Semua Bab Raja Naga Meninggalkan Gunung: Bab 1191 - Bab 1200

1206 Bab

Bab 1191

Sesampainya di kamar, Helia tampak ragu-ragu dan berkata, "Tuan Tobi, saya tahu Anda sangat hebat. Tapi demi menghindari hal-hal yang nggak diperlukan, sebaiknya saya pergi ke rumah sakit saja.""Kenapa?" tanya Tobi."Kalau berobat ke rumah sakit, dokter akan memeriksa luka saya dan juga membuktikan kalau saya memang dilukai oleh mereka. Anda hanya terpaksa membalas dendam saja. Kalau nggak, pihak polisi sana mungkin nggak akan memihak Anda nantinya," terang Helia.Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sekalipun bisa membuktikan kamu terluka, kita juga nggak bisa mengelak jika dibawa ke kantor polisi. Hanya saja, mereka harus bertanggung jawab saja.""Jadi ....""Jangan khawatir. Lantaran aku berani melawan mereka, itu juga membuktikan bahwa aku nggak takut mereka balas dendam.""Kalau begitu, aku rasa Nyonya Tamara sana juga nggak akan menyerah begitu saja. Meski mereka nggak sehebat Tuan Tobi, mereka juga termasuk salah satu dari empat keluarga besar di Doma. Mereka punya pengar
Baca selengkapnya

Bab 1192

"Apa pun yang terjadi, hal seperti ini nggak boleh terjadi lagi. Berbahaya sekali. Nanti, aku akan atur orang untuk melindungi kalian."Tobi berpikir sejenak dan memutuskan untuk mencari orang untuk melindungi Fiona. Setelah mereka menjadi lebih kuat, barulah tidak perlu dilindungi lagi.Selain itu, Kristin, yang memiliki hubungan baik dengannya, Tobi juga telah mengutus ahli bela diri untuk menjaga mereka secara diam-diam. Sebaliknya, Jessi dan Laurin sendiri kini telah memiliki kekuatan setingkat Guru Besar, jadi tentu saja mereka tidak perlu dilindungi lagi.Tobi juga menempatkan lebih dari satu ahli bela diri wanita di samping Widia. Hanya saja, Widia sendiri tidak mengetahui hal ini sama sekali.Dia tentu harus melindungi istrinya dengan baik.Setelah selesai mengatur semuanya, barulah Tobi berlalu dari sana.Sekarang sudah hampir tengah hari. Tobi menelepon Clara, sekretarisnya Widia, dan bertanya apa Widia menyuruh Clara memesan makanan siang dari luar?Sesuai dugaannya, memang
Baca selengkapnya

Bab 1193

"Kenapa masih berdiri di sana? Kamu kira aku nggak berani memecatmu?" tanya Yesa dengan ketus. Dia beranggapan bahwa Helen terlalu memandang tinggi dirinya sendiri."Bukan!"Helen berusaha keras mengendalikan emosinya dan menjawab, "Bahan ini nggak bisa dibeli.""Nggak bisa dibeli? Jadi, sebelumnya datang dari mana?" tanya Yesa."Sebelumnya Pak Yudistira yang sediakan untuk kami.""Pak Yudistira? Yang mana?" tanya Yesa dengan bingung."Tobi Yudistira!""Apa? Kamu bilang dia?"Yesa mengerutkan kening dan berkata dengan marah, "Mengapa dia yang sediakan untuk kita? Apa kita nggak bisa beli sendiri?""Nggak. Karena itu hasil racikannya sendiri. Waktu itu karena takut produk kita ditiru, jadi hanya dia yang bisa meracik," jelas Helen."Apa? Masih ada hal seperti itu? Sialan! Menurutku, dia bukan takut dicuri, tapi sengaja membuat kita terjebak," kata Yesa dengan geram.Namun, Yesa kembali menambahkan, "Sudah lewat begitu lama, apa kalian masih belum temukan metode alternatif? Atau biarkan
Baca selengkapnya

