Joni terlihat ketakutan dan hendak membela diri.Candra langsung menggunakan kesempatan ini dan berkata dengan lantang, "Benar. Apa kamu tahu siapa Tuan Joni? Dia adalah putra dari Keluarga Luhardi dan bos muda dari Grup Karawaci. Beraninya kamu memprovokasinya. Sepertinya kamu sudah bosan hidup."Berengsek!Joni hampir pingsan mendengar ucapan itu. Dia pun langsung menjelaskan, "Bukan, bukan seperti itu ....""Tuan Joni, kamu kenapa? Kenapa kamu takut padanya? Beraninya dia mengganggu kita, cepat panggil tokoh besar itu ke sini. Biar dia tahu, di atas langit masih ada langit," ucap Candra dengan sombong."Diam! Tutup mulutmu!" bentak Joni. Saking takutnya, Joni sudah hampir menangis.Kakek Muhar juga buru-buru berkata, "Candra, jangan bicara lagi. Beliau adalah Tuan Bakri, ahli bela diri tingkat Guru Besar.""Memangnya kenapa kalau Guru Besar? Di zaman sekarang ini, apa gunanya bisa seni bela diri? Satu panggilan telepon dari Tuan Joni akan membuatnya mati dalam beberapa menit."Setel
Ucapan itu makin membuat Joni terkulai lemas. Seakan-akan dirinya diserang secara bertubi-tubi.Benar saja. Ketika Bakri mendengar itu, dia langsung emosi dan berkata, "Nak, ternyata kamu yang memukul menantuku di rumah sakit. Lihat saja, aku akan menghabisimu!"Detik berikutnya, Joni merasakan nyeri menusuk di bagian dadanya. Sebelum dia sempat bereaksi, tubuhnya telah terhempas keluar, lalu menghantam pilar dan ambruk ke tanah.Dia merasa semua organ dalamnya telah tergeser.Namun, dia mengabaikan semua nyeri yang dia rasakan itu dan berusaha merangkak sambil berlutut memohon pengampunan, "Bukan aku. Bukan aku yang melakukan semua itu.""Keluarga Luhardi kami memang punya kekuatan, tapi kami nggak sanggup melakukan ini.""Bukankah perusahaanmu mau IPO dan kamu menggunakan saham untuk merekrut tokoh besar? Apalagi, mereka semua bilang begitu. Jadi, maksudmu mereka berbohong? Lantas itu nggak benar?" ujar Bakri dengan dingin."Tentu saja nggak benar. Mereka nggak tahu apa-apa dan sudah
"Berengsek! Sia-sia kami begitu memercayaimu. Ternyata selama ini kamu berbohong kepada kami.""Pembohong yang nggak tahu malu. Kembalikan uang kami. Cepat kembalikan uang kami."Yesa terlihat panik karena uang simpanannya telah diinvestasikan seluruhnya."Kembalikan uang? Jangan harap.""Aku jujur sama kalian saja. Semua uang itu sudah ditransfer ke luar negeri dan nggak ada sepeser pun yang tersisa. Jangan salahkan saya. Salahkan diri kalian sendiri yang begitu serakah.""Padahal, Tobi mati-matian membujuk kalian hari itu, tapi kalian masih ngotot."Bagi Keluarga Lianto, ucapan itu bagaikan petir di siang bolong. Bukan hanya Kakek Muhar sekeluarga yang ada di sini saja, tetapi sepupu Kakek Muhar dan keluarganya juga lagi berkunjung di sana.Semua orang tampak menyesal sekali.Apalagi, saat mendengar Joni menyebut nama Tobi, ingatan di hari itu langsung melintas di benak mereka.Kakek Muhar tersenyum pahit. Di usianya sekarang ini, dia tidak menyangka dirinya akan melakukan kesalahan
"Benar. Tuan Bakri, itu semua perbuatan Tobi. Jangan lihat penampilannya seperti itu. Sebelumnya, dia pernah mengobati putri Pak Damar dan mengandalkan jasa itu untuk membuat Keluarga Lianto bergabung dengan Serikat Dagang Lawana."Bakri juga merasa perkataan itu masuk akal. Apalagi, Tobi berada dalam jangkauan kekuasaannya.Karena Tobi masuk ke vila Keluarga Hutama."Terus, aku yakin sama satu hal lagi," ujar Joni sambil memikirkan masalah rumah sakit."Apa itu?""Orang yang memukul Nyonya Saskia di rumah sakit adalah Tobi.""Saya jamin ucapan saya benar. Kalau Anda nggak percaya, Anda bisa memeriksa rekaman CCTV di rumah sakit atau Anda juga bisa bertanya kepada perawat," ucap Joni dengan tegas.Bakri buru-buru ingin mengetahui pelaku yang menyebabkan Keluarga Hutama ditangkap, jadi dia belum sempat menyelidiki masalah rumah sakit dan langsung datang ke sini begitu saja.Apa!Tobi yang melakukannya?"Joni, jangan sembarangan," ujar Widia dengan cemas. Dia takut Bakri akan bertambah m
