"Ya, asalkan kita bergabung, ditambah dengan tiga utusan besar Sekte Suci. Yang mana satunya Guru Besar tingkat puncak, dan duanya lagi Guru Besar tingkat akhir. Sudah pasti nggak ada lawan yang bisa menandingi kita lagi," ucap Riki dengan antusias."Empat faksi besar, selain Sekte Bayangan yang agak berbahaya, yang lainnya nggak menakutkan sama sekali." Riko tampak bangga dan mendominasi."Benar, tapi aku khawatir ada orang luar yang ikut campur." Saat teringat dengan teror dari kedua orang itu, Riki masih ketakutan."Orang luar?""Maksudmu Harita atau Raja Naga Tua?" tanya Riko dengan datar."Ya, mereka berdua. Kekuatan mereka sungguh menakutkan sekali." Memikirkan kedua orang itu, mata Riki penuh ketakutan.Tidak ada yang tahu bahwa Raja Naga Tua jauh lebih hebat dari dugaan semua orang. Bahkan, dia mungkin tidak kalah kuatnya dengan Harita.Jika bukan karena pernah bertarung dengan Raja Naga Tua, mereka mungkin juga tidak akan mengetahui hal ini sama sekali."Nggak masalah. Sejauh
Namun, orangnya masih begitu mudah didekati dan tidak sombong sama sekali.Sebaliknya, Nyonya Tamara begitu arogan. Dia menganggap semua orang sebagai bawahannya. Dia suka memerintah dan selalu mengatakan segala macam ucapan yang tidak enak didengar.Nyonya Tamara begitu memandang rendah mereka. Namun, dia justru meminta bantuan mereka agar segera menangkap Tobi.Karena tidak segera menangkap Tobi, mereka langsung dibentak dan disindir habis-habisan. Bahkan, Tamara mengancam akan mencabut posisi atasan mereka.Untungnya, Pak Janu memiliki temperamen yang baik. Jika itu Faris, dia pasti akan balik memakinya.Selain dia, semua orang jelas tidak menyukai Nyonya Tamara dan benci dengan sifat mendominasinya.Hanya saja, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Siapa suruh dia nyonya dari Keluarga Bustan? Konon, saat pemimpin tinggi mereka bertemu Nyonya Tamara, mereka masih harus sopan dan hormat kepadanya.Melihat Faris berjalan begitu cepat, Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada
Tobi tertegun sejenak. Entah kenapa dia tidak mengerti apa yang dikatakan Tamara sama sekali. Apa otak wanita ini bermasalah?Faris juga terkejut. Dia diam-diam menahan senyum pahit. Jangan-jangan Nyonya Tamara salah paham? Namun, dia juga terlalu malas untuk menjelaskan. Dia hanya ingin membawa Tobi pergi secepatnya.Melihat ekspresi Tobi yang masih terlihat tenang, Nyonya Tamara mengira pria itu bodoh dan tidak tahu apa-apa. Tamara pun tersenyum sinis. "Dilihat dari tampangmu sekarang, tampaknya kamu masih belum tahu hidupmu akan berakhir seperti apa nantinya!""Kamu pikir hanya akan dikurung sebentar dan bisa keluar secepatnya? Jangan bermimpi! Begitu kamu dikurung, aku akan punya banyak cara untuk membuat hidupmu sengsara!"Tobi mengerutkan kening, lalu menoleh. Dia memandang Faris sambil bertanya dengan datar, "Pak Faris, kamu seorang polisi, 'kan?"Faris tertegun sejenak, kemudian buru-buru mengangguk. "Tentu saja!""Jadi, dia mengancamku di depanmu seperti ini, apa itu termasuk
Tobi terkekeh. Dia memasang ekspresi polos di wajahnya sambil berkata dengan tenang, "Dia mau memukulku, apa aku nggak boleh membela diri?""Benar!"Faris tidak tahan lagi dan langsung menimpali, "Tuan Tobi sepenuhnya membela diri."Pak Janu juga mengangguk. Pertanda dia setuju dengan pendapat Faris.'Faris, bocah ini, lumayan juga. Asalkan bekerja keras, kelak dia juga bisa dipromosikan.'"Kenapa jadi pembelaan diri? Lagian, aku nggak memukulnya."Nyonya Tamara tampak kesal. Apa dirinya ditampar cuma-cuma seperti itu? Bukankah bocah ini sudah ditangkap polisi? Kenapa dia masih berani menamparnya?"Tapi kamu sudah bersiap memukulnya dan hampir saja melukainya, jadi tindakannya bisa dianggap sebagai pembelaan diri sepenuhnya. Kalau tadi dia yang lebih dulu menyerang dan memukulmu, itu baru dia yang salah," terang Faris.Saat mendengar itu, Nyonya Tamara langsung berkata dengan marah, "Omong kosong. Hei, siapa namamu? Beraninya kamu memutarbalikkan fakta? Percaya nggak, aku bisa membuatm
