Dilihat dari banyaknya informasi yang diterima saat ini, menghancurkan Keluarga Bustan sama sekali bukanlah hal sulit. Terutama kedekatan Keluarga Bustan dengan Geng Macan Hitam. Ditambah lagi, Keluarga Bustan sendiri memang tidaklah bersih.Itu sebabnya, Tobi tidak perlu buru-buru menangani Keluarga Bustan. Sekalipun dia harus menghadiri pertemuan Sekte Suci selanjutnya.Namun, siapa sangka, Nyonya Tamara terus-menerus mencari masalah. Tampaknya dia sudah bosan hidup.Kalau begitu, dia akan mengabulkan mereka!Ternyata di saat melihat Tobi pergi, Nyonya Tamara sangat kesal. Dia berbalik dan berkata dengan marah, "Thomas, ada apa denganmu? Kamu bahkan nggak bisa menangani bocah kecil seperti itu? Nggak berguna sama sekali!"'Nggak berguna?''Benar, aku nggak berguna!'Biasanya, Thomas masih bisa menahan diri. Namun saat ini, emosinya sudah memuncak dan siap meledak kapan saja.Jika bukan karena Tamara, apalagi berdasarkan kewaspadaanya, apa Thomas akan berakhir seperti ini?"Apa yang k
Mendengar pertanyaan ini, mata Thomas langsung memerah. Dia memelototi Nyonya Tamara. Dia barusan menelepon ambulans sendiri. Sesampainya di rumah sakit, apalagi teringat dengan hal ini, dia makin marah.Nyonya Tamara dikejutkan tatapannya. Dia berkata dengan nada lirih dan takut, "Ke ... kenapa kamu memelototiku?"Hasbi juga terlihat tidak senang. Meski dia tahu perkataan istrinya tidak benar sepenuhnya. Bukankah Thomas sudah lumpuh? Apa perlu dia bersikap seperti itu lagi? Hasbi pun bertanya, "Thomas, apa yang kamu lakukan?""Kak, kamu masih belum tahu. Itu semua gara-gara Kak Tamara. Kalau bukan karena Kak Tamara, aku juga nggak perlu bertarung dengan bocah itu, apalagi berakhir seperti ini," jawab Thomas dengan kesal.Namun saat mendengar itu, Hasbi malah memarahinya, "Sembarangan!""Aku sudah tahu masalah pertarunganmu dengan bocah itu. Kamu juga sama. Kenapa mau memaksakan diri? Kalau kamu bersikeras nggak mau bertarung dengannya, bukankah kamu nggak perlu berakhir seperti ini?"
"Secara umum, dia memang bukan tandinganku, tapi teknik yang dikeluarkan sangat aneh. Kelihatannya sangat istimewa, tangkas, dan terjadi secara tiba-tiba."Thomas menjelaskan. "Kami terlalu meremehkannya. Kami mengira bisa menangkapnya, tapi serangannya terlalu mendadak. Dalam sekejap, aku langsung dikalahkan.""Begitu rupanya. Pantas saja. Dilihat dari tingkat kekuatan, kamu pasti lebih unggul, tapi kenapa malah kamu yang kalah.""Marva juga demikian. Sebelum sempat memperlihatkan kekuatannya, dia sudah tumbang karena diserang secara diam-diam."Nyonya Tamara termasuk saksi mata dari dua kejadian itu, jadi dia juga ikut menjelaskan. Makin lemah bocah itu, dia makin senang.Hasbi baru memahami segalanya.Seperti dugaannya. Bagaimana mungkin seorang pemuda berusia dua puluhan bisa begitu menakutkan?Sekalipun menjungkirbalikkan dunia, dia juga tidak mungkin bisa mencapai tingkat Guru Besar.Bagi Hasbi yang telah memasuki Kekuatan Transformasi tingkat puncak, menghadapi bocah itu tentu b
Kali ini, Thomas benar-benar sudah kecewa. Dia ingin membuat Keluarga Bustan hancur sepenuhnya.Alasan dia merasa Hasbi pasti akan berakhir mati kali ini karena dia baru saja menerima berita yang mengejutkan. Ternyata bocah yang dia lawan itu adalah Raja Naga dari Sekte Naga.Dalam perjalanan menuju rumah sakit barusan, Thomas sempat merasa putus asa dengan hasil pertarungan itu. Namun, dia tiba-tiba menyadari bahwa dirinya sepenuhnya salah.Lawan memilih untuk bertahan bukan karena serangannya yang hebat, tetapi dia tidak menyerang dengan seluruh kekuatannya.Yang paling penting lagi, tak lama setelah sampai di rumah sakit, teman Thomas yang bekerja di kantor polisi meneleponnya.Posisi teman ini tidak terlalu tinggi, tetapi dia kebetulan mendengar percakapan antara Pak Faris dengan Pak Janu. Dia mengetahui rahasia yang mencengangkan.Mereka mengatakan latar belakang Tobi sangat menakutkan. Dia adalah Raja Naga dari Sekte Naga.Begitu tahu bocah itu adalah Raja Naga dari Sekte Naga, T
