"Tuan, kenapa?"Latif merasakan raut wajah Tobi yang berubah."Nggak apa-apa. Kamu akrab sama bos di sini?""Ya. Kami sangat akrab.'"Cari orang untuk membantuku mengawasi ruangan ini. Nanti kalau ada seorang wanita datang, kabarin aku secepat mungkin.""Baik!"Latif segera menelepon manajer yang bertanggung jawab dan menjelaskan situasi kepadanya.Tak berselang lama setelah dia masuk, Latif telah menemukan kabar. Tobi segera bangkit dan berjalan keluar.Dituntun oleh Joni, Widia pun mengikutinya masuk ke sebuah ruangan dan mendapati seorang pemuda sedang duduk di kursi utama. Dilihat dari penampilannya, sepertinya dia Tuan Ehsan.Joni buru-buru menyapanya dengan hormat, "Tuan Ehsan!"Tuan Ehsan berusaha mengendalikan sikapnya, memandang Widia sejenak dan berkata dengan nada datar, "Dia adalah Widia, orang kamu ceritakan itu?""Benar!""Duduklah," ucap Tuan Ehsan."Widia, ayo kita bersulang untuk Tuan Ehsan dulu."Saat ini, ada banyak makanan dan anggur dihidangkan di atas meja. Joni m
"Itu karena teko anggur ini bermasalah. Teko Dua Hati itu bisa diisi dengan dua jenis anggur. Kamu bisa mengontrol sendiri tutup tekonya dan memilih anggur yang kamu inginkan," ucap Tobi sambil menjelaskan kepada wanita itu."Omong kosong. Tobi, apa kamu sedang bercerita di sini?" tanya Joni merasa agak bersalah."Hentikan. Sudah cukup ribut-ributnya? Apa kamu tahu konsekuensi dari menjebak orang di depanku?" tanya Tuan Ehsan dengan dingin."Konsekuensi apa yang bisa dibuat oleh orang yang suka menyamar sepertimu ini?" ujar Tobi.Ekspresi Tuan Ehsan tiba-tiba berubah. Dia tidak menyangka Tobi mengetahui identitas palsunya. Dia mulai merasa panik.Widia juga tak kalah paniknya. Baginya, Tuan Ehsan adalah satu-satunya penyelamat hidupnya. Bagaimana kalau dia tersinggung? Wanita itu pun bangkit dari tempat duduknya dan berkata dengan emosi, "Tobi, apa yang kamu lakukan? Apa kamu benar-benar ingin mati? Meski kamu ingin mati, sudahkah kamu mempertimbangkan Keluarga Lianto?"Aku ....""Kamu
Melihat Tuan Ehsan berlalu, wajah Widia langsung memucat dan kembali duduk sambil termenung.Joni menghela napas dan berkata, "Widia, bukannya aku mau mengomelimu. Mengapa kamu masih terlibat dengan orang seperti Tobi? Selama dia di sini, cepat atau lambat dia akan mencelakaimu.""Salah. Sekarang dia sudah mencelakaimu."Widia sangat tertekan dan berkata, "Aku nggak sangka dia akan muncul di sini hari ini. Tuan Joni, bisakah kamu meminta bantuannya lagi?""Aku coba lagi."Joni sadar selama Tobi ada di sini hari ini, rencananya tidak akan berhasil. Dia harus mencari tempat lain."Kamu tunggu aku di sini. Aku akan menyusulnya dulu.""Oke!"Widia takut Tuan Ehsan tidak ingin melihatnya, jadi dia pun duduk di dalam saja.Begitu Joni hendak turun, dia melihat Tobi juga di sana. Dugaannya benar, Tobi sedang mengawasinya. Hari ini, rencananya tidak mungkin akan berhasil.Joni pun merasa emosi.Tanpa Widia di sampingnya, Joni pun tidak lagi bersikap lembut seperti biasanya. Dia pun berkata den
