Semua Bab Raja Naga Meninggalkan Gunung: Bab 1211 - Bab 1220

1670 Bab

Bab 1211

Tobi menghela napas panjang. Dari awal, dia sudah yakin kalau Yesa yang melakukan semua itu. Dia pun bertanya, "Polisi meneleponmu?""Ya!""Ibuku dibawa pergi oleh polisi sore tadi. Sesampainya di sana, dia langsung mengakui semua perbuatannya."Saat mendengar ibunya dengan penuh percaya diri berkelit sebelumnya, ditambah lagi, Widia juga tidak menemukan alasan yang tepat, jadi dia berpikir masalah itu sungguh tidak ada hubungannya dengan ibunya. Namun siapa sangka, ibunya justru membohonginya.Yesa juga tidak berdaya. Saat dibawa oleh polisi, kedua kakinya bahkan terasa tidak bertenaga lagi.Terlebih lagi, polisi juga mengatakan, asalkan dia menjelaskan semuanya dengan jujur, mendapatkan pengampunan dari korban, dan menandatangani nota kesepahaman, dia sudah bisa pergi.Jika tidak, Yesa pasti akan masuk penjara. Lama waktu tahanannya tergantung pada sikap dan seberapa serius kesalahan yang dilakukannya.Yesa mengira Widia pasti akan memaafkannya dan tidak mungkin tega membuat dirinya
Baca selengkapnya

Bab 1212

Dilihat dari banyaknya informasi yang diterima saat ini, menghancurkan Keluarga Bustan sama sekali bukanlah hal sulit. Terutama kedekatan Keluarga Bustan dengan Geng Macan Hitam. Ditambah lagi, Keluarga Bustan sendiri memang tidaklah bersih.Itu sebabnya, Tobi tidak perlu buru-buru menangani Keluarga Bustan. Sekalipun dia harus menghadiri pertemuan Sekte Suci selanjutnya.Namun, siapa sangka, Nyonya Tamara terus-menerus mencari masalah. Tampaknya dia sudah bosan hidup.Kalau begitu, dia akan mengabulkan mereka!Ternyata di saat melihat Tobi pergi, Nyonya Tamara sangat kesal. Dia berbalik dan berkata dengan marah, "Thomas, ada apa denganmu? Kamu bahkan nggak bisa menangani bocah kecil seperti itu? Nggak berguna sama sekali!"'Nggak berguna?''Benar, aku nggak berguna!'Biasanya, Thomas masih bisa menahan diri. Namun saat ini, emosinya sudah memuncak dan siap meledak kapan saja.Jika bukan karena Tamara, apalagi berdasarkan kewaspadaanya, apa Thomas akan berakhir seperti ini?"Apa yang k
Baca selengkapnya

Bab 1213

Mendengar pertanyaan ini, mata Thomas langsung memerah. Dia memelototi Nyonya Tamara. Dia barusan menelepon ambulans sendiri. Sesampainya di rumah sakit, apalagi teringat dengan hal ini, dia makin marah.Nyonya Tamara dikejutkan tatapannya. Dia berkata dengan nada lirih dan takut, "Ke ... kenapa kamu memelototiku?"Hasbi juga terlihat tidak senang. Meski dia tahu perkataan istrinya tidak benar sepenuhnya. Bukankah Thomas sudah lumpuh? Apa perlu dia bersikap seperti itu lagi? Hasbi pun bertanya, "Thomas, apa yang kamu lakukan?""Kak, kamu masih belum tahu. Itu semua gara-gara Kak Tamara. Kalau bukan karena Kak Tamara, aku juga nggak perlu bertarung dengan bocah itu, apalagi berakhir seperti ini," jawab Thomas dengan kesal.Namun saat mendengar itu, Hasbi malah memarahinya, "Sembarangan!""Aku sudah tahu masalah pertarunganmu dengan bocah itu. Kamu juga sama. Kenapa mau memaksakan diri? Kalau kamu bersikeras nggak mau bertarung dengannya, bukankah kamu nggak perlu berakhir seperti ini?"
Baca selengkapnya

