Home / Urban / Raja Naga Meninggalkan Gunung / Chapter 1201 - Chapter 1210

All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 1201 - Chapter 1210

1670 Chapters

Bab 1201

Tanpa perlu menunggu lama, polisi kini sudah sampai di depan ruangan Yesa. Setelah mengetuk pintu dan masuk, mereka langsung menunjukkan identitas dan berkata, "Yesa Laksono, kamu dicurigai ...."Begitu mendengar apa yang dikatakan polisi, wajah Yesa berubah pucat. Tubuhnya juga gemetar.Ba ... bagaimana bisa begini?Mungkinkah putrinya menggugatnya dan meminta polisi menangkapnya?Kenapa putrinya bisa begitu kejam dan tidak tahu balas budi? Bisa-bisanya dia memperlakukan ibunya sendiri seperti ini?Saat ini, Yesa benar-benar panik. Tubuhnya terus gemetar tanpa henti.Jelas sekali, Yesa masih belum memahami jelas situasi yang dihadapinya. Dia bahkan belum pernah menjumpai kejadian seperti ini sebelumnya. Namun, hal itu wajar saja. Ini juga pertama kalinya operasi semacam itu diluncurkan sepenuhnya.Meski tidak diborgol, dibawa pergi di depan umum seperti ini tetap saja menimbulkan diskusi hangat dalam perusahaan. Tak butuh waktu lama, semua orang telah memahami alasannya.Pelaku yang m
Read more

Bab 1202

"Tentu saja. Kapan pun boleh!""Bagaimana kalau aku langsung ke sana saja nanti?" kata Tobi."Baguslah. Kalau begitu, aku akan minta orang menyambutmu di sana," ucap Pak Cahyo dengan cepat."Oke!"Tobi menutup telepon dan bersiap pergi ke kantor polisi. Namun, tepat di saat itu juga, terdengar suara menawan dan manis di telinganya. "Tuan!"Ternyata Laurin!Suara itu bahkan membuat seorang pria yang lewat menoleh ke arahnya. Begitu melihat paras Laurin, pria itu jelas-jelas terkejut. Bahkan, tampak termenung dan langsung menabrak tiang telepon!"Kebetulan sekali. Aku baru mau menelepon Tuan Tobi." Wajah Laurin dipenuhi dengan senyuman. Seketika membuat penampilannya makin memesona.Walau baru saja membeli sebuah rumah besar dan meninggalkan sebuah kamar untuk Laurin, tetapi dia tidak menyimpan kunci rumah. Lantaran dia tahu rumah itu milik Tobi dan Widia."Ya, kenapa kamu mencariku?" tanya Tobi sambil berusaha menahan kegelisahan yang dia rasakan."Bukan apa-apa. Aku hanya merindukan Tu
Read more

Bab 1203

"Ya, asalkan kita bergabung, ditambah dengan tiga utusan besar Sekte Suci. Yang mana satunya Guru Besar tingkat puncak, dan duanya lagi Guru Besar tingkat akhir. Sudah pasti nggak ada lawan yang bisa menandingi kita lagi," ucap Riki dengan antusias."Empat faksi besar, selain Sekte Bayangan yang agak berbahaya, yang lainnya nggak menakutkan sama sekali." Riko tampak bangga dan mendominasi."Benar, tapi aku khawatir ada orang luar yang ikut campur." Saat teringat dengan teror dari kedua orang itu, Riki masih ketakutan."Orang luar?""Maksudmu Harita atau Raja Naga Tua?" tanya Riko dengan datar."Ya, mereka berdua. Kekuatan mereka sungguh menakutkan sekali." Memikirkan kedua orang itu, mata Riki penuh ketakutan.Tidak ada yang tahu bahwa Raja Naga Tua jauh lebih hebat dari dugaan semua orang. Bahkan, dia mungkin tidak kalah kuatnya dengan Harita.Jika bukan karena pernah bertarung dengan Raja Naga Tua, mereka mungkin juga tidak akan mengetahui hal ini sama sekali."Nggak masalah. Sejauh
Read more

