Kali ini, Yesa berkata, "Kalau dia pergi dan Bakri nggak menemukannya nanti, dia pasti akan melampiaskan amarahnya pada Keluarga Lianto.""Benar!""Jangan biarkan dia pergi.""Ini semua gara-gara dia, jadi dia sendiri yang harus menanggungnya. Kami adalah warga negara yang taat hukum, jadi kami nggak mungkin menanggung semua itu untuknya.""Benar. Tobi, mulai sekarang, kamu nggak boleh pergi ke mana-mana. Tinggallah di kediaman Keluarga Lianto.""Ya, ya. Kita harus menahannya di sini!"Satu per satu dari anggota Keluarga Lianto menghentikannya. Candra pun berkata, "Mulai sekarang, kami akan mengawasinya 24 jam sehari agar dia nggak kabur."Lagi pula, mereka telah mendengar ucapan Pak Wibowo tadi. Dia hanya ingin membalas budi karena Tobi telah menyelamatkan cucunya. Setelah itu, mereka tidak ada hubungan lagi.Jadi, di mata mereka, Tobi masih berakhir menjadi pecundang yang tak berguna dan pasti akan mati.Menyadari tidak ada yang memperhatikannya, Joni langsung kabur secara diam-diam.
"Hentikan. Apa kalian pikir ini masih nggak cukup memalukan?" tegur Kakek Muhar seraya menghentikan tindakan mereka.Teguran itu seketika membuat semua orang tersadar kembali dan menghentikan gerakan mereka."Tobi, walaupun ucapan Joni belum tentu benar, tapi kamu dan Widia juga termasuk berjodoh. Jadi, aku nggak akan menghalangimu.""Pergilah, lalu bersembunyilah sejauh mungkin. Mulai hari ini, Keluarga Lianto nggak ada hubungan denganmu lagi!" ucap Kakek Muhar dengan suara dalam.Tobi agak terkejut mendengar ucapan itu. Kelihatannya Kakek Muhar belum bisa menerima dirinya sepenuhnya hingga tidak membiarkannya kembali ke Keluarga Lianto.Detak jantung Widia berdebar tak karuan. Dalam hatinya, ada sebuah perasaan yang sulit dilukiskan, seolah-olah dia telah kehilangan sesuatu yang penting.Namun, selain melarikan diri, mereka tidak punya solusi yang lebih baik lagi."Ayah, nggak bisa. Nanti ....""Diam! Jangan bicara lagi," sela Kakek Muhar dengan cepat.Tobi menghela napas dan berkata
Dalam sekejap, suasana dalam Keluarga Lianto berada dalam kekacauan. Makin lama, ucapan yang mereka keluarkan makin tidak enak didengar.Ekspresi wajah Widia terlihat tidak senang. Kemudian, dia pun berkata dengan marah, "Mengenai masalah Joni, bukankah kalian sendiri yang ingin berinvestasi? Kami sendiri juga ditipu. Kalau uang itu nggak bisa kembali, kami hanya bisa menganggap itu sial."Ucapan itu seketika memicu emosi semua orang. Mereka bahkan ingin mencabik-cabik satu sama lain."Hentikan semuanya!""Apa yang kalian lakukan? Kalian pikir bisa menggulingkan dunia di sini?"Kakek Muhar tampak marah besar dan menambahkan, "Dibandingkan dengan sedikit uang kalian, itu bukanlah apa-apa. Aku beri tahu kalian, perusahaan milik Keluarga Lianto kini akan menghadapi krisis besar dan bahkan mungkin bangkrut. Saat itu, kalian akan kehilangan segalanya."Semua orang langsung ketakutan mendengar perkataan itu, tetapi adik Kakek Muhar, Wirya, segera berkata, "Kak, jika demikian, aku rasa Widia