Bab 1214

"Secara umum, dia memang bukan tandinganku, tapi teknik yang dikeluarkan sangat aneh. Kelihatannya sangat istimewa, tangkas, dan terjadi secara tiba-tiba."Thomas menjelaskan. "Kami terlalu meremehkannya. Kami mengira bisa menangkapnya, tapi serangannya terlalu mendadak. Dalam sekejap, aku langsung dikalahkan.""Begitu rupanya. Pantas saja. Dilihat dari tingkat kekuatan, kamu pasti lebih unggul, tapi kenapa malah kamu yang kalah.""Marva juga demikian. Sebelum sempat memperlihatkan kekuatannya, dia sudah tumbang karena diserang secara diam-diam."Nyonya Tamara termasuk saksi mata dari dua kejadian itu, jadi dia juga ikut menjelaskan. Makin lemah bocah itu, dia makin senang.Hasbi baru memahami segalanya.Seperti dugaannya. Bagaimana mungkin seorang pemuda berusia dua puluhan bisa begitu menakutkan?Sekalipun menjungkirbalikkan dunia, dia juga tidak mungkin bisa mencapai tingkat Guru Besar.Bagi Hasbi yang telah memasuki Kekuatan Transformasi tingkat puncak, menghadapi bocah itu tentu b
Baca selengkapnya

Bab 1215

Kali ini, Thomas benar-benar sudah kecewa. Dia ingin membuat Keluarga Bustan hancur sepenuhnya.Alasan dia merasa Hasbi pasti akan berakhir mati kali ini karena dia baru saja menerima berita yang mengejutkan. Ternyata bocah yang dia lawan itu adalah Raja Naga dari Sekte Naga.Dalam perjalanan menuju rumah sakit barusan, Thomas sempat merasa putus asa dengan hasil pertarungan itu. Namun, dia tiba-tiba menyadari bahwa dirinya sepenuhnya salah.Lawan memilih untuk bertahan bukan karena serangannya yang hebat, tetapi dia tidak menyerang dengan seluruh kekuatannya.Yang paling penting lagi, tak lama setelah sampai di rumah sakit, teman Thomas yang bekerja di kantor polisi meneleponnya.Posisi teman ini tidak terlalu tinggi, tetapi dia kebetulan mendengar percakapan antara Pak Faris dengan Pak Janu. Dia mengetahui rahasia yang mencengangkan.Mereka mengatakan latar belakang Tobi sangat menakutkan. Dia adalah Raja Naga dari Sekte Naga.Begitu tahu bocah itu adalah Raja Naga dari Sekte Naga, T
Baca selengkapnya

Bab 1216

Namun, saat dipikir-pikir lagi, bukankah Bos Hasbi akan segera datang? Keduanya kembali merasa percaya diri dan berkata dengan suara lantang, "Nak, apa yang mau kamu lakukan?"Tobi terdiam dan berkata dengan tenang, "Bukankah kalian yang menyuruhku untuk berhenti?""Ya, me ... memang kami yang menyuruhmu berhenti, tapi kami nggak suruh kamu mendekat."" ...."Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada datar, "Aku nggak mau menyia-nyiakan waktuku di sini." Selesai mengatakan ini, dia berbalik dan berjalan menuju ke arah mobil.Keduanya saling berpandangan. Mana mungkin membiarkan Tobi pergi begitu saja? Begitu selesai memberi isyarat, keduanya serentak maju, kemudian menyerang dari belakang. Yang satunya dari sebelah kiri dan satunya lagi dari sebelah kanan.Jarak mereka dengan Tobi kini makin dekat, tetapi Tobi bahkan tidak menoleh ke belakang sedikit pun.Dalam hati, mereka diam-diam merasa girang. Mungkinkah serangan mereka kali ini akan berhasil? Kalau begitu, bukankah mer
Baca selengkapnya

Bab 1217

"Rahasia?"Perkataan itu membuat Tobi kebingungan. Mungkinkah mereka mengetahui identitas Raja Naga? Jika mereka mengetahui identitasnya, kenapa mereka masih berani sombong? Sepertinya pendukung mereka cukup kuat."Huh! Kamu masih berpura-pura sampai sekarang!"Nyonya Tamara tampak bangga. Dia memasang senyum sinis. "Bukankah kamu punya teknik rahasia? Kamu gunakan teknik rahasia agar melancarkan serangan secara diam-diam, 'kan? Kalau nggak, bagaimana kamu bisa mengalahkan Marva dan Thomas?""Sekarang, kamu sudah kehilangan kemampuan terbesarmu. Terlebih lagi, kekuatan Kak Hasbi jauh lebih hebat dari yang kamu bayangkan. Jangankan nggak punya kemampuan itu, sekalipun ada, kamu pasti akan mati hari ini."Mendengar itu, barulah Tobi mengerti rahasia yang dia maksud tadi. Tobi tidak kuasa menahan tawa. "Apa ini rahasia yang kamu sebut tadi?""Benar, percuma kalau kamu nggak mengakuinya," kata Nyonya Tamara dengan dinginHasbi melambaikan tangannya dan berkata dengan dingin, "Nak, jangan b
Baca selengkapnya