Namun, bocah itu malah bertemu dengan dirinya, yang berarti bocah itu ditakdirkan untuk mati."Kamu yang masuk ke vila Keluarga Hutama dan melukai para penjaga keluarga kami?" tanya Bakri dengan dingin."Ya!"Tobi berjalan perlahan dengan ekspresi tenang. Tidak ada sedikit pun rasa takut di matanya.Hati Widia berdebar melihat ekspresi yang terlukis di wajah Tobi. Tidak bisa dipungkiri, sepertinya Tobi tidak pernah terlihat takut dan selalu tenang.Namun, hal itu justru mudah memancing kemarahan tokoh hebat dan dia bahkan bisa kehilangan nyawanya.Andai yang dikatakan Joni benar, maka Tobi akan berada dalam bahaya sekarang.Emosi Bakri langsung terpancing begitu melihat sikap Tobi. Matanya kini dipenuhi niat membunuh, lalu dia pun berkata, "Kamu yang pergi ke rumah sakit dan menampar menantuku?""Ya!" jawab Tobi dengan nada datar."Kamu juga mencari orang untuk mempercepat aksi penangkapan Keluarga Hutama?"Bukan hanya Bakri yang ingin mengetahui pertanyaan ini, tetapi semua orang juga
Setelah mendengar jawaban Wibowo, wajah Bakri terlihat tidak senang, lalu dia bertanya dengan suara yang dalam, "Kenapa?""Karena dia adalah penyelamatku.""Beberapa hari yang lalu, cucu kesayanganku terserang virus. Andai dia nggak mengobatinya, cucuku mungkin sudah meninggal.""Saudara Wibowo, menurutmu, kedatanganku hari ini layak atau nggak?"Semua anggota Keluarga Lianto baru tahu, ternyata Tobi telah menyelamatkan cucu kesayangan Pak Wibowo.Sebelumnya, dia berhasil menyembuhkan putri Pak Damar, kali ini cucunya Pak Wibowo. Pria ini benar-benar punya keberuntungan yang tidak biasa.Widia baru sadar ternyata itu berkat ilmu medisnya Tobi.Kalau begitu, ilmu medisnya Tobi pasti sangat tinggi. Pantas dia sering membual tentang ilmu medisnya yang hebat dan bahkan mengatakan dirinya dijuluki sebagai Dewa Medis. Mungkinkah itu semua benar?Setelah dipikir-pikir, Tobi tidak mungkin bisa menjadi Dewa Medis. Lagi pula, dia masih begitu muda. Pria itu pasti membual lagi.Namun, seharusnya
Kali ini, Yesa berkata, "Kalau dia pergi dan Bakri nggak menemukannya nanti, dia pasti akan melampiaskan amarahnya pada Keluarga Lianto.""Benar!""Jangan biarkan dia pergi.""Ini semua gara-gara dia, jadi dia sendiri yang harus menanggungnya. Kami adalah warga negara yang taat hukum, jadi kami nggak mungkin menanggung semua itu untuknya.""Benar. Tobi, mulai sekarang, kamu nggak boleh pergi ke mana-mana. Tinggallah di kediaman Keluarga Lianto.""Ya, ya. Kita harus menahannya di sini!"Satu per satu dari anggota Keluarga Lianto menghentikannya. Candra pun berkata, "Mulai sekarang, kami akan mengawasinya 24 jam sehari agar dia nggak kabur."Lagi pula, mereka telah mendengar ucapan Pak Wibowo tadi. Dia hanya ingin membalas budi karena Tobi telah menyelamatkan cucunya. Setelah itu, mereka tidak ada hubungan lagi.Jadi, di mata mereka, Tobi masih berakhir menjadi pecundang yang tak berguna dan pasti akan mati.Menyadari tidak ada yang memperhatikannya, Joni langsung kabur secara diam-diam.
"Hentikan. Apa kalian pikir ini masih nggak cukup memalukan?" tegur Kakek Muhar seraya menghentikan tindakan mereka.Teguran itu seketika membuat semua orang tersadar kembali dan menghentikan gerakan mereka."Tobi, walaupun ucapan Joni belum tentu benar, tapi kamu dan Widia juga termasuk berjodoh. Jadi, aku nggak akan menghalangimu.""Pergilah, lalu bersembunyilah sejauh mungkin. Mulai hari ini, Keluarga Lianto nggak ada hubungan denganmu lagi!" ucap Kakek Muhar dengan suara dalam.Tobi agak terkejut mendengar ucapan itu. Kelihatannya Kakek Muhar belum bisa menerima dirinya sepenuhnya hingga tidak membiarkannya kembali ke Keluarga Lianto.Detak jantung Widia berdebar tak karuan. Dalam hatinya, ada sebuah perasaan yang sulit dilukiskan, seolah-olah dia telah kehilangan sesuatu yang penting.Namun, selain melarikan diri, mereka tidak punya solusi yang lebih baik lagi."Ayah, nggak bisa. Nanti ....""Diam! Jangan bicara lagi," sela Kakek Muhar dengan cepat.Tobi menghela napas dan berkata
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K