"Hais. Tobi memang agak keterlaluan, tapi dia nggak berniat jahat, kok. Mungkin dia hanya cemburu dan salah paham dengan kita." Di saat seperti ini, entah kenapa, Widia masih tetap membela Tobi."Sampai sekarang kamu masih mencari alasan untuknya?""Sudah kubilang, kalau kamu nggak menyingkirkan orang jahat sepertinya, cepat atau lambat dia akan mencelakaimu. Sekarang, dia sudah mencelakaimu," ucap Joni dengan marah.Widia hanya tersenyum pahit. Tiba-tiba kakeknya menelepon dan menanyakan masalah itu kepadanya. Dia terpaksa menjelaskan dengan jujur apa yang terjadi barusan.Awalnya, Kakek Muhar juga marah, tetapi setelah dipikir-pikir, dia pun menghela napas dan menerima takdir itu.Kakek Muhar segera menyuruh Widia pulang untuk makan malam sekaligus membahasnya lagi. Kakek Muhar juga mengundang Joni yang membuat pria itu kegirangan.Setelah kembali, semua orang kembali mencemooh Tobi. Kemudian, mereka membanjiri Joni dengan berbagai pujian.Joni tampak puas dan menikmati makan malam
"Nak, kamu pintar juga," ujar Bakri dengan dingin.Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang di kediaman Keluarga Lianto tampak terkejut. Wajah mereka memucat. Tak disangka, lelaki tua di hadapan mereka adalah Bakri, ahli bela diri terkuat di Kota Tawuna.Karena selama ini dikurung, Candra sama sekali belum mendengar nama Bakri. Setelah dipukul, dia sangat emosi dan ingin membalasnya, tetapi Kakek Muhar langsung menghentikannya.Wajah Kakek Muhar terlihat muram. Sesuai dugaannya, Bakri datang mencari mereka. Apalagi, dia langsung meneriakkan nama cucu perempuannya.Bagaimana ini? Apa yang harus dia lakukan sekarang?Bakri mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan itu dan berkata dengan dingin, "Dengarkan baik-baik, namaku Bakri Hutama. Tujuanku ke sini hanya satu, yaitu mencari orang yang menghancurkan Keluarga Hutama.""Jadi, asalkan kalian menjawab pertanyaanku dengan jujur, semuanya akan baik-baik saja. Kalau nggak, aku akan menghabisi kalian semua di sini.""Ya, ya. Tuan Bakri,
Joni terlihat ketakutan dan hendak membela diri.Candra langsung menggunakan kesempatan ini dan berkata dengan lantang, "Benar. Apa kamu tahu siapa Tuan Joni? Dia adalah putra dari Keluarga Luhardi dan bos muda dari Grup Karawaci. Beraninya kamu memprovokasinya. Sepertinya kamu sudah bosan hidup."Berengsek!Joni hampir pingsan mendengar ucapan itu. Dia pun langsung menjelaskan, "Bukan, bukan seperti itu ....""Tuan Joni, kamu kenapa? Kenapa kamu takut padanya? Beraninya dia mengganggu kita, cepat panggil tokoh besar itu ke sini. Biar dia tahu, di atas langit masih ada langit," ucap Candra dengan sombong."Diam! Tutup mulutmu!" bentak Joni. Saking takutnya, Joni sudah hampir menangis.Kakek Muhar juga buru-buru berkata, "Candra, jangan bicara lagi. Beliau adalah Tuan Bakri, ahli bela diri tingkat Guru Besar.""Memangnya kenapa kalau Guru Besar? Di zaman sekarang ini, apa gunanya bisa seni bela diri? Satu panggilan telepon dari Tuan Joni akan membuatnya mati dalam beberapa menit."Setel
Ucapan itu makin membuat Joni terkulai lemas. Seakan-akan dirinya diserang secara bertubi-tubi.Benar saja. Ketika Bakri mendengar itu, dia langsung emosi dan berkata, "Nak, ternyata kamu yang memukul menantuku di rumah sakit. Lihat saja, aku akan menghabisimu!"Detik berikutnya, Joni merasakan nyeri menusuk di bagian dadanya. Sebelum dia sempat bereaksi, tubuhnya telah terhempas keluar, lalu menghantam pilar dan ambruk ke tanah.Dia merasa semua organ dalamnya telah tergeser.Namun, dia mengabaikan semua nyeri yang dia rasakan itu dan berusaha merangkak sambil berlutut memohon pengampunan, "Bukan aku. Bukan aku yang melakukan semua itu.""Keluarga Luhardi kami memang punya kekuatan, tapi kami nggak sanggup melakukan ini.""Bukankah perusahaanmu mau IPO dan kamu menggunakan saham untuk merekrut tokoh besar? Apalagi, mereka semua bilang begitu. Jadi, maksudmu mereka berbohong? Lantas itu nggak benar?" ujar Bakri dengan dingin."Tentu saja nggak benar. Mereka nggak tahu apa-apa dan sudah