Bab 1218

Tanpa perlu pergerakan besar, Tobi bisa dengan mudah menaklukkan tiga pengawal yang masih berada di tingkat puncak Kekuatan Terang itu. Mereka bahkan belum menembus Kekuatan Gelap.Tak butuh waktu lama, ketiganya sudah terbaring di bawah dan menjerit kesakitan. Mereka tampak bingung.Nyonya Tamara tampak tertekan. Dia sudah menduga ketiga pengawal ini tidak mungkin bisa menang. Bukankah ini hanya membuat harga diri bocah itu makin tinggi? Tamara pun buru-buru berkata, "Kak Hasbi, bocah ini memang nggak sehebat kamu, tapi kemampuannya lumayan bagus. Sepertinya kamu harus turun tangan sendiri.""Aku tahu!"Hasbi sedikit tertekan. Ketiga anak buahnya gagal menguji kedalaman kekuatan yang dimiliki Tobi. Hal ini tentu membuatnya merasa kurang yakin.Tobi terkekeh dan berkata dengan nada mengejek, "Kenapa? Masih belum siap? Bagaimana kalau kamu panggil beberapa orang lagi ke sini agar bisa menguji kekuatan yang kumiliki?""Arogan!""Menghadapi bocah sepertimu, apa aku perlu menguji kekuatanm
Baca selengkapnya

Bab 1219

Namun, di saat semua orang mengira Hasbi akan menang, Tobi hanya menggelengkan kepalanya, kemudian mengangkat tangan kanannya, dan bergerak maju dengan santai.Terlihat gampang sekali. Tobi berhasil menangkap serangan Hasbi hanya dalam satu gerakan.Detik sebelumnya, Hasbi masih tergelak. Siapa sangka, tangannya kini malah ditangkap oleh lawan. Yang lebih menakutkan lagi, kekuatan di tangannya telah lenyap begitu saja.Ba ... bagaimana bisa jadi seperti ini?Kemudian dia mendapati tubuhnya kini telah berada di luar kendalinya. Dia diseret oleh Tobi, kemudian dihempaskan ke bawah dengan keras.Argh!Hasbi tidak tahan lagi dan langsung mengeluarkan suara lengkingan. Kali ini, nyeri hebat menyebar ke seluruh tubuhnya. Bahkan, sekujur tubuhnya ikut berguncang.Padahal berdasarkan kekuatannya, biasanya Hasbi masih bisa menahan rasa sakit. Namun kali ini, sungguh tidak tertahankan lagi.Nyonya Tamara terpana.Ke ... kenapa bisa jadi seperti ini?Anak buah yang mengikuti mereka juga tercengan
Baca selengkapnya

Bab 1220

Ini semua juga sepenuhnya menegaskan satu hal. Hasbi telah dikalahkan, apalagi pusat energinya juga telah dihancurkan.Wajah Nyonya Tamara juga berubah pucat. Ada sorot keterkejutan dan ketakutan di matanya. Dia terkulai lemas. Saat ini, dia baru mengerti bahwa suaminya telah digulingkan.Karena hasutannya, suaminya kini telah menjadi orang yang tidak bergunaSetelah beberapa saat, barulah Hasbi kembali tenang. Dia kemudian bertanya dengan waswas, "Siapa kamu sebenarnya?""Jangan pedulikan siapa aku. Yang penting, sisa 18 triliun itu harus dibayar sekarang." Tobi berkata dengan ringan, "Istrimu nggak bisa mengeluarkannya, tapi kamu seharusnya bisa, 'kan?"Wajah Hasbi berubah muram. Energi sejatinya terbuang sia-sia. Teringat akan hal ini, dia makin membenci Tobi. Dia berkata dengan dingin, "Aku nggak akan beri kamu uang itu.""Oh, sepertinya kamu nggak peduli sama nyawa istrimu?""Kak Hasbi ...."Nyonya Tamara langsung panik. Uang habis masih bisa dicari. Namun, nyawa berbeda. Dia tida
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
120121122123124
...
167
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status