Bab 1194

"Arogan sekali!" gumam Widia, tetapi hatinya senang sekali.Apalagi, saat melihat hidangan lezat yang ditaruh di hadapannya. Semuanya disajikan di atas piring dan tampak begitu menggugah selera. Tidak seperti makanan pesan antar yang biasanya dibungkus dalam kotak.Selain itu, semuanya makanan favoritnya. Menyadari hal itu, Widia makin bahagia.Clara yang berada di samping pun menimpali, "Bu Widia, Tuan Tobi begitu perhatian sama kamu.""Istri sendiri tentu harus disayang," kata Tobi sambil tersenyum."Cih!"Wajah Widia memerah. Dia kemudian berkata, "Clara, kamu juga duduk dan makan bersama.""Jangan. Tuan Tobi membelikan ini semua khusus untukmu." Clara langsung menggelengkan kepalanya."Nggak apa-apa. Lagian ada banyak. Kami berdua juga nggak bisa habisin""Lebih baik nggak, deh. Hidangan ini kelihatannya mahal sekali.""Mahal juga buat dimakan, 'kan? Duduklah dan makan bersama kami." Akhirnya, Tobi angkat bicara juga.Setelah mendengar perkataan Tobi, Clara baru berani duduk. Melih
Baca selengkapnya

Bab 1195

Menyadari ekspresi Widia yang terlihat aneh, Clara tertegun sejenak. Ada sesuatu yang tidak dia pahami. Bukankah kebenaran telah terungkap? Seharusnya ini hal yang patut mereka rayakan, 'kan?Namun, dilihat tampang Widia sekarang, sepertinya dia tidak senang sama sekali.Clara menundukkan kepalanya dan membaca pengumuman itu lebih lanjut lagi. Saat melihat nama Yesa, barulah dia mengerti alasannya.Tak disangka, pelakunya adalah ibunya Widia."Kamu keluar dulu."Tobi melambaikan tangannya, memberi isyarat kepada Clara agar meninggalkan ruangan itu.Clara mengangguk. Dia diam-diam menyesali perbuatannya.Mungkin dia tidak seharusnya begitu impulsif dan memberi tahu Bu Widia kenyataan ini.Setelah Clara pergi, Tobi baru berjalan mendekati Widia dan mmemeluknya dengan lembut. "Widia!"Mata Widia tampak berkaca-kaca. Dia benar-benar sedih kali ini. Dia sulit menerima kenyataan itu. Dia bergumam, "Tobi, kamu sudah tahu hal ini, 'kan?"Widia teringat saat Clara mengatakan kabar ini barusan,
Baca selengkapnya

Bab 1196

Yesa diam-diam merasa bangga. Meski dirinya tidak bisa menangani Tobi, dia masih tahu cara mengendalikan putrinya. "Begini, penjualan Kosmetik Botanika sangat tinggi akhir-akhir ini, tapi salah satu formulanya ada di tangan Tobi.""Memang benar cara ini sangat bagus dan bisa menghindari produk kita ditiru. Sebelumnya mungkin nggak ada masalah, karena kalian masih berada di perusahaan. Tapi sekarang setelah kalian pergi, ini agak merepotkan.""Bisakah kamu minta Tobi memberikan formula kosmetiknya kepada perusahaan?"Yesa memang licik. Dia sengaja menekankan kata 'perusahaan' di sini, bukan untuk dirinya. Yang berarti dia melakukan semua ini demi perusahaan dan juga Keluarga Lianto.Begitu mendengar itu, Widia merasa aneh. Bukankah ibunya mau minta maaf kepadanya? Kenapa malah mengatakan hal ini? Dia pun bertanya, "Bu, selain ini, apa kamu nggak punya hal lain yang perlu dijelaskan kepadaku?"Yesa tidak senang mendengar jawaban itu. Apa maksud perkataan putrinya? Apa dia sedang mengubah
Baca selengkapnya

Bab 1197

Yesa telah bertekad bulat. Asalkan tidak mengakui perbuatannya, dia pasti bisa lolos dari masalah ini. Sekalipun hasil penyelidikan sudah keluar, dia masih bisa berkelit, 'kan?Begitu mendengar penjelasan ibunya yang terdengar masuk akal, Widia mulai curiga. Dari awal, dia beranggapan bahwa itu bukan ulah ibunya, karena sangat tidak masuk akal dan tidak beralasan.Hal ini membuat Widia tidak tahu harus bagaimana menanggapinya.Tobi sama sekali tidak memercayai perkataan Yesa. "Bibi, aku akan beri kamu satu kesempatan terakhir. Asalkan kamu menjelaskan masalah ini dan mengatakan alasan kamu mencelakai Widia, aku akan beri formula kosmetik kepadamu!""Sungguh bukan aku yang melakukannya!""Tobi, kamu sudah salah paham kepadaku!"Nada bicara Yesa mendadak berubah sedih. "Aku tahu kamu salah paham karena perlakuanku sebelumnya. Tapi aku juga melakukan semua itu demi Widia. Aku hanya ingin dia menikah dengan keluarga yang baik.""Tapi sekarang Bibi tahu kamu sangat baik. Widia pasti akan ba
Baca selengkapnya