"Berengsek! Sia-sia kami begitu memercayaimu. Ternyata selama ini kamu berbohong kepada kami.""Pembohong yang nggak tahu malu. Kembalikan uang kami. Cepat kembalikan uang kami."Yesa terlihat panik karena uang simpanannya telah diinvestasikan seluruhnya."Kembalikan uang? Jangan harap.""Aku jujur sama kalian saja. Semua uang itu sudah ditransfer ke luar negeri dan nggak ada sepeser pun yang tersisa. Jangan salahkan saya. Salahkan diri kalian sendiri yang begitu serakah.""Padahal, Tobi mati-matian membujuk kalian hari itu, tapi kalian masih ngotot."Bagi Keluarga Lianto, ucapan itu bagaikan petir di siang bolong. Bukan hanya Kakek Muhar sekeluarga yang ada di sini saja, tetapi sepupu Kakek Muhar dan keluarganya juga lagi berkunjung di sana.Semua orang tampak menyesal sekali.Apalagi, saat mendengar Joni menyebut nama Tobi, ingatan di hari itu langsung melintas di benak mereka.Kakek Muhar tersenyum pahit. Di usianya sekarang ini, dia tidak menyangka dirinya akan melakukan kesalahan
"Lebih baik aku memilih melindungi Keluarga Yudistira selama tiga tahun." Aswin tampak tidak berdaya.Apa boleh buat. Kekuatannya lebih lemah dibandingkan Tobi, jadi dia harus menuruti perintah Tobi.Tobi menggerakkan tangan kanannya saat ini. Dalam sekejap, kekuatan misterius dan kuat dari tangannya langsung meraih Aswin dan menariknya ke arah Tobi.Aswin berteriak dengan ngeri, "Aku memilih menjaga Keluarga Yudistira, aku memilih menjaga Keluarga Yudistira!""Jangan khawatir. Aku nggak akan membunuhmu!"Tobi tampak tidak berdaya. Aswin ini sepertinya tidak takut apa pun, tetapi dia sangat takut mati. Setelah menarik Aswin ke arahnya, Tobi pun menepuknya dengan tangan kanannya beberapa kali.Aswin seketika merasakan aliran kekuatan yang murni dan menakjubkan mengalir ke tubuhnya. Luka di tubuhnya juga menghilang dengan cepat.Perlu diketahui, lantaran Aswin menggunakan kekuatan di luar kemampuannya, fondasinya kemungkinan sudah rusak. Namun hanya dengan beberapa tepukan dari Tobi, ras
Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang langsung bersemangat, terutama mereka yang setia mengikuti Tuan Besar Ezra. Bahkan, bersiap mempertaruhkan nyawa mereka jika diperlukan.Sebaliknya, mereka yang memberontak dan memihak Andreas mulai gugup. Hanya saja, Tobi kembali menambahkan. "Mereka yang mengikuti Andreas, meski nggak ada hadiah, aku juga nggak akan minta pertanggungjawaban kalian. Asalkan perilaku kalian baik ke depannya, Keluarga Yudistira nggak akan memperlakukan kalian dengan buruk."Setelah mendengar ini, semua orang baru merasa lega. Semua orang mulai berharap bisa bekerja sama untuk perkembangan masa depan Keluarga Yudistira.Selesai menangani masalah Keluarga Yudistira, Tobi baru memandang Aswin.Sedari tadi, Aswin terus merenung. Otaknya berputar dengan cepat. Dia merasa Tobi tidak akan membunuhnya. Bisa dikatakan, dirinya masih punya kesempatan.Menyadari tatapan Tobi, Aswin segera berkata, "Tuan Tobi, aku sungguh nggak bersalah. Aku datang ke sini sepenuhnya kare