Tania seketika terpaku, matanya dipenuhi rasa tidak percaya. Sebenarnya, dia ragu Tobi bisa melakukannya atau tidak. Barusan, dia sengaja menguji pria itu.Tak disangka, Tobi justru mengucapkan kata-kata yang mengejutkan.Namun, ada bagusnya juga. Jika sesuatu terjadi pada Bakri, itu menandakan kekuatan Kak Tobi jauh lebih menakutkan dari yang dia bayangkan.Hal itu tentu makin membuatnya diri senang.Begitu Tobi masuk ke dalam mobil dan hendak pergi, sebuah pesan masuk di ponselnya. Ternyata, dia menerima pesan notifikasi transfer sebanyak 10 miliar.Selain itu, masih ada sebuah pesan informasi tiket.Yang paling penting, itu semuanya dari Widia.Mau tak mau, dia agak terkejut. Seingatnya, Keluarga Lianto yang ditipu oleh Joni dan bahkan menggunakan sebagian dana perusahaan itu kini pasti berada dalam kesulitan besar.Namun, di saat kritis seperti ini pun, Widia masih mentransfer 10 miliar untuk dirinya.Kemudian, ponselnya berdering."Tobi, aku baru saja memesankan tiket ke luar nege
Karena Tobi sendiri juga mempraktikkan teknik yang tiada tara ini, dia langsung menggunakan energi sejatinya untuk membimbing Pandu berlatih tiga tingkat pertama dari Teknik Naga Hijau.Setelah lebih dari dua jam berlatih, Pandu tidak hanya familier dengan tiga tingkat pertama, tetapi dia juga merasakan perubahan besar pada seluruh dirinya, seakan-akan tubuhnya dipenuhi dengan kekuatan yang tidak ada habisnya."Berlatihlah dengan giat. Setelah kamu menyempurnakan tiga tingkat pertama dari Teknik Naga Hijau, aku akan mengajarimu tingkat selanjutnya."Tobi tidak hanya mengajari Teknik Naga Hijau kepada Pandu, tetapi dia juga membuka banyak meridian di tubuhnya. Itu sebabnya, Pandu merasa kekuatannya meningkat pesat.Apalagi, Pandu memang terlahir dengan kekuatan supernatural. Hanya saja, selama ini, dia masih belum mengembangkannya. Setelah dilatih oleh Tobi, kekuatannya telah mengalami perubahan yang mengejutkan.Di bawah Guru Besar, dia pasti bisa bertarung menghadapi ahli Kekuatan Tra
Tetua itu merasakan kekuatan internal yang luar biasa menerjang dirinya. Seluruh tubuhnya langsung terhantam dengan keras, dadanya terasa sesak hingga dia terhempas mundur tak terkendali.Tetua yang berada di sebelahnya itu mencoba menangkapnya, tetapi kekuatan yang begitu dahsyat itu membuat gerakannya tidak bisa stabil. Keduanya langsung terhempas mundur ke dinding secara bersamaan, lalu meminjam kekuatan dinding untuk menstabilkan tubuh mereka.Mengabaikan luka dalam tubuhnya, tetua itu menatap Tobi lekat-lekat. Tatapan ngeri muncul di matanya dan wajahnya juga memperlihatkan ekspresi tidak percaya."Kamu, kamu Guru Besar?"Selain Guru Besar, mustahil orang awam bisa memiliki kekuatan sedahsyat itu.Damar juga tidak kalah terkejutnya. Di sisi lain, dia juga merasa bersemangat. Ternyata, Raja Naga baru itu juga seorang Guru Besar. Pantas saja, dia begitu yakin bisa menghadapi Bakri.Guru Besar?Pandu pernah mendengarnya, tetapi seingatnya, banyak orang mengatakan Guru Besar hanya ada
Pandu terlihat bersemangat begitu mengetahui Tobi tidak hanya memberantas kejahatan, tetapi dia juga membiarkan dirinya mengambil alih kekuatan yang begitu hebat.Dia masih belum sadar bahwa gelora di dalam hatinya perlahan-lahan telah dibangkitkan oleh Tobi.Latif makin bergidik saat mendengar Bakri akan dibunuh. Saking takutnya, dia bahkan hampir pingsan.Dulu, Bakri termasuk legenda di Kota Tawuna dan juga penguasa yang tak terkalahkan di hati mereka. Wajar saja dia terkejut saat dia tahu Tobi berniat menyingkirkan orang seperti itu.Dalam perjalanan, ponsel Tobi berdering. Ternyata, itu panggilan dari Widia. Awalnya, dia tidak ingin mengangkatnya, tetapi dia tidak tahan saat wanita itu terus-terusan meneleponnya sebanyak empat kali."Widia!"Begitu panggilan tersambung, Widia langsung membentaknya dengan kesal, "Tobi, dasar bajingan! Apa kamu gila?"Tobi menjawab dengan tak berdaya, "Aku nggak gila.""Kamu!""Kamu mau buat apa lagi? Kenapa kamu nggak naik pesawat? Apa kamu benar-be