Namun, saat dipikir-pikir lagi, bukankah Bos Hasbi akan segera datang? Keduanya kembali merasa percaya diri dan berkata dengan suara lantang, "Nak, apa yang mau kamu lakukan?"Tobi terdiam dan berkata dengan tenang, "Bukankah kalian yang menyuruhku untuk berhenti?""Ya, me ... memang kami yang menyuruhmu berhenti, tapi kami nggak suruh kamu mendekat."" ...."Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada datar, "Aku nggak mau menyia-nyiakan waktuku di sini." Selesai mengatakan ini, dia berbalik dan berjalan menuju ke arah mobil.Keduanya saling berpandangan. Mana mungkin membiarkan Tobi pergi begitu saja? Begitu selesai memberi isyarat, keduanya serentak maju, kemudian menyerang dari belakang. Yang satunya dari sebelah kiri dan satunya lagi dari sebelah kanan.Jarak mereka dengan Tobi kini makin dekat, tetapi Tobi bahkan tidak menoleh ke belakang sedikit pun.Dalam hati, mereka diam-diam merasa girang. Mungkinkah serangan mereka kali ini akan berhasil? Kalau begitu, bukankah mer
"Rahasia?"Perkataan itu membuat Tobi kebingungan. Mungkinkah mereka mengetahui identitas Raja Naga? Jika mereka mengetahui identitasnya, kenapa mereka masih berani sombong? Sepertinya pendukung mereka cukup kuat."Huh! Kamu masih berpura-pura sampai sekarang!"Nyonya Tamara tampak bangga. Dia memasang senyum sinis. "Bukankah kamu punya teknik rahasia? Kamu gunakan teknik rahasia agar melancarkan serangan secara diam-diam, 'kan? Kalau nggak, bagaimana kamu bisa mengalahkan Marva dan Thomas?""Sekarang, kamu sudah kehilangan kemampuan terbesarmu. Terlebih lagi, kekuatan Kak Hasbi jauh lebih hebat dari yang kamu bayangkan. Jangankan nggak punya kemampuan itu, sekalipun ada, kamu pasti akan mati hari ini."Mendengar itu, barulah Tobi mengerti rahasia yang dia maksud tadi. Tobi tidak kuasa menahan tawa. "Apa ini rahasia yang kamu sebut tadi?""Benar, percuma kalau kamu nggak mengakuinya," kata Nyonya Tamara dengan dinginHasbi melambaikan tangannya dan berkata dengan dingin, "Nak, jangan b
Tanpa perlu pergerakan besar, Tobi bisa dengan mudah menaklukkan tiga pengawal yang masih berada di tingkat puncak Kekuatan Terang itu. Mereka bahkan belum menembus Kekuatan Gelap.Tak butuh waktu lama, ketiganya sudah terbaring di bawah dan menjerit kesakitan. Mereka tampak bingung.Nyonya Tamara tampak tertekan. Dia sudah menduga ketiga pengawal ini tidak mungkin bisa menang. Bukankah ini hanya membuat harga diri bocah itu makin tinggi? Tamara pun buru-buru berkata, "Kak Hasbi, bocah ini memang nggak sehebat kamu, tapi kemampuannya lumayan bagus. Sepertinya kamu harus turun tangan sendiri.""Aku tahu!"Hasbi sedikit tertekan. Ketiga anak buahnya gagal menguji kedalaman kekuatan yang dimiliki Tobi. Hal ini tentu membuatnya merasa kurang yakin.Tobi terkekeh dan berkata dengan nada mengejek, "Kenapa? Masih belum siap? Bagaimana kalau kamu panggil beberapa orang lagi ke sini agar bisa menguji kekuatan yang kumiliki?""Arogan!""Menghadapi bocah sepertimu, apa aku perlu menguji kekuatanm
Namun, di saat semua orang mengira Hasbi akan menang, Tobi hanya menggelengkan kepalanya, kemudian mengangkat tangan kanannya, dan bergerak maju dengan santai.Terlihat gampang sekali. Tobi berhasil menangkap serangan Hasbi hanya dalam satu gerakan.Detik sebelumnya, Hasbi masih tergelak. Siapa sangka, tangannya kini malah ditangkap oleh lawan. Yang lebih menakutkan lagi, kekuatan di tangannya telah lenyap begitu saja.Ba ... bagaimana bisa jadi seperti ini?Kemudian dia mendapati tubuhnya kini telah berada di luar kendalinya. Dia diseret oleh Tobi, kemudian dihempaskan ke bawah dengan keras.Argh!Hasbi tidak tahan lagi dan langsung mengeluarkan suara lengkingan. Kali ini, nyeri hebat menyebar ke seluruh tubuhnya. Bahkan, sekujur tubuhnya ikut berguncang.Padahal berdasarkan kekuatannya, biasanya Hasbi masih bisa menahan rasa sakit. Namun kali ini, sungguh tidak tertahankan lagi.Nyonya Tamara terpana.Ke ... kenapa bisa jadi seperti ini?Anak buah yang mengikuti mereka juga tercengan
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K