"Mulai sekarang, kamu bertugas membimbingnya untuk mengambil alih seluruh properti Keluarga Byantara.""Siapa yang berani nggak patuh, bunuh saja!" ucap Tobi dengan tegas."Baik, Tuan Tobi!"Jaiz langsung menyetujuinya. Dia merasa sangat bersemangat. Awalnya, dia mengira mereka semua akan mati kali ini. Siapa sangka, hasilnya akan seperti ini."Ingat, kalau Fathur berani punya niat jahat, kamu nggak perlu segan kepadanya. Habisi dia saja," ucap Tobi dengan nada datar."Baik!"Jaiz mengangguk.Fathur tampak syok. Dia tidak berani membangkang sama sekali. Kekuatan mistis dan menakutkan Tobi saja sudah cukup membuatnya ketakutan.Setelah menangani Fathur, Tobi kemudian menatap Mulin dan memanggil namanya, "Mulin!"Mulin tidak berani merasa tidak puas. Dia buru-buru berdiri. "Tuan Tobi!""Kamu bertanggung jawab menangani semua mitra bisnis. Mereka yang sebelumnya berani mengkhianati Keluarga Yudistira nggak perlu diajak kerja sama lagi. Selain itu, mereka juga harus menanggung kompensasi s
Saat ini, banyak tokoh besar di luar yang sedang menunggu berita tentang hasil pertarungan antara Keluarga Yudistira dengan Keluarga Byantara.Terutama sekelompok orang yang dipimpin oleh Gharam. Dialah yang memutuskan hubungannya dengan Keluarga Yudistira di saat-saat kritis dan memilih untuk bekerja sama dengan Keluarga Byantara.Mereka adalah orang-orang yang mengkhianati Keluarga Yudistira."Apa yang terjadi sebenarnya? Sudah lewat berapa lama, kenapa masih belum ada pergerakan?" Gharam tampak gugup. Sekalipun kekayaannya triliunan, dia masih tidak bisa menyembunyikan kegugupannya.Mereka mengira Keluarga Byantara pasti akan berhasil menaklukkan Keluarga Yudistira. Namun seiring berjalannya waktu, mereka makin merasa ada yang tidak beres."Pak Gharam, jangan khawatir. Berdasarkan kekuatan Keluarga Byantara saat ini, ditambah dengan persetujuan dari pimpinan, bahkan salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Handoko, juga ikut mendukung Keluarga Byantara. Sekalipun Keluarga Yudi
Bersamaan dengan itu, Bahtiar juga terhempas ke bawah, dengan kondisi tidak bernyawa lagi.Sampai ajal menjemputnya, dia masih tidak percaya kalau dirinya akan mati seperti ini.Bukankah tujuan kedatangannya hari ini adalah untuk mendapatkan metode rahasia liontin giok? Setelah berhasil memperolehnya, dia akan menjadi tidak terkalahkan, bisa mengendalikan dunia dan menjadi penguasa sejati?Bagaimana bisa berakhir seperti ini?Dia tidak rela!Dia sungguh tidak rela!"Kakak Seperguruan!"Raja Naga tua menyeret tubuhnya yang terluka parah untuk memeluk Bahtiar yang tergeletak di tanah. Ada tatapan sedih di matanya. Meski dia tidak terlalu setuju dengan tindakan kakak seperguruannya, mereka juga telah bersama begitu lama.Adegan ini benar-benar mengejutkan semua orang yang hadir.Termasuk Master Melani, Aswin, Fathur, dan lainnya masih hidup.Semua anggota Keluarga Byantara yang datang telah tewas akibat serangan barusan. Hanya Fathur yang masih bertahan. Meski terluka parah, untungnya dia
Begitu mendengar teriakan Bahtiar, entah itu karena status kakak seperguruannya atau karena keduanya telah berteman lama, Raja Naga Tua terpaksa mengambil tindakan. Dia pun berbalik dan muncul di belakang Bahtiar.Dia langsung mengeluarkan energi sejati miliknya yang kuat dan segera diedarkan ke dalam tubuh Bahtiar. Lantaran keduanya berasal dari perguruan yang sama, peredaran itu bukan hanya tidak akan bertentangan, tetapi akan mencapai efek yang lebih tinggi. Memungkinkan kekuatan Bahtiar meningkat dalam waktu singkat.Bahtiar seketika merasa kekuatan di tubuhnya melonjak dengan liar. Bahkan, kepercayaan dirinya juga bertambah. Dia yakin dirinya bisa mengalahkan Tobi.Tobi juga menyadari tindakan itu. Dia tampak mengerutkan kening, tetapi ekspresi wajahnya tidak berubah.Mengenai Fathur dan anggota Keluarga Byantara lainnya, mereka tidak peduli begitu banyak lagi. Semuanya sibuk menghindar.Berdasarkan kekuatan mereka, bahkan tidak memenuhi syarat untuk menjadi umpan meriam.Naga Rac
