobosan hingga mencapai puncak hukum langit dan bumi.Sekarang kekuatannya meningkat dua kali lipat. Dia bahkan bisa menghancurkan Hirawan hanya dengan satu gerakan.Oleh sebab itu, Hirawan menjadi makin takut pada Luniver.Saat ini, Vamil dan Raja N

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1654

    Mata Leonel membelalak. Wajahnya penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan.Semua ini benar-benar berada di luar ekspektasinya.Berdasarkan kekuatannya, bukankah seharusnya dia sudah tidak terkalahkan? Mengapa energi yang dikeluarkan Tobi akan begitu menakutkan? Mengapa dia bahkan tidak bisa menahan satu serangan dari Tobi?Apa yang terjadi sebenarnya?Saat ini, samar-samar terdengar suara raungan. Tak lama kemudian, Leonel juga langsung menghilang.Benar. Pria itu lenyap!Seketika berubah menjadi debu!Lenyap tak bersisa!Tobi menggelengkan kepalanya. Baginya, kultivator Alam Tanah Abadi tingkat puncak hanyalah lawan kecil yang bisa disingkirkan dengan mudah.Jangankan Leonel, bahkan Hirawan juga sama.Di matanya, Hirawan juga tidak jauh berbeda dengan Leonel.Namun, Tobi jelas tidak akan membiarkan Hirawan mati begitu saja.Meski Widia tahu Tobi sangat kuat, masih ada keterkejutan dalam sorot matanya. Dia tahu Tobi sangat kuat sekarang, tetapi dia tidak menyangka akan sehebat it

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status