Bab 1198

Apalagi, ke depannya masih ada tindakan selanjutnya lagi."Kenapa kamu bilang begitu? Ibuku memang sombong dan egois. Dia hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi masalah ini sama sekali nggak memberinya keuntungan apa pun dan kedengarannya nggak masuk akal kali."Widia masih terus membantah. Dia percaya dengan Tobi, tetapi dia kesulitan menerima kenyataan ini."Mungkin juga, tapi kamu akan segera mengetahui kebenarannya. Mempublikasikan masalah ini hanya langkah pertama. Selanjutnya, ibumu akan diselidiki dan kemungkinan besar akan dijatuhi hukuman penjara.""Apa!"Widia terkejut. Kemudian bertanya dengan cemas, "Mengapa sampai masuk penjara? Ini ....""Jangan khawatir!"Tobi buru-buru menghiburnya. "Kasus seperti ini biasanya akan diberi hukuman penjara, tapi kalau ibumu memperoleh pengampunan dari korban dan memberikan kompensasi yang sesuai, dia mungkin akan baik-baik saja.""Maksudmu, asalkan aku memaafkan, ibuku akan baik-baik saja?""Ya, aku sudah mencari tahu. Karena ini pertama
Baca selengkapnya

Bab 1199

Otak Damar berputar cepat dan langsung bisa menebak dengan tepat.Jika Raja Naga benar-benar ingin mereka terus mendukung Keluarga Lianto, dia hanya perlu menyuruh mereka lanjut saja. Namun, kenyataannya dia malah hanya menjawab dengan kata "terserah" saja.Terlihat jelas, dia tidak ingin mereka lanjut melakukan hal itu.Namun, mengingat hubungan Raja Naga dengan Widia, jelas tidak leluasa baginya untuk mengatakan hal ini secara langsung. Itu sebabnya, dia hanya bisa menjawab dengan cara halus seperti ini.Bahkan, Raja Naga mungkin berharap mereka bisa menekan Grup Lianto.Namun, ini semua hanya tebakan Damar belaka. Sebelum memastikannya, dia juga tidak berani melakukannya. Bagaimanapun juga, Widia dan ibunya masih termasuk satu keluarga. Andai mereka berdamai dan tidak ingin Damar melakukan hal itu, bukankah dia yang bernasib sial nantinya?Hanya saja, apa pun yang terjadi, ada bagusnya mereka tidak memberi bantuan dalam masalah ini.Memikirkan semua ini, Damar segera memberi tahu re
Baca selengkapnya

Bab 1200

Hal ini sempat membuat Widia ragu. Apa dia harus memberikan formula kepada ibunya?Tobi memang telah menyerahkan masalah formula kepada Widia. Wanita itu boleh mengambil keputusan sendiri. Namun, Widia sebenarnya memahami apa yang dipikirkan Tobi. Pria itu berharap dirinya tidak memberikan formula itu sekarang.Tobi lebih ingin dia menunggu sampai kebenaran terungkap.Melihat Widia masih terdiam dan sepertinya enggan, Yesa kembali melanjutkan. "Selain itu, Widia, kamu harusnya pikirkan baik-baik dan lebih perhatikan Keluarga Lianto lagi.""Bu, apa maksudmu?""Bukan apa-apa. Hanya tebakan kecil saja. Kita bilang Tobi saja. Dia memang sangat kuat dan punya pengaruh besar.""Tapi, formula kosmetik ada di tangannya sekarang dan dia enggan melepaskannya. Aku rasa dia sengaja melakukannya. Mungkin dia ingin mengekangmu.""Ini juga karena kamu nggak berada di perusahaan lagi sekarang. Kalau nggak, sekalipun kamu masih di perusahaan, dia juga nggak akan melepaskan formula itu begitu saja."Beg
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
116117118119120121
DMCA.com Protection Status