Apalagi, bagian ruang tamu pada dasarnya sudah hancur akibat pertarungan barusan. Jadi, memberi mereka lebih banyak ruang untuk mundur. Jika tidak ada yang melindungi mereka, pasti semuanya akan mati di sana.Melihat adegan itu, ekspresi Bahtiar dan yang lainnya berubah dingin. Dia pun berkata dengan marah, "Master Melani, Aswin, Adik Seperguruan, ayo gabungkan seluruh kekuatan kita dan keluarkan jurus andalan kita!""Kalau nggak, kita semua akan mati di sini!"Dia telah melupakan keberadaan Naga Racun saat ini. Karena di matanya, Naga Racun terlalu lemah.Naga Racun juga kebingungan. Segala yang terjadi hari ini benar-benar di luar dugaannya. Tidak ada yang peduli dengan keberadaannya sama sekali.Dia bersyukur karena dia berhasil melarikan diri waktu itu. Kalau tidak, dia mungkin sudah mati. Apalagi, berdasarkan kekuatan Tobi, mungkin dia akan ditaklukkan dengan mudah.Namun kalau dipikir-pikir lagi, Tobi mungkin hanya ingin memancing Master Bahtiar dan master hebat lainnya keluar. T
Siapa lagi?Tidak ada yang berani menjawab.Tidak peduli dari pihak mana pun, tidak ada seorang pun yang berani mengeluarkan suara.Namun, kalimat ini juga menyadarkan semua orang.Fathur dan anggota inti Keluarga Byantara lainnya yang tersisa tampak terkejut. Ada sorot tidak percaya dalam mata mereka.Seakan-akan tidak ada kata yang bisa mendeskripsikan keterkejutan mereka.Awalnya, mereka mengira dengan kedatangan Master Bahtiar, kemenangan sudah pasti akan berpihak kepada mereka, khususnya Fathur. Dia berpikir ini saatnya dia menikmati puncak kejayaannya.Dia tidak menyangka Pandu akan muncul dan mampu melawan Master Bahtiar. Untungnya, Master Bahtiar membawa beberapa master hebat untuk membantu. Apalagi, kemenangan sudah ada di depan mata.Namun, siapa sangka Tobi akan begitu menakutkan!Hanya dengan satu gerakan, Master Melani dan Master Bahtiar dikalahkan secara berturut-turut.Kekuatannya begitu unggul, seakan-akan dewa yang turun ke bumi.Wajah Master Melani berubah muram. Dia
Meski suara mereka kecil, masih bisa didengar oleh semua orang. Wajah Tuan Besar Ezra penuh dengan kekhawatiran. Apa Tomi benar-benar mampu menghadapi master yang begitu menakutkan ini?Semua orang memusatkan perhatian mereka pada kedua orang itu.Akhirnya, Bahtiar mengangkat pedang hitam di tangannya dan menghadap Tobi. Dalam sekejap, seluruh tubuhnya terintegrasi sepenuhnya dengan pedang itu."Apa ini namanya kombinasi manusia dengan pedang?""Benar. Inilah teknik kombinasi manusia dengan pedang yang legendaris itu. Nggak disangka, kekuatan Master Bahtiar sudah sampai sehebat ini.""Ilmu pedang yang menakutkan!""Kekuatan seperti ini mungkin belum pernah terlihat sebelumnya. Bocah itu masih berani begitu sombong. Dia pasti akan mati kali ini."" ....""Apa yang harus kita lakukan? Bahtiar ini terlalu menakutkan. Kepala keluarga kita nggak mungkin bisa menandinginya!""Tomi, kamu harus bertahan. Asalkan ada secercah harapan, Kakek akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat kesempa