Semua Bab Raja Naga Meninggalkan Gunung: Bab 1181 - Bab 1190

1190 Bab

Bab 1181

Saat Nyonya Tamara dan rombongannya tiba, Fiona dan yang lainnya juga menyadari situasi itu. Begitu mendengar kata-kata Nyonya Tamara, ekspresi mereka langsung berubah.Walau tidak mengenali orang yang datang itu, tetapi dilihat dari penampilan mereka saja sudah sangat menakutkan.Helia segera berkata, "Fiona, cepat, hubungi Tuan Tobi!""Hmm, bagaimana kalau kita coba pakai nama Kak Tobi lebih dulu?" Fiona takut merepotkan Tobi."Nggak bisa. Teleponlah Tuan Tobi sekarang juga. Wanita ini terlalu galak. Lihat saja ekspresinya, seolah-olah ingin menghabisi seseorang. Dia nggak mungkin takut hanya karena kita sebut nama Tuan Tobi saja.""Bagaimana kalau dia belum pernah dengar tentang Raja Naga? Saat itu, bukannya kita akan celaka?" kata Helia dengan cepat.Sebenarnya Fiona juga telah memikirkan hal ini. Dia hanya takut merepotkan Tobi. Namun, sekarang dia tidak peduli begitu banyak lagi dan dengan cepat menghubungi nomor Tobi.Sayangnya, Tobi sedang membuat sarapan dan tidak mendengar pa
Baca selengkapnya

Bab 1182

Di antara kerumunan di luar, ada orang yang mengenali wajah Fiona. Orang itu tampak terkejut. Bukankah itu artis terkenal, Fiona? Namun, saat ini, dia juga tidak berani mengatakan apa pun.Manajer hotel juga mengenali sosok Fiona, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Tadi malam, memang ada sesuatu yang aneh di dalam kamarnya Fiona.Dia juga tahu apa yang menimpa Fiona tadi malam.Mendengar perkataan wanita itu, Fiona langsung berkata dengan marah, "Kamu sembarangan bicara! Aku bahkan nggak kenal siapa putramu.""Kamu masih berani bilang nggak kenal putraku? Kalau bukan karena kamu, mana mungkin kaki putraku bisa patah dan dia sekarang masih nggak sadarkan diri?"Nyonya Tamara langsung memaki, "Pengawal, seret wanita ini pergi. Aku mau dia berlutut di depan putraku dan mengakui kesalahannya!"Begitu mendengar perintah itu, pengawal segera maju dan bersiap membawa Fiona."Hentikan!"Helia panik. Tidak boleh terjadi sesuatu pada Fiona. Jika tidak, Tobi pasti akan mengamuk. Helia pu
Baca selengkapnya

Bab 1183

Bruk!Nyonya Tamara mengenakan sepatu hak tinggi. Dia melangkah maju, menendang Helia dengan keras, dan mengumpat, "Dasar jalang, kalau kamu masih berani melindunginya, aku pasti akan menendangmu sampai mati."Sambil berbicara, Nyonya Tamara kembali mendaratkan tendangan lagi. Fiona berusaha meronta. Sayangnya, dia langsung dihajar oleh para pengawal.Helia tidak tahan lagi. Dia berusaha melindungi Fiona dan membantunya menahan beberapa pukulan.Marva berdiri di samping dan diam-diam tersenyum pahit. Saat muda dulu, Nyonya Tamara telah terkenal sangat mendominasi dan galak. Tak disangka, seiring bertambahnya usia, dia kini malah makin sombong dan mendominasi.Untung saja, Marva tidak membuatnya tersinggung.Wanita-wanita ini ditakdirkan untuk berakhir celaka karena berani menyinggung Nyonya Tamara.Hais. Wanita-wanita itu tidak beruntung. Kenapa malah memilih untuk menyinggung Keluarga Bustan?Nyonya Tamara sangat emosi. Dia menyayangi putranya sejak kecil. Dia selalu menuruti keingina
Baca selengkapnya