"Haha. Tobi, aku benar-benar penasaran kenapa kamu bisa begitu percaya diri dan sombong seperti itu?""Padahal ada jalan mudah, tetapi kamu malah ngotot memilih jalan berisiko! Kamu memang cari mati hari ini. Kalau begitu, aku nggak akan segan lagi."Begitu Bakri selesai berbicara, aura membunuh memancar keluar dari tubuhnya. Dalam sekejap, suhu di seluruh ruang tamu tiba-tiba menjadi dingin.Damar juga tampak terkejut. Dia nyaris melangkahkan kakinya untuk mundur.Di sisi lain, kedua kaki Latif telah terkulai lemas.Hanya sorot mata Pandu yang memperlihatkan semangat juang paling tinggi. Meskipun dia tahu dirinya bukan tandingan lawan, dia masih ingin mencoba bertarung dengannya.Tobi tampak tenang, lalu melirik Pandu di sebelahnya dan berkata sambil tersenyum tipis, "Kalau kamu ingin mencobanya, silakan saja. Selama aku di sini, dia nggak bisa melakukan apa pun kepadamu."Begitu Pandu mendengar ucapan itu, dia langsung menjejak tanah dengan kaki kanannya, lalu melompat dan menyerang
Tobi tampak murah hati. Terutama kepada orangnya sendiri. Dia selalu memperlakukan mereka dengan baik.Bos Zafran tertegun. Ada kilatan keterkejutan di wajahnya. Dia kemudian berkata dengan penuh semangat, "Anggur tahun 1945? Itu anggur merah terbaik. Bahkan, nggak terbeli lagi sekarang. Waktu lelang dulu terjual dengan harga enam miliar lebih."Saat mendengar percakapan mereka, Steven tampak terpana.Dia suka minum anggur merah, jadi dia pernah mendengar tentang hal ini. Hanya saja, dia masih tidak percaya.Saat teringat dengan anggur yang dikeluarkan Tobi dan anggur merah tadi, dia kini merasa Tobi kemungkinan berasal dari keluarga kaya. Mungkin hanya ayahnya yang bisa menghadapinyaShinta dan keluarganya juga tercengang. Tak disangka, Tobi punya anggur merah senilai miliaran.Ini berarti Tobi sangat kaya. Meski anggur-anggur itu pemberian dari orang lain, dia juga harus punya status tinggi. Jika tidak, mana mungkin orang akan memberinya secara cuma-cuma?Umumnya, ayahnya Shinta dan
Bos Zafran mengira dia salah mengenali orang. Hanya saja, berdasarkan ingatannya, apalagi pertemuan terakhir mereka meninggalkan kesan dalam, jadi dia tidak mungkin salah.Apalagi, pelayan berdiri mematung di sana. Yang memberinya kesempatan untuk melihat dengan jelas dan memastikan dengan cepat.Benar. Itu adalah Raja Naga!Ada kegembiraan di wajahnya. Bagi anggota Sekte Naga, Raja Naga adalah eksistensi yang sangat hebat.Tobi memperhatikan pelayan itu dan berkata dengan tenang, "Letakkan makanannya. Jangan panggil polisi. Kalau kamu ingin melaporkan masalah ini, beri tahu bosmu saja.""Baik!"Pelayan itu mengangguk dan meninggalkan ruangan itu dengan hati-hati.Lantaran bosnya sudah memberitahunya bahwa orang yang memesan ruang VIP ini punya latar belakang yang hebat dan harus dilayani dengan baik. Setelah mendengar itu, dia tentu tidak berani sembarangan lagi.Terutama karena restoran ini milik Grup Toranda. Bisa dikatakan, Tobi juga termasuk pewaris Grup Toranda.Bos Zafran mengik