Bab 1204

Namun, orangnya masih begitu mudah didekati dan tidak sombong sama sekali.Sebaliknya, Nyonya Tamara begitu arogan. Dia menganggap semua orang sebagai bawahannya. Dia suka memerintah dan selalu mengatakan segala macam ucapan yang tidak enak didengar.Nyonya Tamara begitu memandang rendah mereka. Namun, dia justru meminta bantuan mereka agar segera menangkap Tobi.Karena tidak segera menangkap Tobi, mereka langsung dibentak dan disindir habis-habisan. Bahkan, Tamara mengancam akan mencabut posisi atasan mereka.Untungnya, Pak Janu memiliki temperamen yang baik. Jika itu Faris, dia pasti akan balik memakinya.Selain dia, semua orang jelas tidak menyukai Nyonya Tamara dan benci dengan sifat mendominasinya.Hanya saja, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Siapa suruh dia nyonya dari Keluarga Bustan? Konon, saat pemimpin tinggi mereka bertemu Nyonya Tamara, mereka masih harus sopan dan hormat kepadanya.Melihat Faris berjalan begitu cepat, Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada
Read more

Bab 1205

Tobi tertegun sejenak. Entah kenapa dia tidak mengerti apa yang dikatakan Tamara sama sekali. Apa otak wanita ini bermasalah?Faris juga terkejut. Dia diam-diam menahan senyum pahit. Jangan-jangan Nyonya Tamara salah paham? Namun, dia juga terlalu malas untuk menjelaskan. Dia hanya ingin membawa Tobi pergi secepatnya.Melihat ekspresi Tobi yang masih terlihat tenang, Nyonya Tamara mengira pria itu bodoh dan tidak tahu apa-apa. Tamara pun tersenyum sinis. "Dilihat dari tampangmu sekarang, tampaknya kamu masih belum tahu hidupmu akan berakhir seperti apa nantinya!""Kamu pikir hanya akan dikurung sebentar dan bisa keluar secepatnya? Jangan bermimpi! Begitu kamu dikurung, aku akan punya banyak cara untuk membuat hidupmu sengsara!"Tobi mengerutkan kening, lalu menoleh. Dia memandang Faris sambil bertanya dengan datar, "Pak Faris, kamu seorang polisi, 'kan?"Faris tertegun sejenak, kemudian buru-buru mengangguk. "Tentu saja!""Jadi, dia mengancamku di depanmu seperti ini, apa itu termasuk
Read more

Bab 1206

Tobi terkekeh. Dia memasang ekspresi polos di wajahnya sambil berkata dengan tenang, "Dia mau memukulku, apa aku nggak boleh membela diri?""Benar!"Faris tidak tahan lagi dan langsung menimpali, "Tuan Tobi sepenuhnya membela diri."Pak Janu juga mengangguk. Pertanda dia setuju dengan pendapat Faris.'Faris, bocah ini, lumayan juga. Asalkan bekerja keras, kelak dia juga bisa dipromosikan.'"Kenapa jadi pembelaan diri? Lagian, aku nggak memukulnya."Nyonya Tamara tampak kesal. Apa dirinya ditampar cuma-cuma seperti itu? Bukankah bocah ini sudah ditangkap polisi? Kenapa dia masih berani menamparnya?"Tapi kamu sudah bersiap memukulnya dan hampir saja melukainya, jadi tindakannya bisa dianggap sebagai pembelaan diri sepenuhnya. Kalau tadi dia yang lebih dulu menyerang dan memukulmu, itu baru dia yang salah," terang Faris.Saat mendengar itu, Nyonya Tamara langsung berkata dengan marah, "Omong kosong. Hei, siapa namamu? Beraninya kamu memutarbalikkan fakta? Percaya nggak, aku bisa membuatm
Read more

Bab 1207

Mendengar itu, Pak Janu juga geram. Nyonya Tamara mengira dirinya sangat hebat? Wanita ini begitu meremehkan mereka. Pak Janu baru saja bersiap untuk berbicara.Namun, Tobi mendahuluinya sambil tersenyum, "Pak Janu, bukankah mereka suka membuat masalah? Bagaimana kalau kamu biarkan mereka saja?""Begini saja. Namamu Thomas, 'kan? Kalau kamu mau, kita bisa bertarung. Tapi apa pun akibat yang menimpa kedua belah pihak, kita nggak akan bertanggung jawab."Thomas ingin menolak, tetapi Nyonya Tamara segera menjawab, "Oke, kamu sendiri yang bilang, ya. Sekalipun kamu mati nanti, itu juga salahmu sendiri."Thomas tercengang. Dalam hatinya, dia diam-diam bergumam, 'Kak Tamara, kamu berani sekali.'Apa karena yang bertanding bukan dia? Juga bukan dia yang mempertaruhkan nyawa?Thomas termasuk orang yang sangat berhati-hati, jadi dia sudah mengamati Tobi sedari tadi.Namun, makin diamati, Thomas makin tidak berani meremehkan bocah itu.Untungnya, Pak Janu langsung menyangkalnya, "Nggak bisa. Di
Read more

