"Terus? Bukankah aku sudah bilang dan kamu juga percaya sama aku, 'kan?""Ya, tapi Tuan Joni kelihatannya sangat tulus, jadi aku pun ingin tanya kamu lagi.""Nggak perlu tanya lagi. Kalau kamu percaya padaku, jangan beli. Kalau kamu nggak percaya, anggap aku nggak bilang apa-apa.""Tentu saja aku percaya padamu. Sebenarnya, aku hanya ingin bertemu denganmu sambil mengobrol-ngobrol. Dulu aku memang bodoh, sekarang aku sadar ternyata kamu jauh lebih baik daripada Tuan Joni," ucap Tania seraya memberi kode kepada pria itu.Tobi mengerutkan kening setelah mendengar itu. Tania sedang apa? Masa wanita itu menyukai dirinya? Lupakan saja, lagian dia tidak menyukai wanita itu."Kak, Kak Tobi, kamu masih dengar? Aku rasa ....""Ya sudah, aku masih ada urusan. Tutup dulu."Tobi tidak ingin mempermalukan Tania, jadi dia langsung menutup telepon untuk menghentikan wanita itu berbicara lebih lanjut.Tania tertegun. Kak Tobi benar-benar punya urusan atau dia sengaja menghindarnya? Apa pun yang terjad
Pandu berdiri di luar pintu dengan gugup. Di saat ini, Dokter Waldi, dokter yang merawat adiknya itu datang. Saat melihatnya berdiri di depan, dia pun bertanya, "Pandu, buat apa kamu mengunci pintu dan berdiri di luar seperti ini?""Hmm, Tuan Tobi ada di dalam. Dia sedang memeriksa kondisi adikku.""Tuan Tobi?""Dokter di rumah sakit kami?""Bukan.""Sembarangan. Kalau dia bukan dokter, buat apa dia di dalam? Kamu nggak takut dia mencelakai adikmu?""Jangan menghalangiku," kata Dokter Waldi dengan marah."Nggak bisa. Tuan Tobi bilang saat dia melakukan akupunktur, nggak ada yang boleh mengganggunya.""Akupunktur? Kenapa kamu bisa percaya sama penipu seperti itu? Apa dia punya sertifikat medis?""Kurang tahu.""Kurang tahu? Pasti dia nggak punya. Kalau ada, dia pasti akan tunjukkan padamu. Kamu percaya sama penipu yang nggak punya sertifikasi medis ini? Cepat minggir. Kalau nggak, sekalipun dewa datang, mereka juga nggak akan bisa menyelamatkan adikmu!"Meski dihalangi oleh Pandu, Dokte
Kalau begitu, apa dia pantas menerima bantuan Tuan Tobi?Mulanya, Tobi ingin mentransfer lebih banyak lagi, tetapi dia takut Pandu akan berpikir terlalu banyak nantinya.Namun, dia benar-benar tidak menyangka Pandu adalah seorang genius. Adiknya, Yola, juga sangat berbakat.Sayangnya, Yola tidak pernah berlatih kultivasi. Terlalu sulit baginya untuk memulai dari awal.Saat hendak berjalan keluar, dia samar-samar merasakan aura membunuh di sekitarnya. Dia pun menengadahkan kepalanya dan melihat ke atas.Tampak seorang dokter laki-laki bertubuh kurus dan memakai masker.Pembunuh!Berdasarkan pengalaman dan nalurinya yang luar biasa, Tobi sangat yakin pria itu adalah pembunuh.Pembunuh ini tampak begitu percaya diri. Apalagi, di siang hari seperti ini, dia berani menampakkan dirinya di rumah sakit. Entah siapa yang ingin dia bunuh.Setelah menyadari hal itu, Tobi pun diam-diam mengikutinya dengan tenang.Wajah dokter laki-laki itu terlihat datar, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia seg
Tidak mungkinTidak mungkin!Mana mungkin pria semuda itu memiliki kekuatan setingkat Guru Besar!Namun, dia melepaskan energi sejatinya keluar untuk melindungi tubuh. Selain Guru Besar, tidak ada yang bisa melakukannya sama sekali.Tidak! Dia pasti punya metode khusus.Dokter laki-laki itu menekan getaran di hatinya. Tubuhnya berkelebat ke mana-mana dan dalam sekejap muncul di sisi kiri Tobi. Dia mengeluarkan sebuah belati untuk menusuk leher Tobi.Tobi tidak menoleh ke belakang, seolah-olah tahu pria itu akan muncul di sana. Dia mengangkat tangan kanannya dan meraih pergelangan tangan lawan dengan ringan, lalu melemparkannya ke tanah dengan keras.Bam!Dokter laki-laki itu seketika ambruk ke tanah dan merasa seluruh tubuhnya hancur. Namun, dia masih tidak menyerah dan bangkit lagi. Kali ini, dia langsung melesat dengan cepat bagaikan hantu.Bahkan, tidak ada orang yang bisa melihat bayangannya.Namun, setiap dia mendekat, Tobi bisa menangkapnya dengan mudah. Begitu dia tertangkap, To