Lagi pula, kondisi Steven sekarang sudah sangat menyedihkan. Jika dia masih berani menyerangnya, Tobi pasti akan berakhir celaka nantinya.Jadi, Steven langsung memperlihatkan ekspresi marah dan berkata dengan bangga, "Jangan bermimpi. Aku nggak mungkin meminta pengampunan dari orang sepertimu.""Bagus. Kalau begitu, aku akan lumpuhkan satu tanganmu." Tobi terlihat tenang dan menggerakkan kakinya dengan ringan, menghadap salah satu tangan Steven.Kemudian, mengerahkan kekuatannya.Tanpa ada keraguan sedikit pun.Argh!Steven kembali mengeluarkan lengkingan tajam yang menyakitkan."Jangan!"Ayahnya Shinta cemas dan buru-buru berkata kepada putrinya, "Shinta, mengapa kamu masih berdiri di sana? Cepat nasihati Tobi dan suruh dia berhenti!"Shinta teringat dengan kesombongan dan penghinaan Steven terhadap Kak Tobi barusan. Bukan saja tidak menuruti perkataan ayahnya, dia juga berkata dengan dingin, "Dia sendiri yang cari mati. Mengapa aku harus menasihati Kak Tobi?""Kamu, kamu bodoh!""Pu
"Aku nggak percaya.""Pecundang sepertimu masih belum punya kemampuan sehebat itu.""Bagaimana kalau kamu mencobanya?" Tobi mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya. Si bodoh ini masih tidak berlagak di sini. Sepertinya dia harus melakukan kekerasan kali ini."Oke. Kamu sendiri yang cari mati."Demi pamer, Steven sempat mencari beberapa ahli seni bela diri dan mempelajari beberapa trik. Hanya saja, dia malas dan tidak tahan lelah, apalagi tidak ada kultivator hebat yang mengajarinya.Dia hanya berhasil belajar sedikit ilmu bela diri. Bisa dikatakan, kekuatannya jelas lebih baik dibandingkan orang biasa. Setidaknya, dia bisa mengalahkan dua orang awam."Majulah ke depan, satu lawan satu. Kecuali kamu berlutut dan memohon pengampunan, kalau nggak, jangan harap ada yang bisa menghentikan pertarungan ini," kata Steven dengan sombong."Oke!"Tobi pun maju ke depan.Ayahnya Shinta dan yang lainnya ragu-ragu sejenak. Ya sudah, karena Tobi sendiri yang cari masalah, mereka juga tidak bis
"...."Semua orang tampak marah. Begitu pula dengan Jensen. Namun, dia tahu pengaruh besar Bos Zafran di Cewadi. Berdasarkan kekuatan Bos Zafran, jika dia berani mengambil tindakan, Keluarga Ravindra pasti akan hancur.Hanya saja, dia benar-benar tidak mengerti. Kapan Keluarga Ravindra memprovokasi Raja Naga itu?Keluarga Ravindra juga bukannya tidak tahu diri, jadi mana mungkin mereka bisa memprovokasi orang hebat seperti itu?Tepat di saat ini, ponsel Kamran berdering. Saat menyadari itu panggilan dari Pak Haryo, dia segera berdiri dan menyapa dengan hormat, "Pak Haryo!""Bagaimana pembahasan kerja samanya?"Pak Haryo tahu Bos Zafran punya pengaruh kuat dan juga dukungan dari Sekte Naga. Jika bisa diperkenalkan, akan sangat bermanfaat bagi perkembangan Kota Doma.Jika Kota Doma bisa berkembang, bukankah itu akan menjadi persyaratan bagus baginya untuk dipromosikan ke depannya?Mendengar itu, Kamran buru-buru berkata, "Hmm, terjadi sedikit masalah di sini."Dia segera menjelaskan situ
Begitu mendapati adegan itu, barulah Kamran dan yang lainnya tidak menyalahkan sikap Bos Zafran lagi.Mereka semua menatap lekat Bos Zafran dan membuka telinga mereka lebar-lebar. Mereka ingin tahu apa yang dibicarakan keduanya.Siapa yang bisa membuat Bos Zafran, yang bahkan terkenal di luar Cewadi, menjadi gugup dan hormat seperti ini."Raja Naga!" panggil Bos Zafran dengan sopan.Raja Naga?Semua orang terkejut. Mereka pernah mendengar tentang Raja Naga. Dia adalah pemimpin Sekte Naga dan sangat berkuasa. Tak disangka, ternyata Bos Zafran punya hubungan dekat dengan Sekte Naga."Zafran, aku ingin menanyakan sesuatu padamu!" kata Tobi dengan datar."Tuan, silakan tanyakan," ucap Bos Zafran dengan cepat."Apa kamu tahu tentang daerah Morali? Katanya di sana ada Keluarga Ravindra yang sepertinya termasuk orang terkaya di daerah itu?" tanya Tobi.Mendengar itu, wajah Steven masih tampak menghina.'Masih berpura-pura!''Tapi nggak masalah. Semuanya akan terungkap sebentar lagi. Saat itu,