Bab 1184

Yang paling penting, lawan tampak begitu tenang. Sepertinya dia masih belum mengeluarkan seluruh kekuatannya.Dengan kata lain, kekuatan lawan jauh lebih kuat dari Marva.Apa yang harus dia lakukan?Marva segera melindungi Nyonya Tamara di belakangnya. Namun, dia tidak berani mengambil inisiatif untuk memprovokasi bocah itu.Saat ini, suara tangisan Fiona terdengar.Dia barusan benar-benar ketakutan. Dia hanya bisa melihat Helia dan Prita berusaha mati-matian melindungi dirinya. Namun, dia sungguh tidak punya pilihan. Dia sudah hampir putus asa.Setelah Tobi muncul, mereka baru berani bangkit."Kak Tobi ....""Huhu! Kak Tobi, akhirnya kamu datang juga!""Ce ... cepat bantu Kak Helia dan Prita!"Tangis Fiona langsung pecah. Dia tidak pernah setegar ini sebelumnya. Hanya saja, kali ini dia tidak punya pilihan lagi. Sekarang karena orang yang bisa dia andalkan telah datang, barulah dia bisa memperlihatkan kelemahannya sepenuhnya."Jangan khawatir. Mereka akan baik-baik saja."Tobi mengham
Baca selengkapnya

Bab 1185

Di mata Nyonya Tamara, kemungkinan besar Fiona adalah wanitanya Tobi. Jika tidak, bagaimana mungkin pria itu begitu melindunginya?Meski tidak, hubungan keduanya pastilah dekat. Tamara harus membiarkan mereka berdua merasakan penderitaan yang dialami putranya, bahkan berlipat ganda.Namun, Marva bingung dan merasa tidak berdaya. 'Nyonya, apa kamu masih nggak memahami situasinya? Aku barusan sudah bilang, kemungkinan besar aku nggak bisa mengalahkannya?''Sekarang kamu bukan hanya ingin aku menyerangnya, tapi kamu juga ingin aku menyisakan nyawanya untuk putramu. Kamu anggap aku sebagai apa?' pikir Marva dalam hati.Melihat Marva masih tidak bergerak, Nyonya Tamara menjadi marah. "Marva, kenapa kamu masih diam? Jangan-jangan tua bangka sepertimu takut sama bocah kecil ini?"Marva benar-benar emosi. Ini bukan perkara dia takut atau tidak. Namun, dia memang tidak bisa mengalahkan bocah ini."Oke, bagus sekali. Sepertinya kamu sekarang sudah hebat. Kamu nggak mau dengar perintahku lagi, 'k
Baca selengkapnya

Bab 1186

Nyonya Tamara langsung menjerit. Dia tertegun selama beberapa saat. Selama ini, mana ada orang yang berani macam-macam di hadapannya, tetapi dia malah ditampar di depan umum hari ini.Mana mungkin dia terima diperlakukan seperti itu? Begitu terhenyak, dia bergegas bangkit dan berkata dengan marah, "Kamu berani menamparku? Lancang sekali! Akan kubunuh kamu!"Tobi tampak acuh tak acuh. Dia menatap Nyonya Tamara yang bersiap menyerangnya, lalu mengangkat tangan kanannya. Hanya saja, kali ini dia menggunakan punggung tangannya untuk menampar wanita itu.Nyonya Tamara yang baru saja bersusah payah bangkit itu terpental kembali ke tempat semula.Kali ini, tamparan Tobi tepat mengenai pipi Tamara yang sebelahnya lagi. Bahkan, tenaganya jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Akibatnya, wajah Nyonya Tamara langsung bengkak.Nyonya Tamara mengeram kesakitan. "Nak, kamu pasti mati kali ini. Aku nggak akan membiarkanmu lolos begitu saja!"Tobi tersenyum tipis, lalu memasang ekspresi dingin sambi
Baca selengkapnya

Bab 1187

Begitu mendengar ancaman Tobi, tidak ada satu pun dari mereka yang berani bergerak lagi. Nyonya Tamara sendiri sudah ketakutan, apalagi Tobi kini tengah mendekatinya.Dia buru-buru berkata, "Berhenti di situ! Kamu yakin mau membunuh orang di depan umum?""Kenapa nggak? Kamu kira hanya Keluarga Bustan satu-satunya yang punya kemampuan seperti itu?" ucap Tobi sambil maju ke depan. Dia langsung menginjak telapak tangan kanan Nyonya Tamara.Argh!Nyonya Tamara menjerit kesakitan. Sayangnya, Tobi tidak berniat untuk melepaskannya. Dia menginjak kelima jarinya dengan kuat hingga membuat Tamara tersiksa. "Lepaskan aku, lepaskan aku!""Kumohon, lepaskan aku!"Sakit yang dia rasakan luar biasa!Saat ini, Tamara tidak lagi angkuh dan mendominasi seperti sebelumnya. Hanya rasa sakit dan ketakutan yang terlihat di wajahnya."Ini baru saja dimulai, kamu sudah memohon padaku?" ucap Tobi dengan nada sinis. Padahal, masih ada banyak metode penyiksaan yang belum dia gunakan.Nyonya Tamara makin ketakut
Baca selengkapnya