Bab 1208

"Benarkah? Nyonya Tamara memang hebat.""Tentu saja. Sayangnya, sudah terlambat. Aku nggak peduli kamu mau bilang apa sekarang. Sebentar lagi, kamu akan rasakan betapa menakutkannya konsekuensi dari memprovokasiku," ucap Nyonya Tamara sambil tersenyum dingin."Tampaknya Nyonya Tamara sangat percaya diri. Begini saja, mari kita bertaruh." Bukankah Fiona ingin mendirikan sebuah perusahaan? Tobi berjanji akan menginvestasikan 20 triliun kepadanya. Sekarang, bukannya ada kesempatan untuk mendapatkannya?""Bertaruh?""Benar. Kalau aku mengalahkan Thomas, kamu beri aku 20 triliun!""Apa! 20 triliun? Nak, kamu tahu 20 triliun itu berapa banyak? Lantas, apa yang mau kamu pertaruhkan?" Nyonya Tamara merasa Tobi sudah gila atau mungkin tidak tahu apa-apa.Jangankan bocah kecil seperti itu, bahkan bos besar seperti Hasbi pun tidak berani meminta taruhan sebesar 20 triliun."Nyawaku. Kalau aku kalah, nyawaku akan jadi milikmu. Terserah kamu mau buat apa!""Kamu menukar nyawamu yang nggak berguna i
Read more

Bab 1209

Tobi tampak acuh tak acuh dan menggelengkan kepalanya. Setelah beberapa saat, akhirnya dia menemukan jawabannya. Gerakan lawan memang sangat halus. Sepertinya ada orang yang membimbingnya dari belakang.Jika tidak, dengan keterampilan yang mereka latih, mustahil bisa memiliki keterampilan tubuh yang begitu indah. Hanya saja, tidak peduli siapa pun itu, tidak ada yang bisa mengubah hasilnya.Alasan Tobi tidak mengambil tindakan sampai sekarang, hanya untuk memberi mereka kesempatan. Jika mereka tidak mau, jangan salahkan dia tidak segan lagi.Thomas sama sekali tidak tahu. Ekspresi wajahnya menunjukkan kegembiraan. Dia mengira dirinya sangat kuat. Siapa sangka, malah dia yang akan mengejar lawan dan terus-terusan memimpin. Jika bukan karena lawan beruntung, mungkin dia sudah berhasil mengalahkannya.Yang paling penting lagi, akhirnya Thomas telah menyadari tingkat kekuatan lawan. Ternyata lawannya berada di tingkat puncak Kekuatan Gelap. Kekuatan lawan bahkan lebih rendah darinya.Kekua
Read more

Bab 1210

Melihat Thomas menatapnya dengan marah, Nyonya Tamara kebingungan. Apa maksudnya? Tamara bahkan tidak berani menatapnya lagi dan langsung menoleh ke arah Tobi.Dia memandangi Tobi yang masih berdiri di sana dengan santai.Kenapa bisa jadi begini? Jelas-jelas, Thomas yang berada di posisi menguntungkan pada awalnya."Nak, taktik kotor apa yang kamu gunakan?" seru Nyonya Tamara dengan kesal."Nggak perlu banyak omong lagi. Kapan kamu mau berikan 20 triliun?" tanya Tobi dengan ringan."Dua puluh triliun apanya? Kamu curang. Ini nggak masuk hitungan sama sekali.""Benarkah?"Begitu mendengar itu, tatapan mengerikan seketika muncul dari sorot mata Tobi. Dia berjalan mendekati Nyonya Tamara dan berkata dengan dingin, "Sepertinya pelajaran yang aku berikan pagi ini masih belum cukup.""A ... apa yang mau kamu lakukan? Jangan lupa, kantor polisi ada di samping. Tolong, tolong ...."Plak!"Argh!"Nyonya Tamara mengerang kesakitan. Bahkan, ada darah yang keluar dari sudut mulutnya.Tobi tersenyu
Read more
PREV
1
...
119120121122123
...
167
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status