Steven terlihat bangga. Mendapati semua orang sepenuhnya dikendalikan olehnya, terutama Shinta yang tampak menyedihkan, dia sangat senang sekali."Mengapa nominalnya bertambah lagi? Jelas-jelas aku hanya meminjam 24 miliar saat itu." Brian tidak tahan lagi dan angkat bicara juga. Saat itu, dia juga kebingungan.Sebenarnya, dia juga sadar dirinya telah ditipu, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa."Huh! Pinjaman biasanya dikenakan bunga. Aku meminjamkan 40 miliar kepadamu. Bukankah wajar saja bunganya 10 miliar setelah lewat beberapa hari? Kalau di tempat lain, mungkin sudah berlipat ganda," ucap Steven sambil mendengus dingin."Memang benar. Kalau tempat judi seperti ini memang bisa berlipat ganda, bahkan sepuluh kali lipat. Tempat judi ini dibuka oleh keluargamu, 'kan?" ujar Tobi degan datar."Kalau benar, memangnya kenapa!" Nada bicara Steven tampak sombong dan mengejek. "Aku punya kemampuan seperti ini dan bisa menghasilkan uang dalam hitungan menit.""Apa itu legal?" tanya Tobi.W
Begitu kata-kata ini dikeluarkan, semua orang tercengang.Ayahnya Shinta dan yang lainnya memandang Tobi dengan kaget. Mereka diam-diam berpikir dalam hati.Bocah ini pasti sudah gila. Beraninya dia mengucapkan kata-kata seperti itu pada Tuan Steven. Apa dia masih nggak sadar dengan statusnya sendiri? Benar-benar cari mati.'Tamatlah riwayatnya kali ini.Perlu diketahui, Keluarga Ravindra kaya, punya kekuasaan, dan juga sangat berkuasa.Di matanya, Keluarga Ravindra adalah keberadaan yang sangat menakutkan.Hais, jangan salahkan dirinya. Salahkan Tobi sendiri saja. Siapa suruh dia berani berlagak padahal tidak tahu apa-apa!Steven tertegun sejenak, lalu tertawa sinis dan berkata, "Nak, kamu berani menyuruhku menunggu mati? Kamu bodoh sekali dan nggak kenal takut sepertinya!""Haha. Kamu kira Pak Galuh baru saja memberimu kartu nama, kamu sudah bisa bergantung kepadanya? Itu hanya karena dia mengambil anggur milikmu, jadi dia baru begitu sopan.""Kamu tahu nggak, meski aku memarahi Pak
"Shinta, kamu juga sama! Kamu kira kamu secantik bidadari langit? Aku sudah menghargaimu dan memberimu kesempatan, tapi kamu menolaknya. Kalau begitu, aku juga nggak segan-segan lagi."Steven berkata dengan dingin, "Brian, jangan salahkan aku kali ini. Salahkan kakakmu. Siapkan 40 miliar atau nggak, masuk penjara saja."Masalah sudah sampai tahap ini, dia juga tidak perlu berpura-pura lagi.Namun di saat Steven melampiaskan emosinya, dia sama sekali tidak memikirkan kekuatan seperti apa yang dimiliki Tobi. Mengapa pria itu bisa bersikap seperti itu?Begitu mendengar kata-kata itu, ekspresi ayahnya Shinta dan yang lainnya berubah muram.Khususnya, ayahnya Shinta. Dia buru-buru memohon. "Tuan Steven, kita bisa bicarakan baik-baik. Masalah ini nggak ada hubungannya dengan kami. Kami selalu mendukungmu."Steven menunjuk Tobi dan berkata dengan dingin, "Benarkah? Kalau begitu, suruh bocah itu keluar sekarang juga."Ayahnya Shinta juga memandang Tobi.Namun sebelum pria itu angkat bicara, Sh