Mendengar itu, Pak Janu juga geram. Nyonya Tamara mengira dirinya sangat hebat? Wanita ini begitu meremehkan mereka. Pak Janu baru saja bersiap untuk berbicara.Namun, Tobi mendahuluinya sambil tersenyum, "Pak Janu, bukankah mereka suka membuat masalah? Bagaimana kalau kamu biarkan mereka saja?""Begini saja. Namamu Thomas, 'kan? Kalau kamu mau, kita bisa bertarung. Tapi apa pun akibat yang menimpa kedua belah pihak, kita nggak akan bertanggung jawab."Thomas ingin menolak, tetapi Nyonya Tamara segera menjawab, "Oke, kamu sendiri yang bilang, ya. Sekalipun kamu mati nanti, itu juga salahmu sendiri."Thomas tercengang. Dalam hatinya, dia diam-diam bergumam, 'Kak Tamara, kamu berani sekali.'Apa karena yang bertanding bukan dia? Juga bukan dia yang mempertaruhkan nyawa?Thomas termasuk orang yang sangat berhati-hati, jadi dia sudah mengamati Tobi sedari tadi.Namun, makin diamati, Thomas makin tidak berani meremehkan bocah itu.Untungnya, Pak Janu langsung menyangkalnya, "Nggak bisa. Di
"Benarkah? Nyonya Tamara memang hebat.""Tentu saja. Sayangnya, sudah terlambat. Aku nggak peduli kamu mau bilang apa sekarang. Sebentar lagi, kamu akan rasakan betapa menakutkannya konsekuensi dari memprovokasiku," ucap Nyonya Tamara sambil tersenyum dingin."Tampaknya Nyonya Tamara sangat percaya diri. Begini saja, mari kita bertaruh." Bukankah Fiona ingin mendirikan sebuah perusahaan? Tobi berjanji akan menginvestasikan 20 triliun kepadanya. Sekarang, bukannya ada kesempatan untuk mendapatkannya?""Bertaruh?""Benar. Kalau aku mengalahkan Thomas, kamu beri aku 20 triliun!""Apa! 20 triliun? Nak, kamu tahu 20 triliun itu berapa banyak? Lantas, apa yang mau kamu pertaruhkan?" Nyonya Tamara merasa Tobi sudah gila atau mungkin tidak tahu apa-apa.Jangankan bocah kecil seperti itu, bahkan bos besar seperti Hasbi pun tidak berani meminta taruhan sebesar 20 triliun."Nyawaku. Kalau aku kalah, nyawaku akan jadi milikmu. Terserah kamu mau buat apa!""Kamu menukar nyawamu yang nggak berguna i
Tobi tampak acuh tak acuh dan menggelengkan kepalanya. Setelah beberapa saat, akhirnya dia menemukan jawabannya. Gerakan lawan memang sangat halus. Sepertinya ada orang yang membimbingnya dari belakang.Jika tidak, dengan keterampilan yang mereka latih, mustahil bisa memiliki keterampilan tubuh yang begitu indah. Hanya saja, tidak peduli siapa pun itu, tidak ada yang bisa mengubah hasilnya.Alasan Tobi tidak mengambil tindakan sampai sekarang, hanya untuk memberi mereka kesempatan. Jika mereka tidak mau, jangan salahkan dia tidak segan lagi.Thomas sama sekali tidak tahu. Ekspresi wajahnya menunjukkan kegembiraan. Dia mengira dirinya sangat kuat. Siapa sangka, malah dia yang akan mengejar lawan dan terus-terusan memimpin. Jika bukan karena lawan beruntung, mungkin dia sudah berhasil mengalahkannya.Yang paling penting lagi, akhirnya Thomas telah menyadari tingkat kekuatan lawan. Ternyata lawannya berada di tingkat puncak Kekuatan Gelap. Kekuatan lawan bahkan lebih rendah darinya.Kekua
Melihat Thomas menatapnya dengan marah, Nyonya Tamara kebingungan. Apa maksudnya? Tamara bahkan tidak berani menatapnya lagi dan langsung menoleh ke arah Tobi.Dia memandangi Tobi yang masih berdiri di sana dengan santai.Kenapa bisa jadi begini? Jelas-jelas, Thomas yang berada di posisi menguntungkan pada awalnya."Nak, taktik kotor apa yang kamu gunakan?" seru Nyonya Tamara dengan kesal."Nggak perlu banyak omong lagi. Kapan kamu mau berikan 20 triliun?" tanya Tobi dengan ringan."Dua puluh triliun apanya? Kamu curang. Ini nggak masuk hitungan sama sekali.""Benarkah?"Begitu mendengar itu, tatapan mengerikan seketika muncul dari sorot mata Tobi. Dia berjalan mendekati Nyonya Tamara dan berkata dengan dingin, "Sepertinya pelajaran yang aku berikan pagi ini masih belum cukup.""A ... apa yang mau kamu lakukan? Jangan lupa, kantor polisi ada di samping. Tolong, tolong ...."Plak!"Argh!"Nyonya Tamara mengerang kesakitan. Bahkan, ada darah yang keluar dari sudut mulutnya.Tobi tersenyu
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K