Setelah Tobi menyelesaikan urusan di rumah sakit, dia pun kembali ke vila. Dia ingin memberi tahu Kakek Muhar tentang rencananya untuk tinggal di luar. Dia tidak akan kembali ke vila Keluarga Lianto lagi.Begitu sampai di depan pintu vila, ponselnya berdering. Panggilan dari Damar."Raja Naga, ayah Wahyu, Bakri, Hutama telah kembali," ujar Damar usai menerima berita di pagi hari."Oh? Ada tindakan?" tanya Tobi."Belum ada sampai saat ini. Begitu dia kembali, dia langsung mengumpulkan kembali pasukan Keluarga Hutama, terutama anggota perusahaan keamanan milik Geng Sabit.""Kini, mereka kembali punya orang yang bisa diandalkan lagi. Setahuku, dia masih berusaha untuk menyelamatkan putra dan cucunya."Mobilitas seorang ahli bela diri setingkat Guru Besar sangat menakjubkan sekali."Nggak masalah, biarkan dia bermain dulu. Kalau ada situasi khusus, kabari aku," ujar Tobi dengan ekspresi santai. Dia sama sekali tidak peduli dengan hal itu.Setelah menutup telepon, Damar hanya tersenyum pahi
Kakek Muhar mendukung ucapan Widia dan berkata, "Tobi, pergilah. Kamu memang nggak cocok tinggal di kediaman Keluarga Lianto lagi."Tobi tersenyum pahit dan berkata tak berdaya, "Sebenarnya, Bakri nggak begitu menakutkan, kok.""Nggak begitu menakutkan?"Ucapannya sontak membuat semua orang kesal. Padahal, dia baru saja menyebabkan bencana besar, tetapi dia tidak sadar betapa seriusnya masalah itu."Kamu tahu siapa dia? Tahukah kamu betapa kuatnya dia di Kota Tawuna? Bahkan Pak Damar harus menjaga jarak dengannya," ucap Herman dengan marah."Benar-benar tak kenal takut. Apa kamu pikir dirimu sudah tak terkalahkan hanya dengan sedikit seni bela diri itu?""Beraninya berlagak hanya dengan secuil seni bela diri. Kalau kamu menghadapi Bakri, kurasa kamu akan langsung terbunuh sebelum sempat melawan.""Keluarga Lianto kami benar-benar sial. Kenapa bisa bertemu dengan orang sepertimu?"Kakek Muhar makin kesal dan berkata dengan suara yang dalam, "Tobi, jangan omong kosong di sini lagi. Seger
"Nggak masalah," jawab Widia seraya menyetujuinya."Ok. Sudah sepakat, ya. Oh ya, nanti kamu harus siapkan sejumlah uang ataupun aset. Biasanya, kita harus memberikan sesuatu sebagai ucapan terima kasih," ujar Joni memperingatkannya."Ya. Aku tahu."Joni sengaja mengungkit masalah itu, tetapi Widia sama sekali tidak mencurigai pria itu.Lagi pula, semua orang pasti akan tertarik dengan keuntungan. Siapa yang akan bertindak jika tidak diberi keuntungan?Setelah menutup telepon, tanpa menunggu Widia berbicara, Yesa segera berkata, "Sudah kuduga, kita masih harus bergantung pada Tuan Joni. Dia adalah penyelamat Keluarga Lianto yang telah berulang kali membantu kita.""Ya. Selama ini sudah berapa kali Tuan Joni menyelamatkan kita? Dia nggak seperti Tobi, yang hanya tahu membawa masalah untuk kita.""Widia, lihat apa yang dilakukan Tuan Joni. Kelak, pertimbangkan Tuan Joni baik-baik," kata Herman."Oh!" gumm Widia dengan singkat. Setelah itu dia menambahkan, "Yang terpenting sekarang adalah
"Tuan Tobi, aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana berterima kasih. Mulai sekarang, kalau kamu punya masalah, hubungi aku. Sekalipun harus melewati rintangan berbahaya, aku juga bersedia melakukannya," kata Latif dengan tegas."Lupakan saja. Di saat genting seperti itu, mungkin kamu sudah sembunyi entah di mana." Tobi menggelengkan kepalanya dan menambahkan, "Tapi, bawalah orang-orangmu untuk membantuku.""Benarkah? Baguslah. Aku sangat berterima kasih!" ucap Latif dengan senang.Meski hanya sesaat, dia telah menyaksikan kekuatan Tuan Tobi berulang kali.Bahkan, ilmu medis yang dimilikinya patut diacungi jempol. Mengikuti orang seperti ini, masa depannya akan cerah."Jangan terlalu senang dulu. Aku nggak mengizinkan orang-orangku melakukan hal yang melanggar hukum.""Tenang saja, Tuan. Kami akan menuruti perintahmu.""Oke, pegang kata-katamu ini. Kalau nggak, kamu akan merasakan akibatnya."Selesai memperingatkan pria itu, Tobi kembali bertanya, "Mengapa pembunuh itu mau membunuhmu
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K