Bab 1188

"Jangan, kumohon tolong ubah persyaratannya. Masa kamu suruh aku bersujud kepada mereka? Mau taruh di mana dengan harga diriku?""Kamu sudah kehilangan harga dirimu saat kamu menampar mereka barusan. Masih ada empat puluh lima detik lagi," ucap Tobi dengan dingin.Waktu berlalu begitu saja. Nyonya Tamara mulai berkeringat dingin."Lima, empat, tiga, dua ....""Maaf, aku sudah bersalah!"Nyonya Tamara tidak sanggup menahan rasa sakit dan ketakutan, jadi dia segera merangkak dan berlutut tepat di depan tiga wanita itu.Melihat Tamara merangkak seperti ini, Fiona juga terkejut.Semua orang yang menyaksikan adegan ini dari luar juga tercengang. Tidak ada yang menyangka Nyonya Tamara benar-benar akan berlutut. Apa dia begitu takut kepada pemuda itu?Apa pemuda ini sungguh berani membunuh orang di hadapan begitu banyak orang?Namun, hal itu wajar saja karena mereka bukanlah Nyonya Tamara. Mereka tidak merasakan betapa mengerikan kekuatan yang dikerahkan Tobi barusan. Itu sebabnya, mereka bis
Baca selengkapnya

Bab 1189

Perkataan Tobi seketika membuat Prita merasa malu.Semua orang diam-diam tersenyum pahit. Kenapa rasanya adegan ini terlihat agak aneh?Nyonya Tamara bahkan telah melupakan rasa sakitnya saat ini. Dia merasa seluruh tubuhnya sudah mati rasa.Hari ini, dia bukan hanya mengalami sakit fisik yang belum pernah dia alami sebelumnya, tetapi dia juga kehilangan harga dirinya.Bahkan, harganya dirinya kali ini nyaris diinjak-injak.Tobi mengabaikan Nyonya Tamara dan berkata dengan tenang, "Yang baru saja memukul orang, cepat maju ke depan!"Begitu kata-kata itu dilontarkan, wajah pengawal-pengawal yang barusan ikut memukul Fiona dan lainnya langsung berubah pucat.Mereka masih tergeletak di lantai. Bahkan, ada yang pura-pura pingsan. Mereka sangat ketakutan dan mulai khawatir Tobi akan menghukum mereka.Mulanya mereka mengira sudah tidak ada masalah lagi, tetapi siapa sangka, pada akhirnya mereka tidak bisa kabur dari masalah ini juga.Tobi melihat sekeliling dan berbicara dengan dingin, "Jang
Baca selengkapnya

Bab 1190

Lagi pula, pria itu hanyalah seorang pengawal. Meskipun dia kejam, dia juga tidak perlu menghabisi nyawanya.Namun, adegan ini telah membuat pengawal yang satunya lagi, yang masih berpura-pura pingsan itu ketakutan setengah mati.Kali ini, tanpa menunggu Tobi berbicara, dia segera melompat keluar dan berkata dengan panik, "Maafkan kelakuanku barusan. Aku akan akui kesalahanku sendiri. Aku akan maju ke depan.""Sudah terlambat!""Patahkan sendiri salah satu kakimu," ucap Tobi dengan datar."Baik, baik!"Tanpa ragu-ragu sedikit pun, pengawal itu langsung mengambil tongkat dan memukul kakinya dengan kuat. Sebenarnya dia tidak berani, tetapi begitu teringat dengan kondisi rekan lainnya yang memilukan, dia tidak peduli dengan begitu banyak lagi.Nyonya Tamara yang melihat adegan ini juga terlihat marah dan kesal. Dia merasa Tobi terlalu angkuh dan semena-mena. Namun, dia tahu sekarang bukan waktu yang tepat untuk melawan pemuda itu.Jika tidak, dia hanya akan mencelakai dirinya sendiri.Kar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
114115116117118119
DMCA.com Protection Status